1 September 2025
Sepekan terakhir IHSG mengalami pelemahan sebesar 0,36% didorong oleh sektor non siklikal dan sektor konsumen siklikal yang masing-masing menyumbang -1,98% dan -1,92% terhadap indeks. Investor asing malah melakukan aksi beli sebesar Rp2,33 triliun dalam sepekan terakhir.
Di dalam negeri, ketidakpuasan publik terhadap kelompok politik meningkat tajam pada Jumat lalu, yang langsung tercermin di pasar keuangan. Indeks saham domestik turun signifikan -1,53% dalam sehari, sementara imbal hasil obligasi naik tipis 3–5 bps. Meskipun begitu, sentimen risiko diperkirakan hanya berdampak jangka pendek, bukan perubahan struktural.
Volatilitas ini justru membuka peluang bagi investor untuk melakukan rebalancing portofolio. Saham-saham unggulan dengan likuiditas tinggi ikut tertekan, sehingga dapat menjadi titik masuk yang menarik untuk jangka panjang. Sementara itu, yield obligasi pemerintah tetap melanjutkan tren penurunan setelah keputusan Bank Indonesia memangkas suku bunga. Dengan sinyal adanya potensi pemangkasan lebih lanjut, prospek pasar obligasi domestik tetap positif. Volatilitas jangka pendek di pasar saham dan obligasi dapat dimanfaatkan sebagai momen akumulasi oleh investor.
Pertumbuhan PDB AS yang lebih kuat dari perkiraan ditambah laporan kinerja positif dari perusahaan teknologi besar mendorong bursa saham AS menguat. Meski begitu, imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury yields) masih relatif tinggi. Yield tenor 10 tahun bertahan di atas 4,2%, sementara tenor 2 tahun tetap di atas 3,6%, meski ada tekanan penurunan seiring meningkatnya optimisme pasar.
Dari sisi politik, Presiden Donald Trump kembali menekan The Fed, kali ini dengan upaya untuk memecat Gubernur The Fed, Lisa Cook. Jika hal ini benar-benar terjadi, independensi The Fed akan dipertanyakan, meskipun pasar obligasi global masih tenang dan belum menunjukkan aksi jual besar. Selain itu, kebijakan pengecualian tarif untuk paket kecil di bawah USD800 resmi berakhir. Dampaknya, penerimaan pemerintah akan naik, tetapi inflasi juga berpotensi semakin tertekan. Hal ini sejalan dengan rencana Trump terkait tarif “resiprokal” terhadap mitra dagang AS.
Dalam pertemuan Jackson Hole terakhir, Ketua The Fed Jerome Powell memberi sinyal peluang pemangkasan suku bunga pada rapat FOMC September semakin besar. Fokus kini lebih diarahkan ke data pasar tenaga kerja dengan fleksibilitas terhadap inflasi. Konsensus pasar sejalan dengan nada Powell, di mana probabilitas pemangkasan suku bunga September kini mencapai 85%. Meski begitu, data inflasi PCE inti bulanan (diproyeksi 0,3%) masih berpotensi memberi kejutan yang dapat memengaruhi pergerakan yield obligasi.
Pada Agustus 2025, aktivitas manufaktur Tiongkok masih menunjukkan kontraksi dengan PMI 49,4, sedikit naik dari 49,3 di Juli namun tetap di bawah perkiraan 49,5. Produksi justru tumbuh lebih kuat di 50,8 (tertinggi sejak Maret), dan pesanan baru naik tipis ke 49,5, meski permintaan ekspor terus melemah di 47,2. Kondisi ketenagakerjaan masih lemah di 47,9, sementara waktu pengiriman membaik ke level tertinggi enam bulan di 50,5. Dari sisi biaya, input mencapai level tertinggi sejak Oktober 2024, sementara tekanan penurunan harga jual mulai berkurang. Kepercayaan bisnis meningkat ke 50,5, tertinggi dalam enam bulan, didorong oleh perpanjangan gencatan tarif 90 hari antara AS dan Tiongkok. Secara keseluruhan, sektor manufaktur Tiongkok masih tertekan oleh lemahnya permintaan, terutama dari luar negeri, namun ada tanda-tanda perbaikan pada produksi, pembelian bahan, logistik, dan optimisme pelaku usaha.
Sumber : Refinitiv
Data Makro
Data Makro | Sekarang | Sebelumnya |
---|---|---|
PDB ID | 5,12% | 4,87% |
Inflasi ID | 2,37 | 1,87% |
Suku Bunga ID | 5% | 5,25% |
Pengangguran ID | 4,76% | 4,91% |
Neraca Dagang ID | $4,11 Bio | $4,3Bio |
Kalender Ekonomi
Minggu Ini | |||
---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
1-Sep | CN – Caixin PMI Manufacturing | 49,5 | 49,5 |
ID - Trade Balance | $6 Bio | $4,11 Bio | |
ID – Inflation Rate m/m | 0,1% | 0,3% | |
ID – Inflation Rate y/y | 2,4% | 2,37% | |
ID – Core Inflation Rate y/y | 2,3% | 2,32% | |
4-Sep | US – Initial Jobless Claim | 232k | 229k |
5-Sep | US - Non-Farm Payrolls | 78k | 73k |
US – Unemployment Rate | 4,3% |
4,2% |
Minggu Sebelumnya |
||||
---|---|---|---|---|
Tanggal |
Indikator Ekonomi |
Data Aktual |
Data Konsensus |
Data Sebelumnya |
28-Aug | US - GDP Growth Rate q/q | 3,3% | 3% | -0,5% |
US - Initial Jobless Claim | 229k | 236k | 235k | |
29-Aug | JP – Unemployment Rate | 2,3% | 2,5% | 2,5% |
US – Core PCE Price Index m/m | 0,3% | 0,3% | 0,3% | |
US – Core PCE Price Index y/y | 2,9% | 2,8% | 2,8% | |
31-Aug | CN – NBS Manufacturing PMI | 49,4 | 49,7 | 49,3 |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI USD | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Ashmore Dana USD Nusantara | 1,32% | 1,74% | 1,65% | 1,67% | -1,75% |
Fixed Income | BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 | 0,84% | 2,24% | 3,11% | 5,27% | 2,51% | |
Fixed Income | BRI Melati Premium Dollar | 1,04% | 3,07% | 2,97% | 5,57% | 0,96% | |
Fixed Income | Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A | 0,39% | -0,02% | 0,99% | 2,59% | 0,12% | |
Fixed Income | Schroder USD Bond | 0,75% | 2,00% | 3,37% | 5,38% | 3,16% | |
Medium to High | Develop Market Equity | Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar | 1,45% | 8,81% | 8,23% | 4,34% | 3,91% |
Technology Equity | Batavia Technology Sharia Equity | -0,76% | 10,11% | 11,70% | 5,01% | 11,26% | |
China Equity | BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD RK1 | 1,94% | 12,21% | 9,79% | 19,70% | 37,34% | |
Develop Market Equity | Schroder Global Sharia Equity | 2,37% | 8,34% | 7,23% | 6,51% | 5,61% | |
China Equity | Eastspring Syariah Greater China Equity USD A | 2,44% | 13,76% | 7,81% | 13,70% | 23,71% |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI RUPIAH | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Ashmore Dana Obligasi Unggulan Nusantara | 1,15% | 2,24% | 3,13% | 4,11% | 2,16% |
Fixed Income | Batavia Dana Obligasi Ultima | 0,83% | 1,87% | 2,53% | 3,37% | 2,40% | |
Fixed Income | BNP Paribas Prima II Kelas RK1 | 1,17% | 3,11% | 4,65% | 6,46% | 6,06% | |
Fixed Income | Maybank Dana Obligasi Negara | 1,09% | 2,39% | 2,58% | 3,42% | 0,99% | |
Fixed Income | Manulife Obligasi Unggulan Kelas A | 0,66% | 1,19% | 1,47% | 2,00% | 0,51% | |
Medium To High | Index Fund | Allianz SRI-KEHATI Index | 3,81% | -0,68% | 21,74% | 3,83% | -8,31% |
All Cap Equity | Batavia Dana Saham Optimal | 1,82% | 0,58% | 12,50% | -2,80% | -8,21% | |
Big Cap Equity | BNP Paribas Pesona Syariah | 1,24% | 4,17% | 19,28% | 4,12% | -1,58% | |
SMC | BRI Mawar Fokus 10 | -0,82% | 4,98% | 23,67% | 5,01% | -4,66% | |
All Cap Equity | Eastspring IDX ESG Leaders Plus Kelas A | 5,75% | 0,97% | 17,48% | 6,03% | -7,36% | |
Big Cap Equity | Maybank Dana Ekuitas | 1,13% | -1,16% | 7,02% | -9,14% | -14,63% | |
SMC | Schroder Dana Istimewa | 3,51% | 6,61% | 20,11% | 4,06% | -4,29% | |
Index | Index Harga Saham Gabungan | 4,43% | 10,82% | 26,82% | 12,32% | 3,83% |
*= NAV 28 Agustus 2025
Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia.