23 Oktober 2023

Domestik

Sepekan terakhir IHSG mengalami pelemahan sebesar -1,12% didorong oleh sektor transportasi dan sektor teknologi yang masing-masing menyumbang -5,53% dan -3,73% terhadap indeks. Investor asing melakukan aksi jual sebesar -Rp2,49 triliun yang didominasi oleh penjualan pada saham BBCA, BBRI, BMRI, ASII dan GOTO. Di Indonesia, baru saja terlihat langkah mengejutkan dari Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak bulan Januari menjadi 6% sebagai langkah preventif untuk melindungi nilai tukar Rupiah. Tindakan pre-emptive Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga sebesar 25 bps membuat imbal hasil obligasi pemerintah tenor panjang menjadi lebih tinggi, dimana imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun dan 5 tahun masing-masing naik menjadi 7,115% dan 6,956%. Keputusan tersebut diambil dengan harapan dapat menstabilkan nilai tukar seiring dengan diperkenalkannya instrumen baru SVBI dan SUVBI (BI FX Securities dan BI Sukuk FX Securities) yang dapat menarik lebih banyak uang asing. Kenaikan lebih lanjut masih mungkin terjadi jika The Fed terus menaikkan suku bunganya. Penting untuk tetap melakukan diversifikasi terutama dengan meningkatnya ketegangan geopolitik. Ekuitas Indonesia masih relatif menarik dengan Imbal Hasil Pendapatan IHSG sebesar 7,16%, masih di atas imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun.

Amerika

Perekonomian Amerika Serikat terus menunjukkan ketahanan yang mengejutkan dan mendorong The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama. Meskipun demikian, pasar cukup yakin bahwa pertemuan FOMC mendatang pada tanggal 1 November akan melihat suku bunga tetap stabil setelah pidato Ketua Fed baru-baru ini. Meskipun pasar masih melihat kemungkinan yang lebih tinggi bagi suku bunga Amerika Serikat untuk mencapai puncaknya dan mulai turun pada pertengahan tahun 2024, Ketua Fed mengingatkan bahwa kemungkinan pengetatan lebih lanjut tetap terbuka jika pertumbuhan ekonomi tetap kuat. Data yang dirilis baru-baru ini menunjukkan ketahanan perekonomian dan menambah tantangan bagi rencana The Fed untuk melakukan pelonggaran moneter. Klaim pengangguran menunjukkan lintasan penurunan pengangguran secara keseluruhan sejak bulan Agustus dengan angka yang lebih rendah dari perkiraan, seiring dengan data produksi industri YoY yang menunjukkan pertumbuhan dibandingkan kontraksi yang diperkirakan.

Asia Pasifik

Ekonomi Tiongkok berkembang sebesar 4,9% yoy pada Q3 2023, mengalahkan perkiraan pasar sebesar 4,4% dan menawarkan harapan bahwa itu akan memenuhi target tahunan resmi sekitar 5% tahun ini, karena stimulus berkelanjutan dari Beijing mengimbangi dampak krisis properti yang berkepanjangan dan perdagangan yang lemah. PDB negara itu di Q2 tumbuh 6,3%, di tengah basis perbandingan yang rendah dari tahun lalu ketika Shanghai dan kota-kota besar lainnya berada di bawah penguncian ketat. Pada bulan September saja, penjualan ritel naik paling tinggi dalam 4 bulan, naik selama 9 bulan berturut-turut dan pertumbuhan output industri tetap pada level tertinggi sejak April. Sementara itu, tingkat pengangguran yang disurvei turun menjadi 22 bulan sebesar 5%, sementara investasi tetap terus tumbuh dalam 9 bulan pertama tahun 2023. Data yang dirilis sebelumnya menunjukkan ekspor turun pada kecepatan yang lebih lambat, sebagian karena musim pengiriman puncak untuk produk Natal. Mengingat 9 bulan pertama tahun ini, ekonomi naik 5,2%. Tahun lalu, PDB naik 3%, meleset dari target resmi sekitar 5,5%.

Sumber : Refinitiv

Data Makro

  Data Makro

Sekarang

Sebelumnya

PDB ID

5,17 %

5,04 %

Inflasi ID

2,28 %

3,27 %

Suku Bunga ID

6 %

5,75 %

Pengangguran ID

5,45 %

5,86 %

Neraca Dagang ID

$3,42 Bio

$3,12 Bio

 

Kalender Ekonomi

Minggu Ini

Tanggal

Indikator Ekonomi

Data Konsensus

Data Sebelumnya

26 Oktober US – GDP Growth Rate q/q 4,2% 2,1%
US – Initial Jobless Claim 209k 198k

 

Minggu Sebelumnya

Tanggal

Indikator Ekonomi

Data Aktual

Data Konsensus

Data Sebelumnya

Tanggal Indikator Ekonomi Data Aktual Data Konsensus Data Sebelumnya
16 Oktober ID – Trade Balance $3,42 Bio $2.13 Bio $3,12 Bio
18 Oktober CN -  GDP Growth Rate q/q 1,3% 1% 0,5%
CN -  GDP Growth Rate y/y 4,9% 4,4% 6,3%
CN – Unemployment Rate 5% 5,2% 5,2%
19 Oktober US – Initial Jobless Claim 198k 213k 209k
ID – Interest Rate Decision 6% 5,75% 5,75%
20 Oktober CN – Interest Rate 4,2% 4,2% 4,2%

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO

ASSET CLASS

PRODUK INVESTASI

KINERJA*

DENOMINASI USD

1 tahun

1 bulan

3 bulan

6 bulan

YTD

Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana USD Nusantara 3,10% -3,42% -6,37% -5,60% -3,18%
Fixed Income BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 3,89% -1,90% -2,63% -2,25% -0,63%
Fixed Income Danareksa Melati Premium Dollar 0,42% -3,09% -4,47% -4,07% -2,44%
Fixed Income Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A 0,85% -0,16% -0,37% -0,53% 0,09%
Medium to High Local Equity Ashmore Dana USD Equity Nusantara -1,21% 0,87% 0,76% 4,94% 10,57%
Global Equity Batavia Global ESG Sharia Equity USD 23,65% -3,16% -1,84% 1,90% 8,94%
Technology Equity BNP Paribas DJIM Global Techno Titans 50 Syariah USD 39,39% -4,96% -2,76% 9,28% 36,23%
G20 Equity Danareksa G20 Sharia Equity Dollar 23,41% -3,18% -0,90% 0,67% 6,85%
Develop Market Equity Schroder Global Sharia Equity (USD) 13,26% -3,79% -4,63% -2,76% 3,52%

 

PROFIL RISIKO

ASSET CLASS

PRODUK INVESTASI

KINERJA*

DENOMINASI RUPIAH

1 tahun

1 bulan

3 bulan

6 bulan

YTD

Low              
Money Market Maybank Dana Pasar Uang 3,70% 0,39% 1,15% 2,13% 3,00%
Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana Obligasi Nusantara 0,48% -3,43% -6,12% -2,58% -3,01%
Fixed Income Eastspring Investments IDR High Grade Kelas A 6,51% -2,66% -2,66% 0,19% 2,37%
Fixed Income Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A 6,69% -2,61% -2,41% 1,04% 3,13%
Fixed Income Maybank Dana Obligasi Negara 5,72% -2,57% -2,76% 0,37% 2,42%
Fixed Income Schroder Dana Mantap Plus II 1,31% -4,88% -4,58% -1,42% -1,63%
Medium To High Index Equity Allianz SRI-Kehati Index 5,66% -1,13% -0,28% 4,85% 8,25%
Tematic Equity Batavia Disruptive Equity 5,39% -1,36% 1,37% 6,22% 8,21%
Big Cap Equity BNP Paribas Ekuitas 5,24% -0,71% 1,04% 4,14% 6,37%
All Cap Equity Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A 5,41% -0,12% 3,65% 6,91% 7,28%
Big Cap Equity Maybank Dana Ekuitas -0,52% -0,60% 2,14% 6,79% 7,74%
All Cap Equity Schroder Dana Prestasi 7,14% -2,37% 0,13% 1,98% 4,35%
Index Index Harga Saham Gabungan -1,13% -0,23% 4,50% 2,30% 1,62%

*= NAV 2 Oktober 2023

Disclaimer

Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.

PT Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)