24 Mei 2021

Global

Bursa saham Amerika Serikat ditutup variatif, S&P 500 turun 0,08%, Dow Jones naik 0,36% sementara Nasdaq turun 0,48%, dibayangi kekhawatiran inflasi pada saham yang sensitif terhadap kenaikan suku bunga. Presiden Fed Philadelphia, Patrick Harker, mengatakan bahwa Bank Sentral harus mulai membicarakan pengurangan pembelian obligasi ‘sooner than later’. Data ekonomi yang dirilis adalah Markit US Manufacturing PMI dan Markit US Services PMI (Mei 2021) yang mencatatkan kinerja lebih baik dibandingkan estimasi dan bulan sebelumnya, masing-masing berada pada level 61,5 dan 70,1. Existing Home Sales (April 2021) mengalami kontraksi -2,7% MoM. Imbal hasil UST 10 tahun bertahan di level 1,62%.

Indonesia

Aksi beli asing belum mampu mengangkat pasar saham Indonesia, IHSG melemah 0,42% dimana investor asing membukukan pembelian bersih senilai Rp129,20 miliar. BINDO menguat 0,14%, imbal hasil obligasi pemerintah mata uang Ruiah dengan tenor 10 tahun turun ke level 6,46%. Neraca Pembayaran 1Q mencatatkan surplus sebesar USD4,1 miliar, setelah mengalami defisit USD200 juta pada kuartal sebelumnya. Sementara neraca transaksi berjalan pada 1Q mencatatkan defisit USD1 miliar atau -0,4% dari PDB, setelah mengalami surplus +0,3% terhadap PDB pada kuartal sebelumnya.