2 Oktober 2023

Domestik

Sepekan terakhir IHSG mengalami pelemahan sebesar -0,74% didorong oleh sektor kebutuhan dasar dan sektor kesehatan yang masing-masing menyumbang -2,22% dan -1,42% terhadap indeks. Investor asing melakukan aksi jual sebesar -Rp712,20 miliar yang didominasi oleh penjualan pada saham BBRI, BBCA, dan GOTO. Pelemahan ini terjadi selain terkena imbas akan potensi shutdown pemerintah Amerika Serikat, juga karena adanya efek peluncuran bursa karbon pada 26 September sehingga terjadi profit taking di hari tersebut.

Indonesia telah meluncurkan perdagangan di pasar kredit emisi karbon baru dengan tujuan menangani dampak iklim dari sektor ketenagalistrikan yang masih sangat bergantung pada batu bara, sambil berkomitmen untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat. Pemerintah menyatakan bahwa bursa karbon ini diharapkan dapat mempercepat upaya pengurangan emisi dan pada akhirnya memberikan potensi keuntungan ekonomi sebesar Rp3.000 triliun (USD194 miliar).

Penting dicatat bahwa implementasi bursa karbon di Indonesia hanya memakan waktu 8 bulan, yang secara signifikan lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan yang memerlukan waktu 1,5 hingga 2 tahun untuk implementasi serupa.

Dalam perdagangan perdana, telah terjadi 13 transaksi di bursa karbon Indonesia, melibatkan 459.910 ton CO2 ekuivalen yang diperdagangkan. Hal ini menunjukkan adopsi awal yang positif terhadap sistem perdagangan karbon, yang diharapkan akan menjadi instrumen efektif dalam mengatasi masalah emisi di sektor ketenagalistrikan.

Amerika

Baru-baru ini pasar menaruh perhatian lebih besar pada pasokan minyak Amerika karena data terus menunjukkan rendahnya tingkat persediaan di pusat penyimpanan terbesar di Amerika Serikat. Persediaan berada tepat di atas titik terendah pada tahun 2014. Hal ini berarti adanya tekanan kenaikan pada harga karena pasokan semakin langka, yang mulai menyebarkan dampaknya secara global. Berita ini muncul bersamaan dengan dunia yang juga menghadapi ketatnya pasokan karena Arab Saudi dan Rusia mengurangi produksi minyak, sehingga semakin menambah kendala pasokan minyak.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa Amerika Serikat telah membantu memasok minyak ke pasar sebanyak lebih dari 4 juta barel setiap hari. Kini jika pasokan global terus mengetat, Amerika Serikat mungkin tidak akan mampu mempertahankan aliran pasokan ini sendiri. Pasar bersiap menghadapi gelombang inflasi minyak lainnya karena premium pasokan jangka pendek Amerika Serikat berada pada titik tertinggi sejak Juli 2022.

Asia Pasifik

Aktivitas manufaktur di Tiongkok kembali mengalami ekspansi setelah enam bulan, menandakan pemulihan sejumlah sektor ekonomi. Indeks Manufaktur PMI meningkat menjadi 50,2 pada bulan September dari 49,7 pada bulan Agustus, melampaui ekspektasi dan melampaui ambang 50 yang memisahkan antara pertumbuhan dan kontraksi. Selain itu, ukuran aktivitas non-manufaktur, yang mencakup sektor jasa dan konstruksi, naik menjadi 51,7 dari 51 pada bulan Agustus, juga melebihi perkiraan.

Perlu dicatat bahwa indikator terbaru menunjukkan tanda-tanda perbaikan dari perlambatan. Keuntungan industri meningkat pada bulan Agustus untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu tahun, sementara penurunan ekspor mulai mereda, dan pertumbuhan kredit lebih besar dari yang diperkirakan.

Meskipun demikian, prospek ekonomi Tiongkok tetap tidak pasti. Para ekonom mengurangi perkiraan pertumbuhan PDB dalam survei terbaru Bloomberg, dengan target pertumbuhan sekitar 5% untuk tahun ini. Namun, pada pidato peringatan 74 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, Presiden Xi Jinping pada hari Kamis lalu berjanji untuk meningkatkan upaya mencapai target tahunan pembangunan ekonomi dan sosial. Beliau berkomitmen untuk memperkuat kontrol makro ekonomi dan meningkatkan permintaan domestik sebagai bagian dari upaya untuk mendorong "perbaikan berkelanjutan" dalam perekonomian, meskipun tidak merinci langkah-langkah spesifik yang akan diambil.

Sumber : Refinitiv

Data Makro

  Data Makro

Sekarang

Sebelumnya

PDB ID

5,17 %

5,04 %

Inflasi ID

3,27 %

3,08 %

Suku Bunga ID

5,75 %

5,75 %

Pengangguran ID

5,45 %

5,86 %

Neraca Dagang ID

$3,12 Bio

$1,31 Bio

 

Kalender Ekonomi

Minggu Ini

Tanggal

Indikator Ekonomi

Data Konsensus

Data Sebelumnya

1 Oktober

CN - Manufacturing PMI

51,2

51

2 Oktober

US - Manufacturing PMI

47,7

47,6

ID -  Core Inflation y/y

2,08%

2,18%

ID – Inflation Rate m/m

0,14

-0,02%

ID – Inflation Rate y/y

2,2%

3,27%

5 Oktober

US – Initial Jobless Claim

210k

204k

6 Oktober

US – Unemployment Rate

3,7%

3,8%

US – Non-Farm Payrolls

163k

187k

US – Average Hourly Earnings m/m

0,3%

0,2%

US – Average Hourly Earnings y/y

4,3%

4,3%

 

Minggu Sebelumnya

Tanggal

Indikator Ekonomi

Data Aktual

Data Konsensus

Data Sebelumnya

26 September

US – Consumer Confidence

103

105,5

106,1

28 September

US – Initial Jobless Claim

204k

217k

201k

US – Final GDP q/q

2,1%

2,1%

2,2%

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO

ASSET CLASS

PRODUK INVESTASI

KINERJA*

DENOMINASI USD

1 tahun

1 bulan

3 bulan

6 bulan

YTD

Low To Medium

Fixed Income

Ashmore Dana USD Nusantara

1,87%

-0,11%

-2,78%

0,76%

0,25%

Fixed Income

BNP Paribas Prima USD Kelas RK1

1,55%

0,02%

-0,72%

1,93%

1,29%

Fixed Income

Danareksa Melati Premium Dollar

0,75%

0,22%

-1,23%

1,55%

0,67%

Medium to High

Local Equity

Ashmore Dana USD Equity Nusantara

-6,63%

0,71%

1,68%

5,45%

9,62%

Global Equity

Batavia Global ESG Sharia Equity USD

15,92%

-0,36%

5,01%

7,26%

11,79%

Develop Market Equity

BNP Paribas Cakra Syariah USD RK1

15,32%

0,66%

3,98%

10,46%

16,77%

G20 Equity

Danareksa G20 Sharia Equity Dollar

16,36%

-0,48%

5,86%

4,74%

9,46%

Develop Market Equity

Manulife Saham Syariah Global Dividen Dolar AS

6,84%

-2,90%

-0,15%

2,76%

6,34%

 

PROFIL RISIKO

ASSET CLASS

PRODUK INVESTASI

KINERJA*

DENOMINASI RUPIAH

1 tahun

1 bulan

3 bulan

6 bulan

YTD

Low

Money Market

Maybank Dana Pasar Uang

3,54%

0,33%

1,07%

2,00%

2,60%

Money Market

Manulife Dana Kas II Kelas A

3,12%

0,29%

0,96%

1,83%

2,37%

Low To Medium

Fixed Income

Ashmore Dana Obligasi Nusantara

2,65%

0,08%

-1,89%

2,20%

0,43%

Fixed Income

Eastspring Investments IDR High Grade Kelas A

8,72%

-0,07

0,83%

4,37%

5,16%

Fixed Income

Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A

8,11%

-0,15%

1,07%

4,85%

5,90%

Fixed Income

Maybank Dana Obligasi Negara

7,82%

-0,19%

0,47%

4,53%

5,12%

Medium To High

Index Equity

Allianz SRI-Kehati Index

7,20%

-0,89%

2,27%

9,50%

9,48%

Tematic Equity

Batavia Disruptive Equity

6,07%

1,20%

4,73%

7,83%

9,69%

Big Cap Equity

BNP Paribas Ekuitas

5,25%

-0,04%

3,13%

6,15%

7,14%

All Cap Equity

Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A

4,82%

1,00%

4,63%

8,11%

7,40%

All Cap Equity

Schroder Dana Prestasi

10,29%

0,50%

4,02%

5,08%

6,88%

Index

Index Harga Saham Gabungan

-2,45%

1,32%

5,19%

1,94%

1,85%

*= NAV 1 September 2023

Disclaimer

Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.

PT Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)