Laba Sebelum Pajak Maybank Kuartal II 2020 RM 1,26 Miliar

 

 

Ikhtisar Kinerja Kuartal II 2020

  • Pendapatan bunga (net fund based) bersih turun 7,8% menjadi RM3,84 miliar
  • Pendapatan berbasis non bunga bersih (net fee based) tumbuh 5,0% menjadi RM1,81 miliar
  • Pendapatan operasional bersih turun 4,1% menjadi RM5,65 milliar
  • Biaya overhead tercatat turun 4,1% menjadi RM2,71 miliar
  • Laba operasional sebelum provisi (Pre-provisioning operating profit/PPOP) sebesar RM2,94 miliar dari RM3,07 miliar tahun lalu
  • Net impairment loss sebesar RM1,74 mliar dari RM452 juta tahun lalu
  • Laba sebelum pajak sebesar RM1,26 miliar dan laba bersih sebesar RM0,94 miliar
  • Posisi likuiditas yang sehat dengan LCR Group sebesar 140,5%
  • Posisi modal yang kuat: total rasio modal 19,04% & rasio CET1 15,43%
  • Rasio cost to income flat dibanding 47,9% tahun lalu

Maybank, bank keempat terbesar di Asia Tenggara dari segi aset, hari ini mengumumkan laba sebelum pajak (PBT) Group untuk kuartal II yang berakhir 30 Juni 2020 turun 52,6% menjadi RM1,26 miliar dibandingkan dengan RM2,65 miliar pada periode yang sama tahun lalu sehubungan Group mencatat dampak penerapan pembatasan pergerakan serta penurunan suku bunga di sebagian besar pasar regional yang muncul akibat pandemi COVID-19. Laba bersih pada kuartal tersebut turun sekitar RM1 miliar atau 51,5% menjadi RM941,7 juta dari RM1,94 miliar tahun lalu.

Pendapatan bunga bersih (net fund based) pada kuartal II 2020  turun sebesar RM326,5 juta dibandingkan dengan kuartal II 2019, yang disebabkan adanya Day-One modification loss oleh karena penerapan moratorium untuk pembiayaan dengan suku bunga tetap dan pemotongan 50 basis poin (bps) dalam Overnight Policy Rate.  Hal ini diimbangi dengan penarikan kredit yang lebih tinggi, terutama untuk segmen UKM dan KPR, pertumbuhan yang kuat pada simpanan giro dan tabungan (CASA) kami yang meningkatkan rasio CASA kami menjadi 40,2% serta rencana funding relief  untuk segmen UKM. Pada 14 Agustus 2020, Group telah menyalurkan total RM1,4 miliar di bawah kredit Fasilitas Bantuan Khusus BNM (BNM Special Relief Facility) kepada UKM.

Pendapatan non bunga pada kuartal II 2020, sementara, mencatat kenaikan 5,0%, didukung oleh hasil investasi dan trading yang lebih baik, serta peningkatan dalam keuntungan yang belum direalisasi atas aset keuangan dan investasi. Jika digabungkan, pendapatan operasional bersih turun 4,1% menjadi RM5,65 miliar dari RM5,89 miliar tahun lalu.

Mengingat kondisi pasar yang melemah selama kuartal tersebut, pengendalian biaya tetap menjadi fokus utama Group, yang mengakibatkan biaya overhead mencatat penurunan 4,1% menjadi RM2,71 miliar pada kuartal II 2020 dari RM2,82 miliar pada kuartal II 2019. Net Impairment loss untuk kuartal II 2020 naik menjadi RM1,74 miliar dibandingkan dengan RM452,3 juta tahun lalu karena Group mengambil langkah kehati-hatian dan meningkatkan provisi berdasarkan asumsi ke depan, mengingat kemungkinan pandemi yang masih berlanjut dan akan mempengaruhi dinamika bisnis dan masyarakat secara global.

Maybank Chairman, Datuk Mohaiyani Shamsudin mengatakan, “Kuartal kedua telah menjadi salah satu kuartal yang paling menantang yang kami lalui sebagai Group dan  prospek perekonomian di masa depan masih belum dapat memberi kepastian, mengingat vaksin belum ditemukan, meskipun ada beberapa indikasi ekonomi mulai pulih."

“Kendati demikian, kami berbesar hati pergerakan bisnis inti kami telah berkembang tanpa hambatan selama periode ini, dan kami telah mempertimbangkan kembali strategi kami untuk masa depan. Kami berkomitmen untuk bekerja dengan nasabah kami dalam mengatasi rintangan usaha yang dihadapi selama pandemi, dan kami tengah mempersiapkan diri untuk bangkit dari pandemi ini dengan cerdas dan siap untuk menjalankan bisnis yang dikonfigurasi ulang, bila diperlukan. Kami harus mampu bertahan dalam lingkungan usaha yang sangat berbeda, memastikan kami dapat terus menciptakan nilai optimal bagi para stakeholder kami,” tambahnya.

Sementara itu, Maybank Group President & CEO, Datuk Abdul Farid Alias ​​mengatakan, “Pencapaian kinerja kami merupakan cerminan dari apa yang telah kami lalui, yaitu diterapkannya pengendalian pergerakan masyarakat yang diperlukan untuk mengendalikan penyebaran wabah; kebijakan berikutnya tentang suku bunga serta tindakan proaktif moratorium yang dimaksudkan untuk memberi kita semua peluang untuk mengelompokkan dan menyusun kembali rencana kita. Selama periode tersebut, telah memberikan kepada kita semua waktu untuk membuat penyesuaian yang diperlukan agar kita menjadi produktif kembali, khususnya dalam masa yang kini dikenal sebagai normal baru. Setelah proses ini selesai, kami dapat fokus untuk membantu nasabah kami yang terkena dampak pandemi COVID-19 agar dapat melanjutkan operasional bisnis dan kehidupan mereka.”

Farid menambahkan, “Hal yang sangat membantu kami adalah strategi kami dalam menjaga tingkat likuiditas dan permodalan dengan baik, dan kami akan terus mempertahankan neraca yang kuat untuk memberi kami kapasitas untuk mengejar peluang bisnis di saat ketika peluang muncul. Pada saat yang sama, kami akan terus mencari peluang pertumbuhan baik di segmen perbankan konsumer dan global, asuransi dan perbankan syariah sambil mempercepat penetrasi layanan digital kami untuk memperbesar pangsa pasar. Selain itu, kami akan mengintensifkan fokus kami dalam mengelola biaya dan risiko untuk membantu kami tetap tangguh dalam jangka panjang. "

Dividen

Oleh karena kondisi yang tidak menentu saat ini akibat pandemi COVID-19, Maybank memprioritaskan upaya pemeliharaan modal dan likuiditas. Saat ini, Group tidak menawarkan pembayaran dividen interim untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2020 karena Group baru saja  bangkit dari pandemi.

Sekilas tentang Semester I, 2020

Selama semester I yang berakhir pada 30 Juni 2020, pendapatan operasional bersih Group tumbuh sebesar 5,3% menjadi RM12,37 miliar didukung kenaikan net fee-based sebesar 27,8%, yang mengkompensasi penurunan 3,4% dalam pendapatan bunga bersih. Laba operasional sebelum provisi meningkat 9,9% karena penerapan disiplin biaya yang menghasilkan overhead tetap tahun ke tahun.

Namun, net impairment loss naik menjadi RM2,77 miliar dari RM1,09 miliar pada tahun sebelumnya karena upaya pencadangan proaktif yang diterapkan di paruh pertama, ditambah dengan beberapa penghapusan akun. Hal ini mengakibatkan penurunan PBT sebesar 20,6% menjadi RM4,05 miliar, sedangkan laba bersih mencapai RM2,99 miliar dibandingkan dengan RM3,75 miliar tahun lalu.

Upaya berkelanjutan dalam mengelola biaya menghasilkan rasio biaya terhadap pendapatan Group meningkat lebih jauh menjadi 45,6% pada semester I 2020 dari 47,9% tahun sebelumnya, karena pertumbuhan pendapatan jauh melebihi pertumbuhan biaya overhead sekitar 5% YoY.

Kredit & Simpanan

Group di Malaysia mencatat pertumbuhan kredit yang stabil sebesar 4,4% year-on year pada 30 Juni 2020, meskipun hal ini diimbangi oleh kontraksi sebesar 8,4% di pasar luar negeri sebagai bagian dari strategi berkelanjutan untuk memastikan pertumbuhan portofolio sejalan dengan postur risiko saat ini yang timbul dari wabah pandemi. Hal ini mengakibatkan penurunan marjinal sebesar 1% dalam pinjaman bruto Group dari tahun sebelumnya.

Simpanan meningkat 2,2%, didorong oleh peningkatan yang kuat sebesar 7% di Singapura dan 1,2% di Malaysia, karena Group melanjutkan fokusnya pada pertumbuhan basis pendanaan berbiaya rendah di pasar dalam negeri. Hal ini mengakibatkan rasio CASA Group melonjak menjadi 40,2% pada Juni 2020 dibandingkan dengan 34,9% pada tahun sebelumnya.

Meskipun pertumbuhan simpanan stabil, khususnya CASA, marjin bunga bersih (NIM) untuk semester I 2020  turun sebesar 15 bps menjadi 2,09% dibandingkan dengan 2,24% pada tahun sebelumnya yang disebabkan oleh pemangkasan suku bunga serta dampakdari Day-One modification loss untuk membuat asumsi terhadap suku bunga tetap untuk pembiayaan. Sementara, untuk Kuartal II 2020, kompresi pada NIM lebih tinggi sebesar 24 bps menjadi 1,95% dari 2,19% pada Kuartal II 2020. Namun demikian, Group terus melakukan pengawasan secara aktif atas pengelolaan aset dan liabilitas serta disiplin harga untuk meminimalkan kompresi pada NIM mengingat potensi peningkatan tekanan yang diperkirakan akan tetap berlanjut sepanjang tahun.

Likuiditas & Kekuatan Modal

Maybank mempertahankan likuiditas dan permodalan yang kuat selama periode laporan, dengan rasio CET1 di 15,43%, dan rasio modal total 19,04%, yang mempertahankan posisi bank sebagai salah satu bank dengan kapitalisasi terbaik di kawasan. Rasio cakupan likuiditas Group juga sehat 140,5% - jauh di atas persyaratan peraturan 100%.

Kualitas Aset

Meskipun terjadi peningkatan pencadangan, Group mencatat peningkatan kualitas aset dengan penurunan rasio Gross Impaired Loans (GIL) menjadi 2,49% pada Juni 2020 dari 2,62% pada Juni 2019. Hal ini juga menegaskan secara signifikan bahwa kualitas aset bank berada pada posisi yang lebih baik jika dibandingkan dengan Kuartal I 2020 dimana Gross Impaired Loans Group adalah 2,71%. Sementara NPL baru relatif aman pada Kuartal II 2020, Group mengambil sikap proaktif untuk meningkatkan pengelolaan pada bisnis tertentu dan kreditur korporasi di pasar utama (home markets) yang menunjukkan adanya pelemahan, serta pada beberapa portofolio ritel di pasar di mana variabel makro ekonomi juga menunjukkan adanya potensi pelemahan.

Group terus memastikan pemantauan yang ketat atas portofolio kreditnya, melakukan komunikasi secara proaktif dengan nasabah yang terdampak kondisi bisnis yang menantang dan untuk memastikan mereka dapat mengelola kewajiban keuangan mereka selama periode ini.

Pasar Utama

PT Bank Maybank Indonesia Tbk hari ini mengumumkan kenaikan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar 7,0% menjadi Rp809,7 miliar pada semester pertama yang berakhir 30 Juni 2020 di tengah gejolak dan disrupsi pasar yang disebabkan pandemi Covid-19. Kinerja didukung oleh peningkatan pendapatan non bunga (fee based income) dan pengelolaan biaya strategis secara berkelanjutan (sustained strategic cost management).  Bank mencatat kenaikan pendapatan fee based sebesar 1,4% menjadi Rp1,2 triliun pada Juni 2020.  Pada tahun sebelumnya, Bank memasukkan pendapatan fee non rutin sebesar Rp 101,0 miliar dari hasil penyelesaian arbitrase domestik. Bila pendapatan fee non rutin tersebut tidak diperhitungkan, maka Bank mencatat kenaikan fee 11,0% yang berasal dari fee Global Market, bancassurance dan Wealth Management, serta biaya transaksi e-channel.

 

***************

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

Maybank Group Corporate Affairs
Nazdy +603-20708833 Ext 2465/ +6012 3517561 | Irwan +603-20747778 / +6019 2787719 |Rishvan +603-20748654 /+6012 2360024
Email: corporateaffairs@maybank.com