Laba Operasional Maybank Indonesia Q1 2019 Naik 6,2% 

 

Laba Operasional Maybank Indonesia Q1 2019 Naik 6,2%
Seiring Peningkatan Pendapatan Bunga Bersih dengan Kenaikan Kredit 11%
 
 
 
Ikhtisar Keuangan Konsolidasian per 31 Maret 2019
 
Pertumbuhan secara tahunan
  • Laba Operasional Sebelum Provisi naik 6,2% menjadi Rp966,5 miliar
  • Pendapatan Bunga Bersih tumbuh 7,7% menjadi Rp2,0 triliun
  • Total kredit naik 10,9% menjadi Rp135,8 triliun
  • Total simpanan sebesar Rp128,4 triliun, naik 6,2% dibanding tahun lalu
  • Kredit Perbankan Global tumbuh 29,8% menjadi Rp35,9 triliun
  • Kredit CFS Non-Ritel tumbuh 8,5%  dari Business Banking dan SME.
  • Pembiayaan Syariah naik 22,1% menjadi Rp24,6 triliun dan total Simpanan Nasabah Syariah tumbuh 52,2% menjadi Rp26,6 triliun
  • Kualitas aset meningkat dengan tingkat NPL yang rendah sebesar 1,7% (net) dari 1,8% sebelumnya
  • Posisi modal yang kuat dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 18,7% dan total modal Rp25,9 triliun
 
 
 
Jakarta, 29 April 2019
 
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia atau Bank) hari ini mengumumkan pendapatan operasional sebelum provisi naik 6,2% menjadi Rp966,5 miliar pada kuartal pertama yang berakhir 31 Maret 2019 dibandingkan Rp909,7 miliar pada periode yang sama tahun lalu.  Pertumbuhan Laba Operasional terutama didukung peningkatan pendapatan bunga bersih sejalan dengan pertumbuhan kredit yang mencapai 10,9% pada tiga bulan pertama 2019.
 
Laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (profit after tax and minority interest-PATAMI) tercatat sebesar Rp414,9 miliar pada kuartal pertama yang berakhir 31 Maret 2019 dibandingkan Rp463,1 miliar pada kuartal sebelumnya yang berakhir 31 Maret 2018 dikarenakan adanya peningkatan pada provisi kerugian kredit sehubungan Bank mengambil langkah yang konservatif dalam menyisihkan provisi untuk kredit-kredit usaha yang terkena dampak ekonomi yang penuh tantangan.
 
Bank mencatat pendapatan bunga bersih tumbuh 7,7% menjadi Rp2,0 triliun pada Maret 2019 dibandingkan Rp1,9 triliun pada Maret 2018.  Implementasi pricing yang disiplin disertai dengan efisiensi operasional yang meningkat memungkinkan Bank menahan tekanan pada marjin bunga sehingga marjin bunga bersih (net interest margin) pada kuartal pertama tetap pada 4,8%.
 
Kredit meningkat 10,9% menjadi Rp135,8 triliun per 31 Maret 2019 dari Rp122,5 triliun per 31 Maret 2018.  Perbankan Global membukukan pertumbuhan kredit yang kuat sebesar 29,8% menjadi Rp35,9 triliun dari Rp27,6 triliun terutama didukung kredit dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan korporasi papan atas (tier 1 corporates).  Kredit Community Financial Services (CFS) Non-Ritel, yang terdiri dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM) dan Business Banking tumbuh 8,5% menjadi Rp56,5 triliun dari Rp52,1 triliun sebelumnya, sementara kredit CFS Ritel meningkat 1,6% menjadi Rp43,5 triliun per Maret 2019.
 
Bank menjaga posisi likuiditas yang kuat dengan simpanan nasabah yang meningkat 6,2% menjadi Rp128,4 triliun pada Maret 2019.  Loan-to-Deposit Ratio (LDR-Bank saja) berada pada level yang sehat sebesar 90,1%, sementara Liquidity Coverage Ratio (LCR Bank) berada pada level 145,8% per Maret 2019, jauh melampaui level minimum yang diwajibkan yaitu sebesar 100%.  Ini merupakan hasil dari langkah proaktif yang ditempuh Bank untuk memastikan likuiditas Bank lebih dari optimal guna memitigasi potensial risiko kemungkinan terdapatnya ketidakpastian selama periode yang penuh dengan ketidakpastian menjelang pemilu.  Pada Maret 2019, Bank juga menyelesaikan penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Tahap IV sebesar Rp640,5 miliar untuk mendiversifikasi dan memperkuat profil likuiditas Bank.
 
Kualitas aset terus meningkat seperti tercermin dari tingkat NPL yang rendah sebesar 2,9% (gross) dan 1,7% (net) per 31 Maret 2019 dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 3,0% (gross) dan 1,8% (net).  Bank terus fokus pada upaya untuk meningkatkan kualitas aset dan akan menjaga langkah konservatif dalam postur risikonya.
 
Selaras dengan pendekatan konservatif pada kualitas kredit, Bank meningkatkan provisi kerugian kredit sebesar 52,2% menjadi Rp400,5 miliar per Maret 2019.  Hal ini terutama untuk bisnis yang terus merasakan dampak iklim ekonomi saat ini.
Posisi modal Bank tetap kuat dengan rasio CAR sebesar 18,7% dan total modal sebesar Rp25,9 triliun pada Maret 2019.
 
Perbankan Syariah
Perbankan Syariah mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar 22,1% mencapai Rp24,6 triliun pada Maret 2019 dari Rp20,2 triliun tahun lalu.  Pertumbuhan pembiayaan disertai kualitas aset yang lebih baik dengan tingkat Non Performing Financing (NPF) sebesar 2,9% (gross) dan 2,1% (net) per 31 Maret 2019 dibandingkan 3,2% (gross) dan 2,1% (net) tahun lalu.  Perbankan Syariah juga berhasil meningkatkan total simpanan yang melonjak 52,2% menjadi Rp26,6 triliun pada Maret 2019 dibandingkan Rp17,5 triliun tahun lalu.  Ini didukung dengan upaya yang terfokus pada peningkatan basis nasabah dan peluncuran produk inovatif seperti tabungan haji MyArafah.  Total aset Syariah meningkat sebesar 21,7% menjadi Rp32,9 triliun, menyumbang 17,5% total aset konsolidasian Bank.
 
Anak Perusahaan
 
PT Maybank Indonesia Finance (Maybank Finance) terus mencatat kinerja yang solid dengan laba sebelum pajak meningkat sebesar 17,5% menjadi Rp112,0 miliar pada kuartal pertama 2019 dari Rp95,3 miliar tahun lalu meskipun total pembiayaan berkurang 3,5%.  Maybank Finance terus fokus dalam memastikan pengelolaan kualitas aset yang sehat.  NPL gross dan net masing-masing berada pada tingkat 0,34% dan 0,18% per 31 Maret 2019 dibandingkan dengan masing-masing 0,38% dan 0,31% tahun lalu.
 
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM) terus melakukan pendekatan konservatif dalam menumbuhkan portofolionya sehubungan industri mengalami perlambatan pada tiga bulan pertama 2019.  Total pembiayaan konsumer (WOM saja) turun tipis sebesar 3,2% menjadi Rp7,4 triliun pada Maret 2019 dari Rp7,6 triliun tahun sebelumnya.  Provisi kerugian pembiayaan WOM naik 29,7% menjadi Rp130,6 miliar antara lain terutama karena adanya portofolio yang terkena  gempa bumi di Palu, Sulawesi Tengah.  Penurunan pada volume bisnis dan dampak dari force majeure menyebabkan penurunan laba sebelum pajak menjadi Rp55,6 miliar pada Maret 2019 dari Rp72,7 miliar pada Maret 2018.  NPL gross WOM naik dari 2,17% pada Maret 2018 menjadi 3,18% pada Maret 2019, tetapi, NPL net-nya membaik dari 1,11% menjadi 0,88%.  Ke depan, WOM akan terus fokus menumbuhkan bisnis dengan praktik manajemen risiko yang prudent.
 
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, “Meskipun awal 2019 penuh tantangan, kami telah kembali pada momentum pertumbuhan seperti tercermin dari perkembangan top line kami.  Dalam meraih kembali pertumbuhan, kami terus menjalankan  strategi portofolio yang prudent dan kebijakan manajemen risiko yang kuat untuk mempertahankan kualitas aset.  Kami akan terus meraih peluang pertumbuhan lebih lanjut dan tetap optimis untuk kuartal-kuartal selanjutnya karena kami telah fokus pada pengkinian platform digital banking tahun ini untuk meningkatkan  customer origination.
 
Presiden Komisaris  Maybank Indonesia dan Group President & CEO of Maybank, Datuk Abdul Farid Alias mengatakan, “Kinerja kuartal pertama kami memperlihatkan Maybank Indonesia terus memetik manfaat dari fondasi kuat yang telah dibangunnya.  Bank telah membangun basis modal dan likuiditas yang kuat serta strategi pengembangan bisnis berkelanjutan yang kuat melalui transformasi ritel, peningkatan digital banking, transformasi budaya serta seleksi kualitas aset untuk memastikan peningkatan value terus menerus kepada seluruh stakeholder.  Meskipun iklim eksternal tetap penuh dengan tantangan; kami yakin kami mampu mengelola risiko dan memastikan pertumbuhan yang kuat pada bisnis kami pada kuartal-kuartal mendatang.
 
---0000----
 
Catatan untuk editor
Maybank Indonesia merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia yang memiliki jaringan regional maupun internasional Grup Maybank. Maybank Indonesia menyediakan serangkaian produk dan jasa komprehensif bagi nasabah individu maupun korporasi melalui layanan Community Financial Services (Perbankan Ritel dan Perbankan Non-Ritel) dan Perbankan Global, serta pembiayaan otomotif melalui entitas anak yaitu WOM Finance untuk kendaraan roda dua dan Maybank Finance untuk kendaraan roda empat. Maybank Indonesia juga terus mengembangkan layanan dan kapasitas Digital Banking melalui Mobile Banking, Internet Banking, Maybank M2U (mobile banking berbasis internet banking) dan berbagai saluran lainnya.
 
Per 31 Maret 2019, Maybank Indonesia memiliki 384 cabang termasuk cabang Syariah yang tersebar di Indonesia serta satu cabang luar negeri (Mumbai, India), 21 Mobil Kas Keliling dan 1.613 ATM termasuk CDM (Cash Deposit Machine) yang terkoneksi dengan lebih dari 20.000 ATM tergabung dalam jaringan ATM PRIMA, ATM BERSAMA, ALTO, CIRRUS, dan terhubung dengan 3.500 ATM Maybank di Singapura, Malaysia dan Brunei. Hingga akhir Maret 2019, Maybank Indonesia mengelola simpanan nasabah sebesar Rp128,4 triliun dan memiliki total aset senilai Rp188,4 triliun.
 
 
Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi:
Esti Nugraheni, Head, Corporate Communications
Telp: +6221 2922-8888