Maybank Indonesia Bukukan Pertumbuhan Laba Sebelum Pajak Sebesar 15,4% menjadi Rp2,35 Triliun pada 2023

 

Ikhtisar Keuangan Konsolidasian per 31 Desember 2023
(Seluruh persentase yang disampaikan berdasarkan pertumbuhan kinerja selama tahun 2023 dibandingkan dengan kinerja tahun 2022, kecuali dinyatakan berbeda)

Pertumbuhan Y-o-Y untuk tahun keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2023

  • Laba sebelum Pajak (PBT) naik 15,4% menjadi Rp2,35 triliun dari Rp2,04 triliun;
  • Laba setelah Pajak & Kepentingan Non-Pengendali (PATAMI) naik 18,5% menjadi Rp1,74 triliun dari Rp1,47 triliun;
  • Pendapatan fee-based naik 15,6% menjadi Rp2,03 triliun dari Rp1,76 triliun, didukung oleh:
    • Pendapatan fee terkait transaksi Global Markets (GM) yang naik 33,6% menjadi Rp181 miliar dari Rp136 miliar;
    • Pendapatan fee selain Global Markets yang naik 14,1% menjadi Rp1,85 triliun dari Rp1,62 triliun ditopang oleh pendapatan fee atasasset recovery, fee terkait kartu kredit dan bisnis ritel serta fee terkait pembiayaan otomotif.
  • Total kredit yang disalurkan tumbuh 7,6% menjadi Rp116,00 triliun dari Rp107,82 triliun, didukung oleh:
    • Pertumbuhan Kredit Community Financial Services (CFS) Ritel dan Non-ritel sebesar 10,6% menjadi Rp74,28 triliun dari Rp67,17 triliun, yakni dari:
      • Kredit CFS Ritel tumbuh 11,5% ditopang pertumbuhan pembiayaan otomotif  anak perusahaan, kartu kredit & KTA, serta KPR;
      • Kredit CFS Non-ritel tumbuh 9,3% didukung pertumbuhan kredit Business Banking, kredit Retail Small and Medium Enterprises (RSME) dan kredit Small and Medium Enterprises (SME+).
    • Kredit Global Banking tumbuh 2,6% didukung penyaluran kredit pada Financial Institutions Group (FIG) yang meningkat 87,9%.
  • Simpanan nasabah tumbuh 9,3% menjadi Rp115,50 triliun didukung pertumbuhan Giro dan Tabungan (CASA) sebesar 8,6%. Rasio CASA sebesar 51,1% pada Desember 2023;
  • Loan to Deposit Ratio (LDR) berada pada level 96,3% dan Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada pada tingkat yang sehat yaitu sebesar 210,2%;
  • Capital Adequacy Ratio (CAR) tetap kuat sebesar 27,7% dengan total modal Rp29,84 triliun;
  • Pertumbuhan Unit Usaha Syariah:
    • PBT melonjak 66,8% menjadi Rp504 miliar dari Rp302 miliar;
    • Pembiayaan tumbuh 14,4% menjadi Rp30,24 triliun dari Rp26,43 triliun;
    • Total simpanan nasabah naik 16,7% menjadi Rp35,07 triliun dari Rp30,04 triliun ditopang pertumbuhan CASA sebesar 29,3%, terdiri dari Giro yang tumbuh 34,2% dan Tabungan yang tumbuh 25,1%;
    • Aset meningkat 2,5% menjadi Rp41,04 triliun dari Rp40,04 triliun memberikan kontribusi pada aset Bank (standalone) sebesar 25,9% pada Desember 2023.
  • Pertumbuhan perbankan digital:
    • Nilai transaksi keuangan nasabah ritel melalui M2U tumbuh 15,0% menjadi Rp113,37 triliun:
      • Fitur M2U QR Pay & QR Cardless Withdrawal mengalami peningkatan volume transaksi sebesar 200% dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp430 miliar;
      • Lebih dari 167 ribu merchants di seluruh Indonesia memanfaatkan fasilitas Maybank QR Pay.
    • Nilai transaksi keuangan nasabah korporasi melalui M2E tumbuh 11,1% menjadi Rp790,62 triliun.

Jakarta, 27 Februari 2024

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia atau Bank) mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian yang berakhir pada 31 Desember 2023 dengan Laba Sebelum Pajak (PBT) sebesar Rp2,35 triliun, naik 15,4% dari Rp2,04 triliun tahun sebelumnya. Laba setelah Pajak & Kepentingan Non-Pengendali (PATAMI) naik 18,5% menjadi Rp1,74 triliun dari Rp1,47 triliun.

Pendapatan operasional meningkat sehubungan dengan imbal hasil kredit dan komposisi aset yang membaik didukung kinerja pembiayaan ritel serta non-ritel RSME dan Unit Usaha Syariah yang tumbuh positif. Demikian juga, kondisi perekonomian Indonesia dan daya beli masyarakat yang terus meningkat sepanjang tahun 2023, turut berkontribusi pada peningkatan laba Bank.

Net interest income (NII) naik 3,7% didukung oleh imbal hasil aset yang lebih tinggi serta pendapatan terhadap komposisi aset yang membaik. Margin Bunga Bersih (Net Interest Margin/NIM) meningkat 7 bps menjadi 5,0% meskipun biaya simpanan meningkat, seiring dengan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) sepanjang tahun.

Pendapatan fee-based naik 15,6% menjadi Rp2,03 triliun dari Rp1,76 triliun tahun sebelumnya sehubungan dengan pendapatan fee transaksi Global Markets (GM) yang tumbuh 33,6% menjadi Rp181 miliar dari Rp136 miliar. Bank juga mencatat pendapatan fee selain Global Markets yang naik 14,1% menjadi Rp1,85 triliun dari Rp1,62 triliun, ditopang oleh pendapatan fee atas asset recovery yang meningkat lebih dari 5 (lima) kali lipat, fee bisnis kartu kredit yang meningkat 22,8% dan fee terkait pembiayaan otomotif roda dua yang tumbuh 5,2%.

Total kredit yang disalurkan mencapai Rp116,00 triliun, tumbuh 7,6% dari Rp107,82 triliun tahun sebelumnya seiring dengan iklim bisnis yang stabil dan daya beli masyarakat yang menguat di sepanjang tahun 2023.

Kredit ritel dan non-ritel yang dikelola melalui Community Financial Services (CFS), tumbuh 10,6% menjadi Rp74,28 triliun dari Rp67,17 triliun tahun sebelumnya.

Kredit CFS Ritel tumbuh 11,5% menjadi Rp43,47 triliun dari Rp38,99 triliun, ditopang oleh kredit otomotif anak perusahaan yang tumbuh 18,8%, kartu kredit dan KTA yang tumbuh 20,3%, serta KPR yang terus tumbuh sebesar 1,3% Y-o-Y.

Kredit CFS Non-ritel meningkat 9,3% menjadi Rp30,81 triliun dari Rp28,18 triliun didukung oleh pertumbuhan yang signifikan pada kredit Business Banking sebesar 12,8% menjadi Rp11,80 triliun dari Rp10,47 triliun tahun lalu. Adapun kredit Business Banking juga tumbuh 11,6% Q-o-Q.

Lebih lanjut, kredit Retail Small and Medium Enterprises (RSME) tumbuh 9,7% menjadi Rp13,88 triliun dari Rp12,65 triliun dan kredit Small-Medium Enterprises (SME+) yang juga tumbuh 1,6% Y-o-Y.

Kredit Global Banking tumbuh 2,6% menjadi Rp41,72 triliun dari Rp40,65 triliun didukung oleh penyaluran kredit yang membaik, khususnya Financial Institutions Group (FIG) yang tercatat naik 87,9% Y-o-Y. Kredit Global Banking juga mencatat pertumbuhan sebesar 2,5% Q-o-Q.

Simpanan nasabah tumbuh 9,3% menjadi Rp115,50 triliun dari Rp105,71 triliun tahun sebelumnya seiring dengan meningkatnya CASA sebesar  8,6% dan Deposito Berjangka sebesar 10,0%. Peningkatan CASA ditopang oleh Giro yang tumbuh 10,2% dan Tabungan yang meningkat 6,1%. dan pertumbuhan ini berjalan selaras dengan strategi Bank untuk mengoptimalkan dana murah. Deposito Berjangka juga tumbuh 10,0% seiring dengan tren peningkatan sejak semester pertama tahun 2023. Rasio CASA relatif stabil pada 51,1% dibandingkan dengan 51,4% tahun sebelumnya.

Pada tahun 2023, Maybank Indonesia secara aktif menggalakkan berbagai aktivitas pemasaran serta melakukan modernisasi infrastruktur Teknologi Informasi dan keamanan siber. Di samping itu, Bank juga melakukan pengembangan sumber daya manusia dan talents guna mendukung pertumbuhan bisnis. Berbagai upaya tersebut mendorong kenaikan biaya overhead cost sebesar7,2%.

Kualitas aset Bank membaik berkat upaya pengawasan dan pemantauan serta pengendalian kredit yang terus dilakukan oleh Bank, diiringi iklim bisnis yang lebih baik. Pendapatan Operasional setelah Pencadangan naik 14,2% sehubungan dengan menurunnya pencadangan (CKPN) sebesar 11,9%. Saldo NPL kredit turun 9,8%.

Bank mencatat rasio Non-Performing Loan (NPL) membaik menjadi 2,9% (gross) dan 1,9% (net) pada Desember 2023 dari 3,5% (gross) dan 2,3% (net) pada Desember 2022.

Per Desember 2023, rasio Loan to Deposit (LDR) berada pada level 96,3% dan Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada pada level yang sehat sebesar 210,2%, jauh diatas ketentuan regulator sebesar 100%.

Rasio Kecukupan Modal (CAR) tetap kuat sebesar 27,7% pada Desember 2023 dengan total modal tercatat sebesar Rp29,84 triliun pada akhir Desember 2023.


Unit Usaha Syariah

Unit Usaha Syariah Maybank Indonesia mencatat peningkatan PBT yang signifikan sebesar 66,8% menjadi Rp504 miliar dari Rp302 miliar tahun sebelumnya.

Pertumbuhan PBT yang kuat ini didukung oleh pendapatan operasional yang meningkat sebesar 68,9% sejalan dengan fokus Unit Usaha Syariah dalam mengembangkan portofolio pembiayaan dan pendapatan fee. Pembiayaan yang disalurkan meningkat 14,4% menjadi Rp30,24 triliun dari Rp26,43 triliun, didukung oleh pembiayaan sektor UKM, Corporate Banking, dan Green Financing pada Unit Usaha Syariah.

Sebagai bagian dari langkah Maybank Group untuk membangun kepemimpinan di sektor perbankan Syariah di tingkat global, Unit Usaha Syariah Maybank Indonesia menjadi bank pertama di Indonesia yang meluncurkan solusi investasi dengan prinsip syariah, yaitu ‘Shariah Wealth Management’ di kuartal ketiga tahun 2023. Solusi ini telah mendorong pendapatan operasional berbasis biaya Unit Usaha Syariah untuk tumbuh sebesar 27,4% menjadi Rp193 miliar dari Rp151 miliar.

Pencadangan (CKPN) turun 59,6% menyusul dilakukannya pencadangan di awal yang dilakukan Unit Usaha Syariah pada tahun-tahun sebelumnya. Pencadangan tersebut turut berkontribusi pada peningkatan PBT Unit Usaha Syariah.

Total Aset Unit Usaha Syariah meningkat 2,5% menjadi Rp41,04 triliun dari Rp40,04 triliun. Peningkatan aset tersebut memberikan kontribusi pada aset Bank (standalone) sebesar 25,9% pada Desember 2023. Kontribusi ini merupakan yang tertinggi di industri.

Simpanan nasabah tumbuh 16,7% menjadi Rp35,07 triliun dari Rp30,04 triliun tahun sebelumnya, didukung oleh peningkatan CASA sebesar 29,3% menjadi Rp18,05 triliun dari Rp13,96 triliun dengan pertumbuhan Giro sebesar 34,2% dan Tabungan sebesar 25,1%. Deposito Berjangka tumbuh 5,9% menyusul tren pertumbuhan pada kuartal sebelumnya. Rasio CASA membaik menjadi 51,5% pada Desember 2023 dibandingkan dengan 46,5% pada Desember 2022.

Rasio Non-Performing Financing (NPF) membaik menjadi 2,6% (gross) dan 1,8% (net) pada Desember 2023 dari 3,0% (gross) dan 2,3% (net) pada Desember 2022. Financing to Deposit Ratio (FDR) berada pada level 84,0 %.


Pertumbuhan Platform Digital

Platform perbankan digital M2U untuk nasabah ritel, mengalami peningkatan volume transaksi sebesar 18,0% menjadi sekitar 21 juta dari 17,9 juta transaksi tahun sebelumnya. Nilai transaksi tumbuh 15,0% menjadi Rp113,37 triliun dari Rp98,41 triliun. Simpanan nasabah melalui platform M2U tumbuh 28,0% menjadi lebih dari Rp8,40 triliun. Selain itu, lebih dari 164 ribu rekening tabungan baru dibuka secara digital melalui platform tersebut.

Fitur M2U QR Pay & QR Cardless Withdrawal mencatatkan peningkatan transaksi sebesar 200%, dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp430 miliar. Begitu juga, sebanyak lebih dari 167 ribu merchant di Indonesia telah memanfaatkan fasilitas Maybank QR Pay.

Selanjutnya, platform perbankan digital M2E untuk nasabah korporasi telah mencatatkan lebih dari 4,25 juta transaksi, dengan nilai transaksi sebesar Rp790,62 triliun, tumbuh 11,1% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp711,80 triliun. Saldo giro pada M2E juga tumbuh 4,8% menjadi Rp26,34 triliun dari Rp25,13 triliun. Pertumbuhan ini berkontribusi pada funding secara keseluruhan.

Pada kuartal keempat tahun 2023, Maybank Indonesia melakukan peningkatan layanan pada platform perbankan digital M2U dengan memperkenalkan fitur tabungan emas, bekerja sama dengan PT Pegadaian. Nasabah dapat membuka rekening investasi emas digital melalui M2U, sehingga menambah pilihan untuk berinvestasi selain Deposito Berjangka, Reksa Dana, dan Obligasi. Peningkatan ini merupakan wujud upaya Maybank Indonesia dalam menyediakan solusi wealth management yang lebih lengkap untuk nasabah, khususnya melalui platform perbankan digital tersebut.

Di samping itu, pada tahun 2023 Maybank Indonesia menerima penghargaan ‘Excellence in Mobile Banking Award’ dari Asia Trailblazer yang menegaskan upaya berkelanjutan Maybank Indonesia dalam menghadirkan pengalaman perbankan digital sesuai dengan kebutuhan masing-masing nasabah.

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria mengatakan Maybank Indonesia telah mencatatkan kinerja keuangan positif pada tahun 2023, didukung oleh pertumbuhan aset Bank secara berkelanjutan dan pendapatan yang lebih baik.

"Perekonomian Indonesia di sepanjang tahun 2023 terus bergerak ke arah positif dengan prospek pasar yang stabil didukung oleh permintaan pasar domestik terhadap barang dan jasa yang terus menguat. Di lain sisi, kami juga secara aktif meningkatkan sistem dan proses kerja agar dapat lebih tanggap dalam merespon kebutuhan, peluang, dan tantangan yang terus berkembang. Faktor-faktor tersebut telah mendukung kami dalam mendorong pertumbuhan portofolio kredit, dan di saat yang sama memperkuat fundamental untuk keberlangsungan bisnis dalam jangka panjang," ujarnya.

“Kami berkomitmen untuk mengimplementasikan strategi pengembangan Bank melalui Strategic Program SP7 yang merupakan bagian dari strategi M25+ Maybank Group. SP7 meliputi inisiatif prioritas Maybank Indonesia untuk memenuhi kebutuhan nasabah dengan melibatkan pendekatan customer-centric disertai segmentasi yang tepat sasaran, mendorong digitalisasi pada segmen UKM serta memperluas partisipasi Bank ke dalam ekosistem digital melalui layanan Bank-as-Service.”

Selain itu, SP7 juga mencakup peningkatan produktivitas melalui optimalisasi cabang, penguatan sinergi antar entitas Maybank di Indonesia sebagai ‘One-Maybank go to Market’ dan akselerasi solusi Shariah Wealth untuk membangun diferensiasi serta pengembangan bisnis Bank.

Presiden Komisaris Maybank Indonesia, Dato' Khairussaleh Ramli mengatakan Maybank Indonesia telah menorehkan prestasi yang membanggakan. Pencapaian ini tercermin dari peningkatan kinerja Bank sepanjang tahun 2023 pada seluruh portofolio bisnisnya.

"Indonesia merupakan salah satu pasar utama Maybank Group, yang kami fokuskan untuk terus berkembang sesuai arahan dalam strategi M25+. Seiring dengan upaya Maybank Group untuk memperkuat fondasi bisnis di kawasan ASEAN, kami berkomitmen untuk menyediakan dukungan bagi bisnis kami di Indonesia untuk terus berkembang dan memperkuat pasar dalam negeri. Melalui fokus pengembangan tersebut, kami berupaya untuk merespon berbagai kebutuhan nasabah dengan mengidentifikasi potensi pertumbuhan di seluruh segmen bisnis, sejalan dengan aspirasi Maybank Group untuk menjadi bank pilihan di kawasan ASEAN."

 

Anak Perusahaan

PT Maybank Indonesia Finance (Maybank Finance)

Pada tahun 2023, industri otomotif roda empat terus melanjutkan tren peningkatan seiring dengan membaiknya daya beli konsumen. Kondisi ini mendorong pembiayaan otomotif roda empat Maybank Finance yang tumbuh 8,5% menjadi Rp7,72 triliun dari Rp7,12 triliun tahun sebelumnya.

Maybank Finance membukukan PBT sebesar Rp571 miliar, naik 0,9% dari Rp566 miliar sehubungan dengan pencadangan. Rasio NPL tercatat sebesar 0,2% (gross) dan 0,1% (net) pada Desember 2023 dibandingkan 0,1% (gross dan net) pada Desember 2022.

PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM)

Seiring dengan meningkatnya daya beli konsumen, WOM membukukan peningkatan pembiayaan otomotif roda dua sebesar 22,5% menjadi Rp6,15 triliun dari Rp5,02 triliun tahun lalu.

PBT WOM tercatat sebesar Rp320 miliar, naik 14,3% dari tahun lalu Rp280 miliar. Rasio NPL tercatat sebesar 2,1% (gross) dan 0,9% (net) pada Desember 2023 dari 1,6% (gross) dan 0,7% (net) pada Desember 2022.

 

******

 

Catatan untuk Editor

Maybank Indonesia merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia yang memiliki jaringan regional maupun internasional Grup Maybank. Maybank Indonesia menyediakan serangkaian produk dan jasa komprehensif bagi nasabah individu maupun korporasi melalui layanan Community Financial Services (Perbankan Ritel dan Perbankan Non-Ritel) dan Perbankan Global, serta pembiayaan otomotif melalui entitas anak yaitu WOM Finance untuk kendaraan roda dua dan Maybank Finance untuk kendaraan roda empat. Maybank Indonesia juga terus mengembangkan layanan dan kapasitas Digital Banking melalui M2U (App dan Web), M2E untuk nasabah korporasi dan berbagai saluran lainnya.

Per Desember 2023, Maybank Indonesia memiliki 337 cabang termasuk cabang Syariah yang tersebar di Indonesia dan satu cabang luar negeri (Mumbai, India), 22 KCP Mobile dan 765 ATM (termasuk 26 Cash Recycle Machines/CRM) yang terkoneksi dengan lebih dari 20.000 ATM tergabung dalam jaringan ATM PRIMA, ATM BERSAMA, ALTO, CIRRUS, dan terhubung dengan 3.500 ATM Maybank di Singapura, Malaysia dan Brunei. Maybank Indonesia mengelola simpanan nasabah sebesar Rp115,50 triliun dan memiliki total aset senilai Rp171,80 triliun pada Desember 2023.

Untuk informasi lebih lanjut:

Tommy Hersyaputera
Head, Corporate & Brand Communications
Email: ccommunications@maybank.co.id  
Telp: +6221 2922-888