Laba Sebelum Pajak (PBT) Maybank Indonesia Naik 53,9% Menjadi Rp1,30 triliun pada Sembilan Bulan 2025

 

Ikhtisar Kinerja Sembilan Bulan 2025 (Y-o-Y)

  • Laba Sebelum Pajak (PBT) naik 53,9% menjadi Rp1,30 triliun, sementara Laba Setelah Pajak dan Kepentingan Nonpengendali (PATAMI) meningkat 77,3% menjadi Rp989 miliar.
  • Gross Operating Income meningkat 2,9% menjadi Rp6,95 triliun, didukung oleh:
    • Pendapatan Bunga Bersih (NII) naik 0,8% menjadi Rp5,37 triliun
    • Pendapatan Nonbunga (NOII) tumbuh 10,7% menjadi Rp1,58 triliun
  • Kredit turun 1,6% menjadi Rp120,42 triliun
    • Kredit CFS ritel dan nonritel tumbuh 7,8% menjadi Rp86,05 triliun
    • Kredit GB untuk segmen Large Local Corporates tumbuh 7,7% menjadi Rp11,88 triliun, namun terimbas oleh berlanjutnya portfolio rebalancing kredit korporasi yang turun 29,8%.
  • Laba Operasional Sebelum Provisi (PPOP) meningkat 2,8% menjadi Rp2,05 triliun
    • Pencadangan turun 32,1% menjadi Rp777 miliar dari Rp1,14 triliun
  • Indikator risiko likuiditas tetap sehat dengan LCR (Bank saja) sebesar 163,6% dan LDR (Bank saja) sebesar 77,5%
  • Perbankan Syariah:
    • PBT meningkat menjadi Rp516 miliar dari Rp163 miliar, didukung oleh:
      • Pendapatan setelah distribusi bagi hasil yang naik 16,2%
      • Pendapatan operasional lainnya meningkat 30,3%

PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (Maybank Indonesia atau Bank) membukukan Laba Sebelum Pajak (PBT) sebesar Rp1,30 triliun, naik 53,9% pada periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2025. Laba Setelah Pajak dan Kepentingan Nonpengendali (PATAMI) meningkat 77,3% menjadi Rp989 miliar. Peningkatan PBT dan PATAMI pada sembilan bulan 2025 ini didukung oleh pendapatan operasional yang menguat, beban overhead yang terkendali, serta biaya provisi yang turun signifikan.

Pendapatan bunga tumbuh 3,2%, ditopang oleh peningkatan imbal hasil terhadap loan average balance dan portofolio surat berharga, serta penerapan pricing yang disiplin. Beban bunga tetap tinggi sehubungan dengan komposisi dana mahal yang lebih besar, sehingga Pendapatan Bunga Bersih (NII) naik 0,8% menjadi Rp5,37 triliun. Marjin Bunga Bersih (NIM) tertekan 16 bps Y-o-Y menjadi 4,3% pada sembilan bulan 2025.

Pendapatan nonbunga (NOII) meningkat 10,7% menjadi Rp1,58 triliun, didukung utamanya oleh pendapatan Global Markets (GM) yang naik signifikan sebesar 618,3% menjadi Rp300 miliar yang disumbang dari perdagangan valas dan efek. Secara keseluruhan, gross operating income meningkat 2,9% menjadi Rp6,95 triliun.

Maybank Indonesia terus memperluas portofolio kredit segmen utama yakni UKM, korporasi lokal skala besar dan ritel. Berkat upaya ini, kredit ritel dan nonritel Community Financial Services (CFS) tumbuh 7,8% menjadi Rp86,05 triliun.

Kredit CFS Nonritel naik 10,1% menjadi Rp38,43 triliun, didukung pertumbuhan kredit komersial (Business Banking) sebesar 18,5%, diikuti kredit SME+ yang tumbuh 6,4%, dan Retail SME (RSME) yang naik 4,3%.

Kredit CFS Ritel meningkat 6,1% menjadi Rp47,62 triliun, didukung pertumbuhan sebesar 9,6% pada pembiayaan otomotif, 2,4% pada kredit konsumer (Kartu Kredit dan KTA), serta 2,1% pada kredit pemilikan rumah (KPR).

Kredit segmen Global Banking (GB) untuk Korporasi Lokal Skala Besar terus mempertahankan momentum pertumbuhan yakni sebesar 7,7% menjadi Rp11,88 triliun. Bank menerapkan strategi rebalancing pada portofolio GB sehubungan dengan low-yielding corporate loans yang turun 29,8%, sehingga total kredit GB turun 19,3%.

Sejalan dengan rebalancing, total kredit yang disalurkan Bank mengalami penurunan sebesar 1,6% menjadi Rp120,42 triliun. Namun demikian, total kredit ini telah ditopang oleh kinerja segmen CFS ritel dan nonritel yang kuat. 

Pembiayaan berkelanjutan mencapai Rp3,96 triliun, naik 7,0% Y-o-Y, didorong utamanya oleh pembiayaan pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berkelanjutan yang meningkat 56,1% menjadi Rp338 miliar, serta pembiayaan transportasi ramah lingkungan yang tumbuh 72,0% menjadi Rp314 miliar. Pembiayaan berkelanjutan ini mencakup 20,1% dari total kredit Bank (Bank saja).

Total aset meningkat 4,6%, didorong oleh kenaikan sebesar 28,8% pada aset produktif lainnya, terutama dari portofolio surat berharga.

Simpanan nasabah tumbuh 13,2% Y-o-Y. Giro dan tabungan masing-masing tumbuh 19,3% dan 0,9%, sejalan dengan strategi untuk memperkuat pendanaan yang efisien. Deposito Berjangka mengalami peningkatan sebesar 14,4% pada sembilan bulan 2025. Rasio CASA tercatat 52,3% pada September 2025.

Platform perbankan digital terus menunjukkan pertumbuhan positif. Transaksi melalui M2U (ritel) meningkat 23,4% menjadi lebih dari 22 juta transaksi, sementara M2E (korporasi) naik 12,5% menjadi lebih dari 3,7 juta transaksi.

Beban overhead terkendali, dengan kenaikan sebesar 3,0% Y-o-Y didukung upaya berkelanjutan dalam mengoptimalkan operasional Bank. Cost-to-income ratio (CIR) sebesar 70,4% dari 71,4% pada tahun sebelumnya. Demikian juga, rasio efisiensi operasional (BOPO) menurun menjadi 89,1%, dibandingkan 92,3% pada sembilan bulan tahun lalu. Hal ini mencerminkan pengelolaan biaya yang disiplin didukung pendapatan yang tumbuh berkelanjutan.

Laba Operasional Sebelum Provisi (PPOP) tumbuh 2,8% Y-o-Y menjadi Rp2,05 triliun, sementara provisi membaik 32,1%, sejalan dengan pencadangan pre-emptive yang dibentuk pada tahun sebelumnya.

Non-Performing Loans (NPL) berada di level 2,4% (gross) dan 1,5% (net) pada September 2025, membaik dibandingkan 2,9% (gross) dan 1,7% (net) pada September 2024. Saldo NPL turun 17,4% Y-o-Y.

Likuiditas tetap terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank saja sebesar 77,5%, Liquidity Coverage Ratio (LCR) Bank saja sebesar 163,6%, jauh di atas ketentuan minimum 100%, dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) Bank saja sebesar 118,7%.

Posisi permodalan tetap kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 27,1% dan Common Equity Tier 1 (CET1) sebesar 25,9%.

Perbankan Syariah
Perbankan Syariah Maybank Indonesia mencatat Laba Sebelum Pajak (PBT) sebesar Rp516 miliar pada sembilan bulan 2025, dibandingkan dengan Rp163 miliar pada sembilan bulan 2024. Kenaikan PBT sebesar 216,5% tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan dan pengelolaan biaya yang disiplin.

Pendapatan setelah distribusi bagi hasil meningkat 16,2% menjadi Rp1,11 triliun, didukung pendapatan dari penyaluran dana yang naik 4,7%, serta komposisi pendanaan yang lebih efisien sehingga porsi bagi hasil untuk pemilik dana menurun 6,6%. Pendapatan operasional lainnya tumbuh 30,3% menjadi Rp217 miliar, didorong oleh pertumbuhan Wealth Management Syariah dan pemulihan aset. Pendapatan operasional bruto meningkat 18,3% menjadi Rp1,32 triliun pada sembilan bulan 2025.

Pembiayaan Syariah segmen Community Financial Services (CFS) tumbuh 13,3% menjadi Rp22,36 triliun. Pembiayaan nonritel meningkat 14,5%, ditopang oleh pertumbuhan sebesar 16,3% pada Business Banking, 19,7% pada SME+, serta 11,2% pada RSME.

Pembiayaan ritel naik 11,8%, didukung utamanya oleh pertumbuhan pembiayaan kepemilikan rumah sebesar 12,6% dan otomotif sebesar 3,5%. Pembiayaan Syariah tercatat sebesar Rp29,64 triliun, berkontribusi sebesar 27,8% terhadap total portofolio pembiayaan Bank (Bank saja).

CASA Syariah meningkat 17,7% menjadi Rp22,71 triliun, didorong pertumbuhan Giro sebesar 36,1% dan Tabungan sebesar 3,2%. Deposito Berjangka turun 22,5%, sejalan dengan strategi Bank untuk mengoptimalkan komposisi pendanaan. Rasio CASA tercatat sebesar 62,2% pada September 2025, naik dari 52,0% pada September 2024. Namun demikian, total simpanan nasabah perbankan Syariah turun 1,6% menjadi Rp36,51 triliun.

Rasio non-performing financing (NPF) membaik menjadi 2,4% (gross) dan 1,6% (net) pada September 2025, dibandingkan 2,5% (gross) dan 1,8% (net) pada September 2024. Rasio financing-to-deposit (FDR) berada di level 80,5%.

Penghargaan
Maybank Indonesia kembali memperoleh pengakuan dari industri pada 2025 yaitu, dinobatkan sebagai “Best SME Bank – Indonesia” dan “Best Bank for ESG – Indonesia” pada ajang The Euromoney Awards for Excellence 2025.

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan, mengatakan kinerja top-line Maybank Indonesia pada sembilan bulan 2025 terus menguat. Hal ini didorong oleh pertumbuhan kredit yang berkelanjutan pada segmen-segmen utama, peningkatan pendapatan operasional, dan pengelolaan biaya yang disiplin.

“Melalui portfolio rebalancing, kami menyelaraskan kembali fokus bisnis Bank sejalan dengan strategi super growth, dengan tujuan memberikan nilai berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan. Untuk itu, kami akan memperkuat segmen utama, khususnya wealth, otomotif, UKM, dan korporasi lokal besar, yang terus menunjukkan pertumbuhan dan ketahanan solid di tengah kondisi kredit yang ketat. Demikian juga, segmen Business Banking kami telah terus mempertahankan momentum pertumbuhannya sepanjang tahun.”

Presiden Komisaris Maybank Indonesia, Dato’ Sri Khairussaleh Ramli, mengatakan bahwa Maybank Indonesia mencatatkan kinerja yang menjanjikan pada sembilan bulan 2025, mencerminkan franchise Grup yang menguat di tengah kondisi makroekonomi yang menantang.

“Kinerja Maybank Indonesia pada periode ini semakin menegaskan komitmen kami untuk memperkuat kepemimpinan di kawasan ASEAN yakni dengan terus menangkap peluang pertumbuhan baru dan mendorong kolaborasi yang lebih erat di seluruh Grup. Melalui strategi M25+ yang berorientasi pada pertumbuhan yang berkelanjutan, kami memperkuat sinergi di seluruh lini bisnis dan menggarap peluang pertumbuhan yang berkelanjutan bagi nasabah, komunitas, dan seluruh pemangku kepentingan.”

Anak Usaha

PT Maybank Indonesia Finance (Maybank Finance)
Total pembiayaan meningkat 7,3% menjadi Rp7,43 triliun pada sembilan bulan 2025, didukung oleh meningkatnya minat terhadap kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).

Laba sebelum pajak (PBT) Maybank Finance naik 1,2% menjadi Rp431 miliar. Non-performing loans (NPL) tetap stabil di 0,3% (gross) dan 0,1% (net) pada September 2025 maupun pada September 2024.

PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance)
Total pembiayaan WOM meningkat 4,1% menjadi Rp6,52 triliun. Namun, laba sebelum pajak (PBT) turun menjadi Rp128 miliar dari Rp212 miliar, sehubungan dengan pencadangan yang meningkat sebesar 16,2% dari Rp281 miliar menjadi Rp327 miliar.

*****

Catatan untuk Editor

Maybank Indonesia merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia yang memiliki jaringan regional maupun internasional Grup Maybank. Maybank Indonesia menyediakan serangkaian produk dan jasa komprehensif bagi nasabah individu maupun korporasi melalui layanan Community Financial Services (Perbankan Ritel dan Nonritel) dan Perbankan Global, serta pembiayaan otomotif melalui entitas anak yaitu WOM Finance untuk kendaraan roda dua dan Maybank Finance untuk kendaraan roda empat. Maybank Indonesia juga terus mengembangkan layanan dan kapasitas Digital Banking melalui M2U (App dan Web), M2E untuk nasabah korporasi dan berbagai saluran lainnya.

Pada September 2025, Maybank Indonesia memiliki 278 cabang termasuk 20 cabang Syariah dan satu cabang Mumbai, India; 22 KCP Mobile dan 669 ATM (termasuk 26 Cash Recycle Machines/CRM) yang terkoneksi dengan lebih dari 20.000 ATM tergabung dalam jaringan ATM PRIMA, ATM BERSAMA, ALTO, CIRRUS, dan terhubung dengan 3.500 ATM Maybank di Singapura, Malaysia dan Brunei. Maybank Indonesia mengelola simpanan nasabah sebesar Rp131,21 triliun dan memiliki total aset senilai Rp197,96 triliun pada September 2025.

 

Untuk informasi lebih lanjut:

Bayu Irawan
Head, Corporate Communications
Email: ccommunications@maybank.co.id
Telp: +6221 2922-888