(semua persentase yang disajikan adalah dalam basis per tahun kecuali dinyatakan lain)
- Laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) naik 7,0% menjadi Rp809,7 miliar
- Rasio CASA naik menjadi 40,0% dengan pertumbuhan tabungan sebesar 9,9%
- Pendapatan non bunga (BAU) naik 11,0% menjadi Rp1,2 triliun yang sebagian besar berasal dari Global Market, Wealth Management Ritel dan transaksi digital:
- Pendapatan fee Global Market tumbuh lebih dari 100%
- Transaksi keuangan mobile banking tumbuh lebih dari 100%
- Pendapatan fee Bancassurance dan Wealth Management tumbuh 29%
- Laba sebelum pajak Perbankan Syariah meningkat 16,4% menjadi Rp175,2 miliar.
- Total pembiayaan Perbankan Syariah termasuk portofolio Kafalah tumbuh menjadi Rp25,4 triliun.
- Tabungan Perbankan Syariah tumbuh hampir 40%.
- Biaya overhead dikelola secara efektif dengan penurunan 4,6% dibandingkan tahun lalu
- Posisi modal yang kuat dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 22,1% dan total modal sebesar Rp26,4 triliun.
Aplikasi M2U tidak hanya menyediakan layanan pembukaan rekening dengan mudah dan cepat, tetapi juga menyediakan fitur yang nyaman dan tidak rumit seperti QR Pay, proses KYC secara digital untuk pembukaan rekening, channel pembayaran donasi dan fitur menarik lainnya.
Rasio Kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit Ratio (LDR-Bank saja) berada pada tingkat yang sehat sebesar 94,2% sementara Rasio Cakupan Likuiditas/Liquidity Coverage Ratio (LCR-Bank saja) berada pada posisi 152,4% per Juni 2020, jauh melampaui kewajiban minimum sebesar 100%.
Marjin bunga bersih (NIM) naik menjadi sebesar 5,0% per Juni 2020 atau lebih tinggi 18 basis poin dibandingkan dengan 4,8% pada Juni 2019 terutama didukung oleh penurunan biaya dana sebagai hasil dari kedisiplinan dalam penentuan harga (disciplined pricing) dan pengelolaan pendanaan yang lebih baik.
Biaya overhead terkelola dengan efektif yang tercermin dari penuruhan biaya overhead sebesar 4,6% menjadi Rp3,0 triliun per Juni 2020 melalui penerapan inisiatif pengelolaan biaya secara berkelanjutan di seluruh lini bisnis dan unit pendukung yang disertai dengan pengurangan biaya umum dan administrasi sehubungan adanya pengaturan bekerja dari rumah selama pandemi.
Tingkat non-performing loan (NPL) Bank sebesar 5,0% (gross) dan 2,9% (net) pada Juni 2020 dibandingkan dengan 3,1% (gross) dan 1,7% (net) pada Juni 2019. Hal ini disebabkan oleh menurunnya saldo kredit pada Juni 2020 dan penerapan standar akuntansi baru PSAK 71 atau IFRS 9 secara penuh efektif mulai Januari 2020, serta dampak situasi pandemi yang mempengaruhi beberapa nasabah. Bank terus menempuh langkah proaktif untuk membantu nasabah menghadapi tantangan dan fokus pada restrukturisasi kredit untuk menjaga kualitas aset.
Posisi modal Bank tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 22,1% pada Juni 2020 dibandingkan dengan 19,1% pada periode yang sama tahun lalu dan total modal Rp26,4 triliun pada Juni 2020 dibandingkan Rp26,2 triliun pada Juni 2019.
Total pembiayaan perbankan Syariah Bank saat ini termasuk produk pembiayaan Kafalah mulai menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan di tahun 2020. Total pembiayaan perbankan Syariah (termasuk portofolio Kafalah) naik 2,9% menjadi Rp25,4 triliun per Juni 2020. Total aset Perbankan Syariah pada Juni 2020 lebih rendah 10,4% menjadi Rp30,2 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya disebabkan oleh pengurangan aset terkait treasuri.
Perbankan Syariah terus memperkuat proposisi dan memperlihatkan keunggulan kapabilitas di pasar melalui produk yang inovatif seperti fitur hedging baru untuk nasabah korporasi dan komersial serta perlindungan asuransi jiwa dengan prinsip Syariah bagi pemegang rekening tabungan MyArafah.
Dampak pandemi Covid-19 mulai semakin nyata terlihat pada kuartal kedua 2020, dan Bank telah secara seksama memantau asetnya di semua segmen bisnis sementara pada saat yang sama secara proaktif mengikutsertakan debitur untuk menilai dampak tersebut terhadap bisnis mereka. Bank telah menawarkan restrukturisasi atau rescheduling sesuai kebutuhan debitur berdasarkan pada penilaian yang dilakukan. Bank telah melibatkan hampir semua debitur Non-Ritelnya untuk menilai apakah restrukturisasi dan penjadwalan ulang (restructuring & rescheduling/R&R) diperlukan untuk memastikan bahwa mereka tetap dapat menjalankan bisnis secara berkelanjutan dalam periode ini. Bank juga telah menyederhanakan proses dan memfasilitasi debitur ritel untuk mengajukan R&R online melalui email, melalui call center atau website resminya. Hingga saat ini, Bank telah menyetujui pinjaman untuk dilakukan R&R kepada lebih dari 22.000 debitur dengan total pinjaman Rp15,4 triliun.
Bank telah mengambil peran aktif untuk mendukung Pemerintah dalam memerangi wabah virus COVID-19 dengan memberikan donasi Alat Pelindung Diri (APD) ke rumah sakit di seluruh Indonesia dan melakukan program penggalangan donasi massal (crowd sourcing) melalui aplikasi mobile banking M2U untuk membantu mereka yang terkena dampak wabah virus. Bank baru-baru ini juga memperkenalkan Rekening Tabungan yang dilengkapi perlindungan asuransi jiwa Covid-19, sejalan dengan komitmen Bank untuk memprioritaskan keselamatan dan kesehatan nasabah.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, “Terlepas dari kondisi pasar yang kurang kondusif, kami telah berhasil membukukan hasil positif dalam enam bulan pertama 2020. Pencapaian ini mencerminkan kemampuan Bank mengatasi kondisi pasar yang menantang dan mengubahnya menjadi peluang pada layanan perbankan digital serta tetap menjaga pertumbuhan yang baik. Situasi yang menantang ini juga mendorong kami menjadi lebih kreatif dalam melakukan komunikasi dengan para nasabah melalui teknologi. Kami telah mengambil langkah proaktif untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut terhadap portofolio Bank atas pandemi global yang terjadi. Kami senantiasa menjaga kualitas aset Bank melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan pendekatan manajemen risiko yang ketat.”
Presiden Komisaris Maybank Indonesia dan Group President & CEO Maybank, Datuk Abdul Farid Alias mengatakan, “Meskipun hasil positif tetap dapat dibukukan Maybank Indonesia untuk semester pertama 2020, kami tetap waspada terhadap prospek ekonomi jangka menengah mengingat situasi global pandemi COVID-19. Kami akan terus mengejar peluang pertumbuhan secara selektif dan bertanggung jawab dengan tetap menjaga portofolio yang sehat serta melindungi kesejahteraan dan keselamatan karyawan dan nasabah kami. Pandemi telah memperkuat komitmen kami untuk mempercepat rencana transformasi digital kami sehingga kami dapat melayani nasabah kami secara berkelanjutan dengan biaya hemat, termasuk upaya kami untuk senantiasa memastikan pengelolaan biaya dan likuiditas yang efektif. "PT Maybank Indonesia Finance (Maybank Finance) terus mencatat kinerja yang sehat dengan laba sebelum pajak meningkat sebesar 8,1% menjadi Rp247,4 miliar pada semester pertama 2020 meskipun terjadi penurunan total pembiayaan 7,9% selama periode enam bulan pertama 2020. Maybank Finance tetap fokus untuk memastikan pengelolaan aset yang baik dengan tingkat NPL sebesar 0,8% (gross) dan 0,4% (net) per Juni 2020 dibandingkan dengan 0,3% (gross) dan 0,2% (net) pada periode yang sama tahun lalu.
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM)
Di tengah pandemi global yang berdampak signifikan pada industri pembiayaan sepeda motor, WOM berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp72,9 miliar pada Juni 2020 dibandingkan dengan Rp99,1 miliar pada Juni 2019. Penurunan ini terutama disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat sebagai dampak wabah saat ini. Total pembiayaan konsumen WOM (WOM saja) turun 17,3% menjadi Rp6,1 triliun pada Juni 2020 dari Rp7,3 triliun pada tahun sebelumnya. WOM juga menerapkan kriteria yang lebih ketat atas tingkat risiko yang dapat diterima mengingat situasi saat ini. NPL gross WOM meningkat dari 3,0% pada Juni 2019 menjadi 5,6% pada Juni 2020 dan NPL net meningkat dari 0,8% menjadi 2,6%. Sejalan dengan program pemerintah untuk mengurangi dampak pandemi global, WOM telah melakukan restrukturisasi pinjaman untuk lebih dari 54.000 rekening yang berjumlah Rp845 miliar.