15 September 2025

Domestik

Sepekan terakhir IHSG mengalami pelemahan sebesar 0,17% didorong oleh sektor teknologi dan sektor infrastruktur yang masing-masing menyumbang -3,91% dan -2,25% terhadap indeks. Investor asing juga melakukan aksi jual sebesar Rp7,03 triliun dalam sepekan terakhir

Di dalam negeri, Indonesia mencatat pertumbuhan penjualan ritel pada Juli yang lebih cepat dari perkiraan, bahkan menjadi yang tertinggi sejak Maret. Peningkatan ini didorong oleh stimulus pemerintah yang memperkuat daya beli masyarakat. Namun, Indeks keyakinan konsumen pada Agustus justru menurun ke level terendah sejak September 2022, mencerminkan masih adanya kehati-hatian konsumen.

Perkembangan domestik minggu ini juga diwarnai oleh perombakan kabinet yang mengejutkan, di mana Sri Mulyani digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan. Pergantian ini awalnya memicu gejolak pasar dengan penurunan tajam di bursa saham dan kenaikan yield obligasi, terutama tenor panjang. Namun, pasar kembali pulih setelah Purbaya menegaskan bahwa defisit fiskal tetap di bawah batas 3%, yang mengembalikan kepercayaan Investor.

Langkah terbaru Purbaya adalah menyalurkan Rp200 triliun dari cadangan kas pemerintah ke sistem perbankan melalui bank BUMN guna meningkatkan likuiditas. Kebijakan ini diharapkan mendukung pertumbuhan ekonomi melalui efek pengganda sekaligus menambah keyakinan investor. Saat ini, yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun (IndoGB 10Y) berada di kisaran 6,33%, sementara tenor 2 tahun di 5,32%, menunjukkan stabilisasi setelah gejolak awal pekan. Secara keseluruhan, kondisi pasar modal dan politik Indonesia menunjukkan pemulihan signifikan, dengan peluang pertumbuhan lebih lanjut di pasar ekuitas, meski Investor masih disarankan fokus pada saham berkualitas dengan fundamental dan likuiditas yang kuat..

Amerika

Inflasi tahunan di AS tercatat 2,9%, sesuai ekspektasi dan menjadi level tertinggi sejak Januari, menandakan percepatan inflasi. Inflasi inti juga sesuai perkiraan, tetap di level 3,1%, dengan kenaikan utama berasal dari sektor perumahan (shelter) dan layanan kesehatan. Di sisi lain, data Non Farm Payrolls menunjukkan revisi penurunan yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya, menandakan pelemahan pasar tenaga kerja yang lebih dalam. Klaim pengangguran awal (initial jobless claims) melonjak ke level tertinggi sejak Oktober 2021, semakin menegaskan lemahnya kondisi ketenagakerjaan. Dengan data terbaru ini, pasar kini sepenuhnya memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga pada rapat FOMC minggu depan, meskipun ekspektasi terhadap pemangkasan 50 bps semakin meredup sejak awal pekan.

Asia Pasifik

Tiongkok kembali menghadapi tekanan deflasi. Indeks harga konsumen turun lebih dalam dari perkiraan, menandai bulan kelima berturut-turut deflasi sepanjang tahun ini, dengan penurunan terbesar datang dari harga pangan. Namun, neraca perdagangan justru mencatat surplus lebih besar dari ekspektasi, seiring pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor. Kondisi ini menunjukkan tekanan konsumsi domestik masih ada, meski perdagangan eksternal memberi sedikit dorongan positif.

Sumber : Refinitiv

Data Makro

Data Makro Sekarang Sebelumnya
PDB ID 5,12% 4,87%
Inflasi ID 2,31% 2,37%
Suku Bunga ID 5% 5,25%
Pengangguran ID 4,76% 4,91%
Neraca Dagang ID $4,11 Bio $4,3Bio

 

Kalender Ekonomi

Minggu Ini
Tanggal Indikator Ekonomi Data Konsensus Data Sebelumnya
15-Sep CN – Unemployment Rate 5,2% 5,2%
17-Sep EU – Inflation Rate m/m 0,2% 0%
EU – Inflation Rate y/y 2,1% 2%
EU – Core Inflation Rate y/y 2,3% 2,3%
ID – Interest Rate 5% 5%
18-Sep US – Interest Rate 4,25% 4,5%
US – Initial Jobless Claim 240k 263k
19-Sep JP – Inflation Rate m/m 0,2% 0,1%
JP – Inflation Rate y/y 2,8% 3,1%
JP – Core Inflation y/y 2,7% 3,1%
JP – Interest Rate 0,5% 0,5%

 

Minggu Sebelumnya

Tanggal

Indikator Ekonomi

Data Aktual

Data Konsensus

Data Sebelumnya

8-Sep CN – Trade Balance $102,33 Bio $99,22 Bio $98,24 Bio
10-Sep CN – Inflation Rate m/m 0% 0,3% 0,4%
CN – Inflation Rate y/y -0,4% -0,2% 0%
US -  PPI m/m -0,1% 0,3% 0,9%
US -  PPI y/y 2,6% 3,6% 3,3%
11-Sep EU -  Interest Rate 2,15% 2,15% 2,15%
US – Inflation Rate m/m 0,4% 0,3% 0,2%
US – Inflation Rate y/y 2,9% 2,9% 2,7%
US – Core Inflation Rate m/m 0,3% 0,3% 0,3%
US – Core Inflation Rate y/y 3,1% 3,1% 3,1%
US – Initial Jobless Claim 263k 240k 237k

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO ASSET CLASS PRODUK INVESTASI KINERJA*
DENOMINASI USD 1 tahun 1 bulan 3 bulan 6 bulan YTD
Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana USD Nusantara 1,32% 1,74% 1,65% 1,67% -1,75%
Fixed Income BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 0,84% 2,24% 3,11% 5,27% 2,51%
Fixed Income BRI Melati Premium Dollar 1,04% 3,07% 2,97% 5,57% 0,96%
Fixed Income Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A 0,39% -0,02% 0,99% 2,59% 0,12%
Fixed Income Schroder USD Bond 0,75% 2,00% 3,37% 5,38% 3,16%
 
Medium to High Develop Market Equity Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar 1,45% 8,81% 8,23% 4,34% 3,91%
Technology Equity Batavia Technology Sharia Equity -0,76% 10,11% 11,70% 5,01% 11,26%
China Equity BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD RK1 1,94% 12,21% 9,79% 19,70% 37,34%
Develop Market Equity Schroder Global Sharia Equity 2,37% 8,34% 7,23% 6,51% 5,61%
China Equity Eastspring Syariah Greater China Equity USD A 2,44% 13,76% 7,81% 13,70% 23,71%

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO ASSET CLASS PRODUK INVESTASI KINERJA*
DENOMINASI RUPIAH 1 tahun 1 bulan 3 bulan 6 bulan YTD
Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana Obligasi Unggulan Nusantara 1,15% 2,24% 3,13% 4,11% 2,16%
Fixed Income Batavia Dana Obligasi Ultima 0,83% 1,87% 2,53% 3,37% 2,40%
Fixed Income BNP Paribas Prima II Kelas RK1 1,17% 3,11% 4,65% 6,46% 6,06%
Fixed Income Maybank Dana Obligasi Negara 1,09% 2,39% 2,58% 3,42% 0,99%
Fixed Income Manulife Obligasi Unggulan Kelas A 0,66% 1,19% 1,47% 2,00% 0,51%
 
Medium To High Index Fund Allianz SRI-KEHATI Index 3,81% -0,68% 21,74% 3,83% -8,31%
All Cap Equity Batavia Dana Saham Optimal 1,82% 0,58% 12,50% -2,80% -8,21%
Big Cap Equity BNP Paribas Pesona Syariah 1,24% 4,17% 19,28% 4,12% -1,58%
SMC BRI Mawar Fokus 10 -0,82% 4,98% 23,67% 5,01% -4,66%
All Cap Equity Eastspring IDX ESG Leaders Plus Kelas A 5,75% 0,97% 17,48% 6,03% -7,36%
Big Cap Equity Maybank Dana Ekuitas 1,13% -1,16% 7,02% -9,14% -14,63%
SMC Schroder Dana Istimewa 3,51% 6,61% 20,11% 4,06% -4,29%
 
Index Index Harga Saham Gabungan 4,43% 10,82% 26,82% 12,32% 3,83%

*= NAV 28 Agustus 2025

Disclaimer

Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

PT Bank Maybank Indonesia Tbk adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.

PT Bank Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia.