21 April 2025
Sepekan terakhir IHSG mengalami penguatan sebesar 2,95% didorong oleh sektor kebutuhan dasar dan sektor infrastruktur yang masing-masing menyumbang +10,47% dan +7,21 % terhadap indeks. Perlu diwaspadai juga dikarenakan Investor asing masih melakukan aksi jual sebesar Rp. 1,88 triliun dalam sepekan terakhir.
Indonesia mencatat penjualan ritel yang lebih tinggi dari perkiraan, menjadi sinyal bahwa daya beli masyarakat tetap cukup terjaga. Namun, hal ini kontras dengan data keyakinan konsumen yang justru mengalami pelemahan, mencerminkan kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi ke depan. Dari sisi fiskal, APBN Q1 mencatat defisit yang lebih kecil dari ekspektasi (0.4%), memberikan ruang fiskal yang lebih sehat. Pemerintah juga merencanakan penerbitan obligasi yang lebih rendah pada Q2, yang diperkirakan akan menekan yield obligasi dan mendukung pasar obligasi jangka pendek.
AS mencatatkan pertumbuhan penjualan ritel bulanan terbesar sejak Januari 2023, terutama didorong oleh peningkatan pembelian kendaraan bermotor dan suku cadang. Hal ini mencerminkan adanya percepatan konsumsi rumah tangga menjelang potensi kenaikan harga akibat tarif otomotif baru. Meski demikian, data inflasi utama dan inti yang dirilis minggu ini menunjukkan angka yang lebih rendah dari perkiraan, mendukung ekspektasi bahwa The Fed akan tetap bersikap hati-hati. Saat ini, pasar masih memperkirakan 3–4 kali pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun, dengan kemungkinan dimulai pada semester kedua.
Perkembangan perang dagang AS-China pekan ini relatif lebih tenang dibanding minggu sebelumnya, meskipun Presiden Trump kembali melontarkan ancaman tarif hingga 245% kepada China. Saat ini, kedua negara masih mempertahankan tarif tinggi satu sama lain yang secara efektif berfungsi sebagai embargo dagang bilateral. Dalam suasana ini, negara-negara lain seperti Indonesia berpotensi mendapatkan keuntungan dari pengalihan arus perdagangan. Penundaan tarif timbal balik selama 90 hari memberikan waktu untuk negosiasi dan strategi reposisi perdagangan global .
China mencatatkan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang lebih kuat dari perkiraan, mempertahankan laju yang sama seperti kuartal sebelumnya. Stimulus yang terus digelontorkan terbukti membantu menjaga aktivitas ekonomi. Namun, embargo dagang dengan AS serta ancaman tarif tinggi menjadi hambatan utama yang dapat menekan kinerja ekspor dan sentimen bisnis ke depan. Meski begitu, China mulai mengalihkan fokusnya ke kawasan ASEAN guna memperkuat kerja sama perdagangan regional.
China mulai mengintensifkan diplomasi ekonomi dengan negara-negara ASEAN, termasuk melakukan kunjungan langsung oleh Presiden Xi. Tujuannya adalah memperkuat hubungan dagang dan menjaga stabilitas ekspor di tengah tekanan dari AS. Di sisi lain, AS juga memperluas jangkauan diplomasi dagangnya, termasuk menjajaki kerja sama dengan Jepang. Tujuannya adalah membangun jalur perdagangan baru yang dapat menghindari ketergantungan pada China dan menutup celah ekspor China melalui negara ketiga. Meski belum ada kesepakatan konkret, adanya dialog ini memberi sinyal positif bagi potensi deeskalasi perang dagang.
Sumber : Refinitiv
Data Makro
Data Makro | Sekarang | Sebelumnya |
---|---|---|
PDB ID | 5,03% | 5,05% |
Inflasi ID | -0,09% | 0,76% |
Suku Bunga ID | 5,75% | 5,75% |
Pengangguran ID | 4,82% | 5,32% |
Neraca Dagang ID | $3,12 Bio | $3,45 Bio |
Kalender Ekonomi
Minggu Ini | |||
---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
16 April | CN – GDP Growth Rate q/q | 1,4% | 1,6% |
CN – GDP Growth Rate y/y | 5,1% | 5,4% | |
CN – Unemployment Rate | 5,3% | 5,4% | |
US – Retail Sales m/m | 1,3% | 0,2% | |
US – Retail Sales y/y | 2,6% | 3,1% | |
17 April | US - Initial Jobless Claim | 224k | 223k |
18 April | JP – Inflation Rate m/m | 0,2% | -0,1% |
JP – Inflation Rate y/y | 3,7% | 3,7% | |
JP – Core Inflation Rate y/y | 3,2% | 3% |
Minggu Sebelumnya | ||||
---|---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Aktual | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
16 April | CN – GDP Growth Rate q/q | 1,2% | 1,4% | 1,6% |
CN – GDP Growth Rate y/y | 5,4% | 5,1% | 5,4% | |
CN – Unemployment Rate | 5,2% | 5,3% | 5,4% | |
US – Retail Sales m/m | 1,4% | 1,3% | 0,2% | |
US – Retail Sales y/y | 4,6% | 2,6% | 3,1% | |
17 April | US - Initial Jobless Claim | 215k | 224k | 223k |
18 April | JP – Inflation Rate m/m | 0,3% | 0,2% | -0,1% |
JP – Inflation Rate y/y | 3,6% | 3,7% | 3,7% | |
JP – Core Inflation Rate y/y | 3,2% | 3,2% | 3% |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI USD | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Ashmore Dana USD Nusantara | -2,17% | 0,57% | -4,99% | -2,14% | -2,83% |
Fixed Income | BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 | -1,21% | 1,45% | -1,45% | 0,88% | 2,33% | |
Fixed Income | BRI Melati Premium Dollar | -2,28% | 0,63% | -3,65% | 0,09% | -0,42% | |
Fixed Income | Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A | -0,39% | 1,46% | -0,77% | 1,24% | 1,84% | |
Fixed Income | Schroder USD Bond | -0,48% | 1,65% | -0,42% | 1,55% | 3,09% | |
Medium to High | Develop Market Equity | Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar | -5,22% | -9,49% | -14,15% | -11,81% | -8,93% |
Technology Equity | Batavia Technology Sharia Equity | -2,30% | -15,67% | -15,60% | -16,32% | -10,04% | |
China Equity | BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD RK1 | -12,76% | -0,92% | -8,98% | -3,74% | 7,60% | |
Develop Market Equity | Schroder Global Sharia Equity | -5,48% | -9,14% | -10,78% | -9,55% | -3,72% | |
China Equity | Eastspring Syariah Greater China Equity USD A | -17,54% | -9,32% | -19,15% | -12,88% | -11,90% |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI RUPIAH | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Ashmore Dana Obligasi Unggulan Nusantara | -0,66% | 0,62% | -1,45% | 0,29% | -0,97% |
Fixed Income | Batavia Dana Obligasi Ultima | -0,23% | 0,95% | -0,40% | 0,57% | -0,10% | |
Fixed Income | BNP Paribas Prima II Kelas RK1 | -0,74% | 1,62% | 0,57% | 1,28% | 2,86% | |
Fixed Income | Maybank Dana Pasti 2 | -0,26% | 0,67% | 0,44% | 0,89% | 1,13% | |
Fixed Income | Schroder Dana Andalan II | -0,11% | 0,48% | 0,22% | 0,40% | 0,70% | |
Medium To High | All Cap Equity | Allianz SRI-KEHATI Index | -1,65% | -9,92% | -20,55% | -11,67% | -22,89% |
SMC | Batavia Dana Saham Optimal | -6,66% | -14,42% | -20,92% | -16,15% | -19,88% | |
Big Cap Equity | BNP Paribas Pesona Syariah | -5,61% | -12,56% | -20,49% | -15,44% | -16,92% | |
All Cap Equity | Eastspring Investment Alpha Navigator Kelas A | -5,15% | -15,41% | -23,22% | -17,09% | -21,00% | |
Index Fund Equity | Maybank Dana Ekuitas | -6,23% | -15,34% | -22,69% | -17,30% | -23,11% | |
Balanced Fund | Schroder Dana Kombinasi | -3,97% | -9,29% | -15,22% | -9,93% | -13,65% | |
Index | Index Harga Saham Gabungan | -5,22% | -11,78% | -16,39% | -11,67% | -14,17% |
*= NAV 10 April 2025
Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia.