26 Agustus 2024

Domestik

Sepekan terakhir IHSG mengalami penguatan sebesar 1,51% didorong oleh sektor bahan konsumen siklikal dan sektor industri yang masing-masing menyumbang 4,72% dan 3,92% terhadap indeks. Investor asing juga melakukan aksi beli sebesar Rp6,27 triliun yang didominasi oleh pembelian pada saham BBRI, BBCA, BMRI, ASII dan TLKM.

Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga seperti yang diharapkan, tetapi menunjukkan sikap yang lebih dovish dengan mengantisipasi penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada kuartal keempat tahun ini. BI fokus pada stabilitas Rupiah dan bersiap untuk memangkas suku bunga lebih lanjut. Imbal hasil Surat Berharga Negara Indonesia (SRBI) masih tinggi tetapi diperkirakan akan turun secara bertahap. Di pasar domestik, IHSG mencapai titik tertinggi minggu ini didorong oleh arus masuk asing. Ekuitas Indonesia menerima arus masuk bersih asing sekitar Rp6,27 triliun, sementara Obligasi Pemerintah menerima arus masuk bersih sekitar Rp25,79 triliun. Investor global mulai mencari aset lebih berisiko di pasar berkembang, termasuk Indonesia, didorong oleh ekspektasi soft landing AS dan penurunan suku bunga yang diantisipasi. IHSG didorong oleh saham-saham tertentu yang tidak terwakili dalam indeks utama lainnya seperti LQ45, IDX30, dan IDX80. Secara historis, arus masuk asing ke ekuitas Indonesia meningkat ketika Fed mulai menurunkan suku bunga, dan potensi arus masuk asing yang lebih besar masih ada. Obligasi Indonesia juga tetap menarik karena imbal hasil mulai turun di seluruh kurva.

Amerika

Data Non-Farm Payroll AS direvisi turun secara signifikan, penurunan terbesar sejak 2009. Data ini juga dirilis terlambat karena indeks S&P 500 menjadi sangat fluktuatif akibat informasi yang tidak akurat beredar di pasar. Indeks PMI gabungan lebih baik dari yang diharapkan, tetapi masih lebih lemah dibandingkan bulan sebelumnya. Data ekonomi AS yang lebih baik, seperti inflasi yang melambat dan pasar tenaga kerja yang lebih kuat, membuat pasar saham AS pulih dari kerugian sejak akhir Juli. Namun, ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga Fed berubah menjadi tiga hingga empat kali tahun ini setelah revisi data penggajian yang mengecewakan. Spread antara imbal hasil Treasury 2 tahun dan 10 tahun melebar kembali ke 0,18%, menunjukkan kurva imbal hasil yang lebih terbalik. Meskipun Indeks Volatilitas mendekati normal, masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa ekonomi AS berada di jalur yang diinginkan karena data pengangguran yang masih berfluktuasi. Pertemuan Jackson Hole menjadi fokus utama untuk mendapatkan pandangan lebih lanjut dari Ketua Fed Powell tentang kebijakan suku bunga ke depan.

Asia Pasifik

Tiongkok menunjukkan pertumbuhan produksi industri tahunan dan penjualan ritel yang lebih kuat dari perkiraan, tetapi masih ada kekhawatiran di sektor properti karena harga perumahan tahunan turun tajam. Tingkat pengangguran di Tiongkok naik menjadi 5,2% pada Juli 2024, sedikit lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 5,1%. Pengangguran di antara penduduk lokal adalah 5,2%, sedangkan pengangguran di penduduk non-lokal naik menjadi 5,1%, dan di sektor pertanian non-lokal mencapai 4,9%. Di 31 kota besar, tingkat pengangguran perkotaan adalah 5,3%. Rata-rata karyawan bekerja 48,7 jam per minggu, dan tingkat pengangguran selama Januari hingga Juli rata-rata turun sedikit dibandingkan tahun sebelumnya.

 

Sumber : Refinitiv

 

 

Data Makro

Kalender Ekonomi

Data Makro Sekarang Sebelumnya
PDB ID 5,05% 5,11%
Inflasi ID 2,13% 2,51%
Suku Bunga ID 6,25% 6,25%
Pengangguran ID 5,45% 5,86%
Neraca Dagang ID $0,47 Bio $2,39 Bio

 

Minggu Ini
Tanggal Indikator Ekonomi Data Konsensus Data Sebelumnya
27 Agustus US – CB Consumer Confidence 100,1 100,3
29 Agustus US – GDP Growth Rate q/q 2nd Est. 2,8% 1,4%
US – Initial Jobless Claim 234k 232k
30 Agustus US – Core PCE Index 2,6% 2,6%
31 Agustus CN – NBS Manufacturing PMI 49,2 49,4

 

Minggu Sebelumnya
Tanggal Indikator Ekonomi Data Aktual Data Konsensus Data Sebelumnya
20 Agustus CN – Interest Rate 3,85% 3,85% 3,85%
21 Agustus ID – Interest Rate 6,25% 6,25% 6,25%
22 Agustus US – Initial Jobless Claim 232k 225k 227k

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO ASSET CLASS PRODUK INVESTASI KINERJA*
DENOMINASI USD 1 tahun 1 bulan 3 bulan 6 bulan YTD
Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana USD Nusantara -0,85% 2,14% -0,69% -4,37% -0,05%
Fixed Income BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 0,97% 3,08% 1,30% 0,42% 3,21%
Fixed Income BRI Melati Premium Dollar 1,22% 3,72% 0,44% -2,12% 1,52%
Fixed Income Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A 1,04% 2,48% 0,73% 0,48% 4,25%
Fixed Income Schroder USD Bond 1,11% 2,65% 1,13% 0,30% 3,31%
Medium to High Develop Market Equity Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar  -3,01% 5,00% 8,43% 7,89% -
ESG Sharia Equity Batavia Global ESG Sharia Equity USD -1,11% 1,52% 1,91% 1,09% 3,00%
Develop Market Equity BNP Paribas Cakra Sharia Equity USD -0,75% 6,76% 9,10% 11,04% 14,08%
Technology Equity Eastspring Syariah Greater China Equity USD A -6,63% -5,19% 0,16% -5,40% -14,98%
G20 Equity BRI G20 Sharia Equity Dollar -2,73% 4,29% 6,65% 8,26% 11,84%

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO ASSET CLASS PRODUK INVESTASI KINERJA*
DENOMINASI RUPIAH 1 tahun 1 bulan 3 bulan 6 bulan YTD
Low To Medium Fixed Income Batavia Dana Obligasi Ultima 0,60% 1,07% -0,72% -0,60% -1,24%
Fixed Income BNP Paribas Prima II kelas RK1 0,91% 2,66% 0,94% 1,29% 1,80%
Fixed Income Eastspring Investments IDR High Grade Kelas A 0,77% 1,54% 0,08% 0,10% 0,64%
Fixed Income Maybank Dana Obligasi Negara 1,04% 2,19% -1,04% -1,11% -1,57%
Fixed Income Schroder Dana Mantap Plus II 0,93% 2,47% -1,32% -1,00% -3,61%
Medium To High All Cap Equity Allianz Alpha Sector Rotation 3,82% -0,72% -2,52% -1,49% -4,61%
SMC Batavia Disruptive Equity 1,92% -1,71% -5,15% -2,19% -6,69%
Big Cap Equity BNP Paribas Ekuitas 2,94% 0,09% -2,15% -1,20% 0,49%
All Cap Equity Eastspring Investment Alpha Navigator Kelas A 2,62% 0,36% -2,35% -1,76% -3,04%
Big Cap Equity Maybank Dana Ekuitas 1,66% -0,34% -3,48% -0,61% -1,57%
All Cap Equity Schroder Dana Prestasi 2,42% -0,40% -2,40% -1,30% -4,21%
Index Index Harga Saham Gabungan 2,72% 0,30% 0,66% -0,23% 4,68%

*= NAV 31 Juli 2024

Disclaimer

Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia.