3 November 2025

Domestik

Sepekan terakhir IHSG mengalami pelemahan sebesar 1,30% didorong oleh sektor properti dan sektor transportasi logistik yang masing-masing menyumbang +15,82% dan +8,45% terhadap indeks. Investor asing malah melakukan aksi beli sebesar Rp2,48 triliun dalam sepekan terakhir.

Di Indonesia, pasar obligasi mengalami koreksi sejalan dengan reaksi global terhadap nada hawkish The Fed dan keputusan Bank Indonesia (BI) yang sebelumnya menahan suku bunga. Yield IndoGB 10 tahun naik tipis ke 6,08% setelah sempat menguat tajam, sementara tenor 2 tahun stabil di 4,90%. Untuk obligasi USD, yield INDON 10 tahun terkoreksi ke 4,86% dan tenor 2 tahun ke 4,10%. Pergerakan ini lebih bersifat reaksi jangka pendek, sementara potensi penurunan yield masih terbuka lebar didukung oleh rendahnya rencana penerbitan obligasi pemerintah dan arah kebijakan fiskal yang pro-pertumbuhan.

BI menahan suku bunga untuk menjaga selisih dengan suku bunga AS agar tetap stabil, sekaligus mempertahankan aliran modal asing ke pasar obligasi dan ekuitas domestik. Dalam kondisi ini, obligasi berjangka menengah panjang dapat menjadi pilihan yang baik

Di sisi pasar saham, emiten sedang melaporkan hasil kuartalan dan prospek yang positif ke depan. Pemerintah terus melanjutkan kebijakan pro-pertumbuhan melalui stimulus fiskal dan dukungan terhadap ekspansi kredit yang diharapkan mampu mendorong pemulihan laba emiten sebesar 10–12% pada 2026, dengan titik terendah kemungkinan telah tercapai di kuartal ketiga 2025. Dari sisi valuasi, saham-saham berkapitalisasi besar masih diperdagangkan pada diskon historis di bawah -1 SD P/E dalam rentang 10 tahun terakhir, sehingga potensi re-rating valuasi dapat menjadi katalis tambahan. Dalam situasi saat ini, fokus investasi sebaiknya tetap pada saham dengan fundamental kuat dan valuasi menarik.

Amerika

Pemerintah AS masih mengalami penutupan sebagian (government shutdown) yang kini memasuki bulan kedua, dan berpotensi melampaui rekor terlama sepanjang sejarah yang terjadi pada akhir 2018 hingga awal 2019 selama 35 hari. Namun, fokus utama pasar minggu ini tertuju pada hasil rapat FOMC, di mana The Fed kembali memangkas suku bunga seperti yang telah diperkirakan pasar. Kejutan muncul dari pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menekankan ketidakpastian terhadap kemungkinan adanya pemangkasan lanjutan pada Desember mendatang.

Komentar bernada hawkish tersebut sempat mendorong kenaikan yield Treasury AS, dengan tenor 10 tahun naik kembali ke 4,1% dan tenor 2 tahun ke 3,6%. Namun, pasar berpendapat bahwa potensi kelanjutan penurunan suku bunga masih lebih besar karena tidak ada indikasi signifikan lonjakan inflasi maupun pertumbuhan lapangan kerja. Secara keseluruhan, pasar tetap memperkirakan suku bunga The Fed akan mencapai titik terendah pada tahun 2027, sehingga arah penurunan yield dalam jangka menengah hingga panjang dinilai masih terjaga.

Asia Pasifik

Data resmi PMI manufaktur dan non-manufaktur China masih menunjukkan kelemahan, dengan sektor manufaktur mengalami kontraksi yang lebih dalam dari ekspektasi. Hal ini memperkuat pandangan bahwa tekanan struktural di sektor properti dan lemahnya permintaan global masih menjadi hambatan utama bagi pemulihan ekonomi China.

Bank of Japan (BoJ) mempertahankan suku bunga pada level tertinggi sejak 2008, sesuai ekspektasi pasar. BoJ menegaskan kesiapannya untuk melanjutkan pengetatan kebijakan secara bertahap apabila indikator ekonomi tetap sejalan dengan proyeksi bank. Di sisi lain, indeks kepercayaan konsumen meningkat lebih dari perkiraan dan terus menunjukkan tren kenaikan sejak Juli, mencerminkan peningkatan optimisme rumah tangga terhadap prospek ekonomi.

 

Sumber : Refinitiv

Data Makro

Data Makro Sekarang Sebelumnya
PDB ID 5,12% 4,87%
Inflasi ID 2,31% 2,37%
Suku Bunga ID 4,75% 4,75%
Pengangguran ID 4,76% 4,91%
Neraca Dagang ID $4,11 Bio $4,3Bio

 

Kalender Ekonomi

 

Minggu Sebelumnya

20 Okt CN – Interest Rate 3% 3% 3%
CN -  GDP Growth Rate q/q 1,1% 0,8% 1,1%
CN -  GDP Growth Rate y/y 4,8% 4,8% 5,2%
CN – Retail Sales y/y 3% 2,9% 3,4%
CN – Unemployment Rate 5,2% 5,3% 5,3%
22 Okt ID – Interest Rate 4,75% 4,5% 4,75%
24 Okt JP – Inflation Rate m/m 0,1% 0% 0,1%
JP – Inflation Rate y/y 2,9% 2,9% 2,7%
JP – Core Inflation y/y 2,9% 2,9% 2,7%


Minggu Sebelumnya

Tanggal

Indikator Ekonomi

Data Aktual

Data Konsensus

Data Sebelumnya

30 Okt

US – Interest Rate

4%

4%

4,25%

JP – BOJ Interest Rate

0,5%

0,5%

0,5%

EU – GDP Growth Rate q/q

0,2%

0,1%

0,1%

EU – GDP Growth Rate y/y

1,3%

1,2%

1,5%

EU – Interest Rate

2,15%

2,15%

2,15%

31 Okt

JP – Unemployment Rate

2,8%

2,5%

2,6%

CN – NBS Manufacturing PMI

49

49,6

49,8

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO ASSET CLASS PRODUK INVESTASI KINERJA*
DENOMINASI USD 1 tahun 1 bulan 3 bulan 6 bulan YTD
Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana USD Nusantara 1,85% 3,78% 4,62% 4,42% 2,22%
Fixed Income BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 1,06% 2,22% 4,09% 6,86% 5,17%
Fixed Income BRI Melati Premium Dollar 0,99% 2,56% 4,97% 7,49% 4,54%
Fixed Income Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A 0,59% 1,67% 3,39% 6,36% 5,18%
Fixed Income Schroder USD Bond 0,60% 1,77% 3,50% 6,56% 5,12%
 
Medium to High Develop Market Equity Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar 2,64% 7,85% 21,69% 10,37% 9,27%
Technology Equity Batavia Technology Sharia Equity 6,07% 9,86% 35,15% 16,38% 18,01%
China Equity BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD RK1 0,04% 12,84% 26,22% 31,55% 28,26%
Develop Market Equity Schroder Global Sharia Equity 13,75% 20,28% 35,72% 30,72% 24,02%
China Equity Eastspring Syariah Greater China Equity USD A 1,26% 14,55% 33,68% 26,87% 22,68%

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO ASSET CLASS PRODUK INVESTASI KINERJA*
DENOMINASI RUPIAH 1 tahun 1 bulan 3 bulan 6 bulan YTD
Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana Obligasi Unggulan Nusantara 0,03% 1,56% 2,97% 4,53% 3,28%
Fixed Income Batavia Dana Obligasi Ultima 0,49% 1,50% 2,90% 4,10% 3,41%
Fixed Income BNP Paribas Prima II Kelas RK1 1,91% 3,45% 6,05% 8,89% 8,63%
Fixed Income Maybank Dana Obligasi Negara 1,98% 2,83% 4,36% 5,20% 4,20%
Fixed Income Manulife Obligasi Unggulan Kelas A 0,26% 1,08% 1,78% 2,46% 1,39%
 
Medium To High Index Fund Allianz SRI-KEHATI Index 6,08% 7,32% 9,87% 6,28% -3,29%
All Cap Equity Batavia Dana Saham Optimal 7,27% 6,79% 8,56% 1,34% -4,09%
Big Cap Equity BNP Paribas Pesona Syariah 5,94% 6,00% 15,61% 8,72% 2,54%
SMC BRI Mawar Fokus 10 3,95% 4,11% 22,18% 9,80% -1,15%
All Cap Equity Eastspring IDX ESG Leaders Plus Kelas A 5,65% 7,64% 12,19% 3,02% -3,77%
Big Cap Equity Maybank Dana Ekuitas 5,61% 3,18% -1,19% -4,90% -16,04%
SMC Schroder Dana Istimewa 5,54% 5,49% 5,93% -5,89% -11,43%
        
Index Index Harga Saham Gabungan 1,53% 8,40% 20,94% 15,60% 8,11%

*= NAV 31 Oktober 2025

Disclaimer on

Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia Tbk (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

PT Bank Maybank Indonesia Tbk  adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.

PT Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)