24 Maret 2025

Domestik

Sepekan terakhir IHSG mengalami pelemahan sebesar 3,30% didorong oleh sektor kebutuhan pokok dan sektor kesehatan yang masing-masing menyumbang -6,49% dan -3,99% terhadap indeks. Perlu diwaspadai juga dikarenakan Investor asing masih melakukan aksi jual sebesar Rp7,56 triliun dalam sepekan terakhir.

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga sesuai ekspektasi, dengan fokus pada keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan stabilitas Rupiah. Sementara itu, neraca perdagangan lebih baik dari perkiraan, dengan ekspor mencatat pertumbuhan lebih besar dan menandai ekspansi selama sebelas bulan berturut-turut.

Pasar saham Indonesia mengalami volatilitas tinggi pekan ini, dengan IHSG terkena trading halt setelah turun lebih dari 5% dalam sehari, sesuatu yang terakhir kali terjadi saat pandemi. Untuk meredakan kekhawatiran investor, OJK mengizinkan perusahaan melakukan buyback saham tanpa perlu menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang memberikan sedikit ketenangan bagi pasar. Namun, arus dana asing masih menunjukkan outflow dari ekuitas Indonesia, mencerminkan kehati-hatian Investor terhadap ketidakpastian global.

Di pasar global, aset safe-haven seperti emas terus naik, dengan harga mencapai USD 3.050 per troy ounce, menandakan meningkatnya permintaan akan aset pelindung nilai di tengah ketidakpastian perdagangan global. Meskipun pasar saham Indonesia mengalami tekanan jangka pendek, valuasi saat ini sangat murah dengan P/E sekitar 12,2x, berada di bawah -1 standar deviasi dalam sepuluh tahun terakhir, serta mencatat diskon terbesar terhadap pasar negara berkembang sejak Maret 2009. Dengan kondisi ini, prospek investasi jangka panjang di pasar saham Indonesia tetap menarik. Selain itu, pasar obligasi juga memberikan peluang investasi menarik karena penerbitan surat utang tahun ini masih terbatas, yang berpotensi menormalkan tingkat imbal hasil dari level saat ini yang masih tinggi. Hal ini menciptakan peluang investasi yang menarik baik di pasar saham maupun obligasi Indonesia.

Amerika

Data ekonomi AS pekan ini tidak menunjukkan kejutan besar. Suku bunga tetap dipertahankan akibat ketidakpastian tinggi terhadap inflasi dan pertumbuhan, sementara neraca transaksi berjalan sedikit lebih baik dari ekspektasi. Sorotan utama pasar tertuju pada pertemuan FOMC, di mana The Fed mempertahankan suku bunga sesuai ekspektasi. Namun, perubahan dalam proyeksi ekonomi memberikan sinyal kekhawatiran baru. Pertumbuhan ekonomi tahun 2025 direvisi turun dari 2,1% ke 1,7%, sementara tingkat pengangguran tahun 2025 naik dari 4,3% ke 4,4%. Yang lebih mengkhawatirkan adalah kenaikan proyeksi inflasi, dengan PCE inflasi meningkat dari 2,5% ke 2,7% dan inflasi inti PCE naik dari 2,5% ke 2,8%. Kondisi ini menimbulkan kembali diskusi mengenai risiko stagflasi di AS. Meskipun demikian, The Fed masih mengindikasikan pemotongan suku bunga lanjutan tahun ini, dengan median dot plot menunjukkan dua kali pemotongan lagi.

Asia Pasifik

Aktivitas ritel China mencapai level tertinggi sejak Oktober, didorong oleh konsumsi yang lebih kuat selama Festival Musim Semi. Ini menjadi sinyal positif bagi pemulihan ekonomi domestik China di tengah tantangan eksternal yang masih tinggi. Dengan konsumsi sebagai salah satu pilar utama pertumbuhan, tren ini dapat membantu menjaga momentum ekspansi ekonomi China dalam beberapa bulan ke depan.

Bank of Japan mempertahankan suku bunga seperti yang telah diperkirakan, dengan meningkatnya ketidakpastian global mengenai perdagangan yang dapat berdampak pada pertumbuhan Jepang. Neraca perdagangan sedikit melemah, sementara inflasi lebih rendah dari ekspektasi. Hal ini dapat memberikan ruang bagi BoJ untuk mempertahankan kebijakan moneter akomodatif lebih lama guna mendukung pertumbuhan ekonomi.

Sumber : Refinitiv

Data Makro

Data Makro Sekarang Sebelumnya
PDB ID 5,03% 5,05%
Inflasi ID -0,09% 0,76%
Suku Bunga ID 5,75% 5,75%
Pengangguran ID 4,82% 5,32%
Neraca Dagang ID $3,12 Bio $3,45 Bio

 

Kalender Ekonomi

Minggu Ini
Tanggal Indikator Ekonomi Data Konsensus Data Sebelumnya
25 Maret  US - Consumer Confidence 94,00 98,3
27 Maret  US - GDP q/q Final 2,3% 3,1%
 US - Initial Jobless Claim 225k 223k
28 Maret  US - Core PCE Price Index m/m 0,3% 0,3%
 US - Core PCE Price Index y/y 2,8% 2,6%

 

Minggu Sebelumnya
Tanggal Indikator Ekonomi Data Aktual Data Konsensus Data Sebelumnya
17 Maret  ID - Trade Balance $3,12 Bio $2.45 Bio $3,45 Bio
 US - Retail Sales m/m 0,2% 0,5% 0,7%
 US - Retail Sales y/y 3,1% 3,5% 4,2%
19 Maret ID – Interest Rate 5,75% 5,75% 5,75%
JP – Interest Rate 0,5% 0,5% 0,5%
20 Maret  US - Interest Rate 4,5% 4,5% 4,5%
 CN - Interest Rate 3,6% 3,6% 3,6%
 US - Current Account -$303,9 Bio -$325 Bio -310,9 Bio
21 Maret  JP - Inflation m/m -0,1% 0,2% 0,5%
 JP - Inflation y/y 3,7% 4,2% 4%
 JP - Core Inflation y/y 3% 2,9% 3,2%

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO ASSET CLASS PRODUK INVESTASI KINERJA*
DENOMINASI USD 1 tahun 1 bulan 3 bulan 6 bulan YTD
Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana USD Nusantara 2,17% -1,68% -3,79% -0,08% 0,14%
Fixed Income BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 1,72% 0,83% -0,80% 2,02% 3,95%
Fixed Income BRI Melati Premium Dollar 2,20% 0,28% -2,30% 2,40% 2,14%
Fixed Income Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A 1,12% 0,85% -0,92% 1,53% 2,71%
Fixed Income Schroder USD Bond 1,22% 1,18% -0,28% 1,88% 3,82%
Medium to High Develop Market Equity Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar -1,83% -3,33% -3,88% -2,79% 2,30%
Technology Equity Batavia Technology Sharia Equity -7,35% -3,84% 0,56% -3,71% 4,41%
China Equity BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD RK1 10,64% 15,13% 28,44% 12,87% 26,77%
Develop Market Equity Schroder Global Sharia Equity 8,40% 11,46% 17,39% 8,75% 10,44%
China Equity Eastspring Syariah Greater China Equity USD A -2,66% -0,44% -1,15% -0,02% 8,05%

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO ASSET CLASS PRODUK INVESTASI KINERJA*
DENOMINASI RUPIAH 1 tahun 1 bulan 3 bulan 6 bulan YTD
Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana Obligasi Unggulan Nusantara 1,19% -0,59% -1,82% -0,77% -2,13%
Fixed Income Batavia Dana Obligasi Ultima 0,51% 0,44% -0,70% 1,16% -0,57%
Fixed Income BNP Paribas Prima II Kelas RK1 0,58% 0,56% -0,01% 0,90% -0,09%
Fixed Income Maybank Obligasi Syariah Negara 1,33% 1,83% 1,53% 1,89% 3,59%
Fixed Income Schroder Dana Mantap Plus II 0,78% 0,62% -1,33% 0,99% -1,07%
Medium To High All Cap Equity Allianz SRI-KEHATI Index -10,55% -14,69% -20,74% -10,70% -24,70%
SMC Batavia Dana Saham Optimal -8,88% -12,19% -15,32% -10,87% -15,84%
Big Cap Equity BNP Paribas Pesona Syariah -7,06% -11,76% -14,98% -10,24% -10,31%
All Cap Equity Eastspring Investment Alpha Navigator Kelas A -10,71% -15,17% -18,00% -12,62% -17,22%
Index Fund Equity Maybank Financial Infobank15 Index -12,84% -17,55% -23,44% -11,26% -24,21%
All Cap Equity Schroder Dana Prestasi -10,19% -14,24% -18,61% -11,74% -19,18%
Index Index Harga Saham Gabungan -9,50% -10,49% -14,64% -8,40% -10,98%

*= NAV 27 Februari 2025

Disclaimer

Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

PT Bank Maybank Indonesia Tbk adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.

PT Bank Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia.