4 Agustus 2025
Sepekan terakhir IHSG mengalami pelemahan sebesar 0,08% didorong oleh sektor keuangan dan sektor transportasi yang masing-masing menyumbang -4,70% dan -1,44% terhadap indeks. Investor asing juga melakukan aksi jual sebesar Rp2,84 triliun dalam sepekan terakhir.
Inflasi Indonesia naik lebih tinggi dari perkiraan tetapi masih berada dalam kisaran target Bank Indonesia. Kenaikan terutama didorong oleh harga pangan dan biaya perumahan. Surplus neraca perdagangan melebar lebih besar dari perkiraan karena ekspor meningkat sementara impor menurun. Laporan kinerja keuangan perusahaan menunjukkan sekitar setengah dari emiten besar mencatatkan laba di bawah ekspektasi, namun tidak terjadi koreksi signifikan pada indeks saham domestik. Ini mengindikasikan bahwa pasar telah lebih dulu memperhitungkan pelemahan tersebut. Saham Indonesia masih diperdagangkan di valuasi historis yang murah, dan re-rating diperkirakan akan terjadi ketika kebijakan serta katalis domestik seperti deregulasi dan investasi oleh sovereign wealth fund mulai berjalan, terutama bagi saham-saham kapitalisasi besar yang saat ini diperdagangkan pada P/E sekitar -1,5 SD di bawah rata-rata 10 tahun.
Pekan ini, fokus pasar tertuju pada pertemuan FOMC yang memutuskan untuk mempertahankan suku bunga, sesuai ekspektasi. Nada pernyataan The Fed masih sama, yaitu bergantung pada data dan bersikap hati-hati. Menariknya, dua dari dua belas anggota voting justru memilih untuk memotong suku bunga. Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa pihaknya memerlukan lebih banyak data sebelum mengambil keputusan, terutama karena kondisi ekonomi masih sangat fluktuatif dan ketidakpastian tetap tinggi. Pertemuan FOMC berikutnya dijadwalkan pada pertengahan September, dengan dua set data ketenagakerjaan dan inflasi yang akan dirilis sebelum itu. Powell juga menekankan bahwa dampak tarif terhadap harga konsumen belum sepenuhnya terlihat dan kemungkinan akan memakan waktu untuk terealisasi, sehingga inflasi berpotensi tetap tinggi atau bahkan meningkat. Pasar bereaksi datar dengan yield UST 10Y bertahan di sekitar 4,4%, sementara yield UST 2Y naik tipis menjadi 3,95%. Ekspektasi pemangkasan suku bunga tahun ini masih ada, namun kini pasar memperkirakan hanya satu kali pemangkasan pada Desember, turun dari ekspektasi dua kali di akhir Juni. Hal ini sejalan dengan data inflasi PCE bulan Juni yang naik menjadi 2,6% dan pertumbuhan PDB kuartal II yang lebih kuat dari perkiraan, sehingga kemungkinan pemangkasan pada September berkurang.
China kembali menghadapi tekanan karena data PMI resmi, baik untuk manufaktur maupun non-manufaktur, berada di bawah ekspektasi. Sektor manufaktur mencatat kontraksi selama empat bulan berturut-turut, dipengaruhi oleh lemahnya permintaan domestik. Data menunjukkan bahwa pesanan baru dan penjualan luar negeri mulai melambat, menandakan bahwa lonjakan ekspor sebelum tarif diberlakukan kini sudah mereda.
Bank of Japan mempertahankan suku bunga pada level tertinggi sejak 2008, sesuai ekspektasi pasar. Bank sentral tetap berhati-hati dalam mengambil langkah lanjutan mengingat dinamika kebijakan perdagangan global yang masih tinggi ketidakpastiannya.
Sumber : Refinitiv
Data Makro
Data Makro | Sekarang | Sebelumnya |
---|---|---|
PDB ID | 4,87% | 5,02% |
Inflasi ID | 2,37% | 1,87% |
Suku Bunga ID | 5,25% | 5,50% |
Pengangguran ID | 4,76% | 4,91% |
Neraca Dagang ID | $4,11 Bio | $4,3 Bio |
Kalender Ekonomi
Minggu ini | |||
---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
5-Aug | ID – GDP Growth Rate q/q | 3,7% | -0,98% |
ID – GDP Growth Rate y/y | 4,8% | 4,87% | |
7-Aug | CN – Trade Balance | $103,5 Bio | $114,77 Bio |
US – Initial Jobless Claim | 220k | 218k | |
8-Aug | ID - Consumer Confidence | 118,4 | 117,8 |
9-Aug | CN – Inflation Rate m/m | 0,3% | -0,1% |
CN – Inflation Rate y/y | -0,1% | 0,1% |
Minggu Sebelumnya | |||
---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
30 Juli | EU - GDP Growth Rate q/q | 0% | 0,6% |
EU - GDP Growth Rate y/y | 1,2% | 1,5% | |
US - GDP Growth Rate q/q | 2,5% | 0,5% | |
31 Juli | US – Interest Rate | 4,5% | 4,5% |
CN – NBS Manufacturing PMI | 50,2 | 49,7 | |
JP – Interest Rate | 0,5% | 0,5% | |
EU – Unemployment Rate | 6,3% | 6,3% | |
US – Core PCE m/m | 0,3% | 0,2% | |
US – Core PCE y/y | 2,8% | 2,7% | |
US – Initial Jobless Claim | 220k | 217k | |
1 Agustus | CN – Caixin Manufacturing PMI | 50,8 | 50,4 |
ID - Trade Balance | $4 Bio | $4,3 Bio | |
ID - Inflation Rate m/m | 0% | 0,19% | |
ID - Inflation Rate y/y | 2,1% | 1,87% | |
ID - Core Inflation y/y | 2,4% | 2,37% | |
US - Non Farm Payrolls | 110k | 147k | |
US - Unemployment Rate | 4,2% | 4,1% |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI USD | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Ashmore Dana USD Nusantara | -1,43% | 0,59% | 2,60% | 0,34% | 0,65% |
Fixed Income | BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 | 0,17% | 1,88% | 4,08% | 4,39% | 5,13% | |
Fixed Income | BRI Melati Premium Dollar | 0,21% | 2,25% | 4,28% | 4,49% | 3,39% | |
Fixed Income | Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A | 0,08% | 0,04% | 1,77% | 2,19% | 2,23% | |
Fixed Income | Schroder USD Bond | 0,23% | 1,79% | 3,90% | 4,59% | 5,08% | |
Medium to High | Develop Market Equity | Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar | 4.73% | 6.33% | 0.43% | 0.43% | -1.05% |
Technology Equity | Batavia Technology Sharia Equity | 6.85% | 16.83% | 1.89% | 1.89% | 4.10% | |
China Equity | BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD RK1 | 4.36% | 1.34% | 11.33% | 11.33% | 20.86% | |
Develop Market Equity | Schroder Global Sharia Equity | 2.27% | 5.27% | 0.55% | 0.55% | 0.42% | |
China Equity | Eastspring Syariah Greater China Equity USD A | 5.62% | 1.77% | 5.57% | 5.57% | 4.53% |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI RUPIAH | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Ashmore Dana Obligasi Unggulan Nusantara | 0,73% | 1,71% | 2,27% | 2,93% | 1,82% |
Fixed Income | Batavia Dana Obligasi Ultima | 0,50% | 1,54% | 2,20% | 2,52% | 2,53% | |
Fixed Income | BNP Paribas Prima II Kelas RK1 | 1,01% | 2,81% | 4,64% | 5,22% | 6,64% | |
Fixed Income | Maybank Dana Obligasi Negara | 0,57% | 1,72% | 2,10% | 2,31% | 1,59% | |
Fixed Income | Manulife Obligasi Unggulan Kelas A | 0,31% | 0,86% | 1,11% | 1,33% | 0,57% | |
Medium To High | Index Fund | Allianz SRI-KEHATI Index | 3,23% | 4,66% | 0,20% | 0,03% | -8,06% |
All Cap Equity | Batavia Dana Saham Optimal | 4,49% | 3,15% | -2,41% | -4,54% | -6,51% | |
Big Cap Equity | BNP Paribas Pesona Syariah | 5,86% | 10,51% | 6,49% | 2,85% | -0,07% | |
SMC | BRI Mawar Fokus 10 | 11,05% | 17,62% | 8,59% | 5,88% | -1,73% | |
All Cap Equity | Eastspring Investment Alpha Navigator Kelas A | 4,41% | 5,12% | -2,09% | -4,19% | -6,70% | |
Big Cap Equity | Maybank Dana Ekuitas | 1,31% | 1,65% | -7,77% | -10,15% | -12,47% | |
SMC | Schroder Dana Istimewa | 7,92% | 9,62% | 2,60% | 0,53% | -3,54% | |
Index | Index Harga Saham Gabungan | 10,40% | 13,27% | 6,26% | 7,56% | 4,48% |
*= NAV 28 Juli 2025
Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia.