7 Oktober 2024
Sepekan terakhir IHSG mengalami pelemahan sebesar 2,61% didorong oleh sektor teknologi dan sektor konsumen siklikal yang masing-masing menyumbang -6,09% dan -3,19% terhadap indeks. Investor asing juga melakukan aksi jual sebesar Rp5,07 triliun yang didominasi oleh penjualan pada saham BBRI, BBCA, BMRI, ADRO dan BREN.
Indonesia mencatat deflasi bulanan kelima berturut-turut, dengan inflasi yang lebih lemah dari perkiraan. Pasar saham Indonesia menunjukkan penurunan minggu ini, meskipun secara keseluruhan masih ada arus masuk asing yang kuat. Saham-saham komoditas diuntungkan oleh kenaikan harga komoditas global, sementara saham unggulan mengalami penurunan karena adanya rotasi investasi global ke Tiongkok. Pasar saham Indonesia tetap didominasi oleh investor ritel, yang cenderung lebih memilih saham Growth dengan volatilitas tinggi dibandingkan saham Value. Meskipun demikian, arus masuk asing terus mengalir ke Indonesia, dengan total arus masuk Rp19 triliun dalam satu bulan terakhir. Ini menunjukkan bahwa valuasi saham Indonesia tetap menarik bagi investor global, terutama di tengah tren penurunan suku bunga. Strategi Value masih menjadi pendekatan yang disarankan untuk menghasilkan keuntungan jangka panjang dengan risiko yang lebih terkendali.
Data ketenagakerjaan AS lebih kuat dari yang diharapkan, dengan laporan lowongan pekerjaan yang menunjukkan hasil yang positif. Hal ini memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan FOMC berikutnya, dibandingkan dengan kemungkinan pemangkasan 50 bps. Sementara itu, PMI Manufaktur AS lebih lemah dari ekspektasi, sedangkan PMI sektor Layanan menunjukkan peningkatan yang lebih baik dari perkiraan. Sentimen ini mencerminkan adanya ketidakseimbangan antara sektor manufaktur dan jasa di AS, meskipun pasar masih optimis terhadap potensi pelonggaran moneter lebih lanjut.
PMI Manufaktur Tiongkok menunjukkan kontraksi, dengan PMI Caixin turun ke level terendah sejak Juli 2023. Ini menambah kekhawatiran bahwa meskipun stimulus besar-besaran dari pemerintah Tiongkok baru-baru ini membantu meningkatkan likuiditas, ekonomi tetap menghadapi tantangan struktural yang lebih dalam. Stimulus moneter mungkin akan mendukung jangka pendek, tetapi perlu adanya kebijakan fiskal yang lebih kuat untuk memastikan pemulihan yang berkelanjutan. Saat ini, fokus investor global tertuju pada apakah aliran modal ke Tiongkok akan terus berlanjut atau hanya bersifat sementara. lalu.
Sumber : Refinitiv
Data Makro
Kalender Ekonomi
Data Makro | Sekarang | Sebelumnya |
---|---|---|
PDB ID | 5,05% | 5,11% |
Inflasi ID | 1,84% | 2,12% |
Suku Bunga ID | 6% | 6,25% |
Pengangguran ID | 4,82% | 5,32% |
Neraca Dagang ID | $2,89 Bio | $0,47 Bio |
Minggu Ini | |||
---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
8 Oktober | ID – Consumer Confidence | 124,5 | 124,4 |
10 Oktober | US – Inflation Rate m/m | 0,1% | 0,2% |
US – Inflation Rate y/y | 2,3% | 2,5% | |
US – Core Inflation m/m | 0,2% | 0,3% | |
US – Core Inflation y/y | 3,1% | 3,2% | |
US – Initial Jobless Claim | 223k | 225k |
Minggu Sebelumnya | ||||
---|---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Aktual | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
30 September | CN – NBS Manufacturing PMI | 49,8 | 49,5 | 49,1 |
CN – Caixin Manufacturing PMI | 49,3 | 50,5 | 50,4 | |
1 Oktober | ID – S&P Global Manufacturing PMI | 49,2 | 49,5 | 48,9 |
ID - Inflation m/m | -0,12% | 0% | -0,03% | |
ID - Inflation y/y | 1,84% | 2% | 2,12% | |
ID - Core Inflation y/y | 2,09% | 2,1% | 2,02% | |
US – ISM Manufacturing PMI | 47,2 | 47,2 | 47,2 | |
US – JOLTs Job Openings | 8,04 Mio | 7,65 Mio | 7,673 Mio | |
3 Oktober | US – Initial Jobless Claim | 225k | 220k | 218k |
4 Oktober | US – Non-Farm Payrolls | 254k | 145k | 142k |
US – Unemployment Rate | 4,1% | 4,2% | 4,2% |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI USD | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Ashmore Dana USD Nusantara | 1,54% | 3,33% | 3,46% | -0,33% | 9,21% |
Fixed Income | BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 | 0,94% | 4,49% | 4,55% | 3,92% | 9,58% | |
Fixed Income | BRI Melati Premium Dollar | 1,19% | 4,92% | 4,32% | 1,45% | 10,06% | |
Fixed Income | Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A | 0,59% | 3,65% | 3,25% | 3,07% | 7,15% | |
Fixed Income | Schroder USD Bond | 0,90% | 4,16% | 4,23% | 3,33% | 7,94% | |
Medium to High | Develop Market Equity | Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar | 1,05% | 1,06% | 5,69% | 12,43% | |
Technology Equity | Batavia Global ESG Sharia Equity USD | 0,32% | 4,52% | 3,46% | 6,84% | 14,07% | |
China Equity | BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD RK1 | 14,07% | 10,64% | 14,41% | 10,20% | 7,37% | |
G20 Equity | BRI G20 Sharia Equity Dollar | 0,76% | -1,38% | 2,19% | 9,77% | 18,83% | |
China Equity | Eastspring Syariah Greater China Equity USD A | 11,47% | 3,55% | 6,46% | 4,92% | 6,06% |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI RUPIAH | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Batavia Dana Obligasi Ultima | 0,87% | 2,27% | 1,14% | 1,05% | 1,84% |
Fixed Income | BNP Paribas Prima II kelas RK1 | 1,03% | 3,45% | 3,23% | 3,84% | 5,92% | |
Fixed Income | Eastspring Investments IDR High Grade Kelas A | 0,74% | 2,76% | 2,15% | 2,08% | 5,23% | |
Fixed Income | Maybank Obligasi Syariah Negara | 0,88% | 1,54% | 1,62% | 1,84% | ||
Fixed Income | Schroder Dana Mantap Plus II | -1,90% | 0,66% | 0,48% | -1,27% | 0,88% | |
Medium To High | All Cap Equity | Allianz Alpha Sector Rotation | 2,21% | 10,55% | 0,08% | 4,90% | 2,09% |
SMC | Batavia Dana Saham Optimal | 3,26% | 10,13% | 1,78% | 3,39% | 3,54% | |
Big Cap Equity | BNP Paribas Ekuitas | 1,30% | 7,51% | -0,54% | 2,92% | 2,38% | |
All Cap Equity | Eastspring Investment Alpha Navigator Kelas A | 2,95% | 10,36% | 2,46% | 9,04% | 5,31% | |
Index Fund Equity | Maybank Financial Infobank15 Index | 0,11% | 10,72% | -4,82% | |||
All Cap Equity | Schroder Dana Prestasi Plus | 2,20% | 7,49% | 0,11% | 3,44% | 2,74% | |
Index | Index Harga Saham Gabungan | -1,86% | 6,57% | 3,28% | 3,51% | 8,47% |
*= NAV 30 September 2024
Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
PT Bank Maybank Indonesia, Tbk adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.
PT Bank Maybank Indonesia, Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia.