Pendapatan Maybank Indonesia tumbuh 5% di tengah pertumbuhan kredit yang moderat dan Pendapatan fee naik 8%
Ikhtisar Keuangan Konsolidasian per 31 Desember 2017
- Pendapatan Bunga Bersih naik 3,7% menjadi Rp7,7 triliun
- Marjin Bunga Bersih (NIM) meningkat menjadi 5,2% dari 5,1%
- Kredit Perbankan Global tumbuh 17,1% menjadi Rp30,2 triliun
- Pembiayaan Unit Usaha Syariah naik 48,0% menjadi Rp20,7 triliun, dengan kontribusi menjadi sebesar 16,5% terhadap total kredit Bank dengan laba bersih melonjak 35,3% menjadi Rp631 miliar
- Kualitas aset meningkat signifikan dengan tingkat NPL 2,8% (gross) dari 3,4% tahun sebelumnya dan 1,7% (net) dari 2,3% tahun sebelumnya
- Rasio CASA membaik menjadi 40,0% dari 38,7%
- Pendapatan Non Bunga (Fee Based Income) meningkat 7,9% menjadi Rp2,7 triliun
- Loan-to-Deposit Ratio (Bank saja, tidak termasuk anak perusahaan) terjaga dengan baik pada 88,1%
- Cost to Income Ratio (Recurring) terkelola dengan baik pada 53,4%
- Total Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat menjadi 17,5% dengan total modal Rp22,6 triliun
Jakarta, 23 Februari 2018
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia atau Bank) hari ini mengumumkan laba operasional sebelum provisi meningkat menjadi Rp4,6 triliun untuk tahun keuangan 2017 dibandingkan dengan Rp4,4 triliun pada tahun sebelumnya, sedangkan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar Rp1,8 triliun pada Desember 2017, turun tipis dari Rp1,9 triliun pada Desember 2016. Pendapatan operasional gross tumbuh 5% menjadi Rp10,4 triliun pada Desember 2017.
Pendapatan operasional sebelum provisi meningkat 4% dan pendapatan Bank tumbuh 5% didukung peningkatan efisiensi operasional berkelanjutan selaras dengan Strategic Cost Management Program (SCMP) , peningkatan pendapatan non bunga, kinerja Perbankan Global yang kuat, pertumbuhan yang tajam di Perbankan Syariah dan kinerja anak perusahaan yang meningkat.
Unit Usaha Syariah terus mencatat kinerja yang luar biasa pada 2017 dengan laba bersih melonjak 35,3% menjadi Rp631 miliar dari Rp466 miliar. Total aset Unit Usaha Syariah naik 16,7% menjadi Rp27,1 triliun, memberikan kontribusi 15,7% dari total aset Bank. Total pembiayaan tumbuh 48,0% dari Rp14,0 triliun per Desember 2016 menjadi Rp20,7 triliun pada Desember 2017, sementara total simpanan tumbuh 52,6% dari Rp10,9 triliun menjadi Rp16,7 triliun. Kualitas aset membaik signifikan dengan tingkat Non Performing Financing (NPF) yang rendah, yakni sebesar 3% pada Desember 2017 dibandingkan dengan 4,4% pada tahun sebelumnya.
Bank mencatat pertumbuhan kredit yang moderat sebesar 3.0% menjadi Rp125,4 triliun pada Desember 2017 dari Rp121,8 triliun pada Desember 2016. Kredit Perbankan Global mencatat pertumbuhan yang kuat sebesar 17,1% menjadi Rp30,2 triliun per Desember 2017 dari Rp25,7 triliun per Desember 2016; sementara kredit Community Financial Services (CFS) Non-Ritel, yang terdiri dari Usaha Mikro, Kecil & Menengah (UMKM) dan Perbankan Bisnis tumbuh 2,0% menjadi Rp52,6 triliun per Desember 2017 dari Rp51,5 triliun tahun lalu. Sementara itu, kredit perbankan Ritel mengalami kontraksi sebesar 4,1% menjadi Rp42,7 triliun per Desember 2017 sehubungan perlambatan di sektor konsumer.
Bank dapat meningkatkan kualitas aset secara signifikan seperti tercermin dari tingkat NPL yang rendah, yakni 2,8% (gross) dan 1,7% (net) pada Desember 2017 dibandingkan 3,4% (gross) dan 2,2% (net) tahun lalu. Bank berhasil menyelesaikan penjualan beberapa kredit NPL lama dan juga melakukan penghapus-bukuan beberapa NPL lama sebagai bagian dari usaha bank untuk membersihkan portofolio kreditnya. Bank akan tetap mengelola kualitas aset secara konservatif dan mengambil mengambil sikap proaktif terhadap fasilitas kredit nasabah yang terkena dampak iklim ekonomi yang penuh tantangan.
Rasio CASA Bank mencapai 40,0% dengan total pertumbuhan simpanan nasabah dari Rp118,9 triliun pada Desember 2016 menjadi Rp121,3 triliun pada Desember 2017. Peningkatan rasio CASA terutama disebabkan oleh fokus Bank untuk membangun transactional banking dan layanan cash management serta meningkatkan saluran elektronik termasuk fasilitas mobile banking Maybank M2U. Bank baru saja meluncurkan MOVE (platform Maybank Online Savings Opening), fasilitas pembukaan rekening secara digital, yang memberikan kenyamanan dan fleksibilitas yang lebih besar kepada nasabah. MOVE akan difokuskan pada program-program masa datang yang mendukung gaya hidup milenial dan diharapkan dapat meningkatkan rasio CASA di masa mendatang.
Likuiditas Maybank Indonesia sepanjang tahun terkelola dengan baik; Loan-to-Deposit Ratio (LDR-Bank saja) terjaga dengan sehat pada tingkat 88,1% dan Liquidity Coverage Ratio (LCR Bank) sebesar 144,1% pada kuartal terakhir 2017, jauh melampaui kewajiban minimum sebesar 90,0%.
Pendapatan Bunga Bersih (NII) mencatat pertumbuhan 3,7% menjadi Rp7,7 triliun pada Desember 2017 dibandingkan dengan Rp7,4 triliun pada tahun sebelumnya. Marjin Bunga Bersih (NIM) naik tipis dari 5,1% menjadi 5,2% meskipun terjadi tekanan pada imbal hasil kredit, sehubungan Bank terus menerapkan pricing kredit yang displin dan pengelolaan pendanaan secara aktif. Sementara, pendapatan non bunga Bank juga tumbuh hampir 8% mencapai Rp2,7 triliun pada Desember 2017 terutama diperoleh dari fee bancassurance, fee terkait treasury, administrasi ritel, administrasi kredit, anak perusahaan, dan jasa layanan lain yang disediakan Bank.
Cost to income ratio Bank yang rendah memperlihatkan pengelolaan biaya strategis secara berkelanjutan di seluruh lini bisnis dan unit pendukung telah meningkatkan efisiensi di operasional bisnis. Upaya pengelolaan biaya strategis secara terus menerus telah mendorong recurring Cost to Income Ratio (CIR) membaik menjadi 53,4%.
Anak Perusahaan
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) mencatat kinerja 2017 yang luar biasa sehubungan laba sebelum melonjak tajam dari Rp30 miliar per Desember 2016 menjadi Rp237 miliar pada Desember 2017. Peningkatan kinerja terutama berasal dari pertumbuhan pembiayaan multiguna (MotorKu dan MobilKu). Total pembiayaan portofolio WOM (WOM saja) naik menjadi Rp6,9 triliun pada Desember 2017 dari Rp6,1 triliun pada Desember 2016. WOM juga tetap fokus pada penerapan kebijakan manajemen risiko yang prudent dan meningkatkan strategi collection untuk memastikan kualitas aset yang baik. Sebagai hasilnya, kualitas aset WOM membaik dengan NPL gross yang rendah sebesar 2,2% dan NPL net sebesar 1,0% per Desember 2017 dari masing-masing 3,3% dan 1,2% pada Desember 2016.
PT Maybank Indonesia Finance (Maybank Finance) terus menunjukkan kinerja yang solid dengan laba sebelum pajak meningkat menjadi Rp357 miliar pada Desember 2017 dari Rp334 miliar pada tahun lalu. Total pembiayaan juga mencatat kenaikan 14,5% menjadi Rp6,8 triliun pada Desember 2017 dari Rp6,0 triliun pada Desember 2016 di tengah iklim ekonomi yang penuh tantangan. Kualitas aset yang kuat dengan NPL gross yang lebih rendah sebesar 0,26% dan NPL net pada 0,22% per Desember 2017 dibandingkan dengan masing-masing 0,39% dan 0,32% pada periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, “Kami melalui tahun yang penuh tantangan namun kami dapat mengelola neraca secara efektif. Meskipun pertumbuhan kredit kami tidak terlalu tinggi, tetapi kami dapat membukukan pendapatan dari sumber lain seperti fee transaksional dan efisiensi operasional yang meningkat. Strategi kami ke depan adalah terus memperkenalkan produk yang dapat mendatangkan pendapatan fee yang kurang terpengaruh oleh volume kredit dan dinamika persaingan untuk memastikan pertumbuhan pendapatan fee yang berkelanjutan."
“Sekarang merupakan saat yang tepat bagi kami secara internal melakukan transformasi dan menyelaraskan kembali jaringan, infrastruktur dan inisiatif strategis kami, serta membuat beberapa perubahan internal yang penting untuk memastikan bahwa fondasi inti kami semakin kuat dan siap terhadap peningkatan bisnis yang diharapkan pada Semester Kedua 2019 dan seterusnya.
Presiden Komisaris Maybank Indonesia dan Group President & CEO Maybank, Datuk Abdul Farid Alias mengatakan, “Maybank Indonesia terus menunjukkan kekuatan meskipun kondisi bisnis yang sulit telah berdampak pada industri perbankan di Indonesia. Kami telah mempertajam kembali fokus kami dan terus membangun fundamental kami yang akan membawa kami ke tingkat perjalanan transformasi menuju visi 2020. Ini termasuk tindakan proaktif yang dilakukan untuk memastikan kualitas aset yang baik di buku kami, mengelola disiplin pricing dan fokus pada pertumbuhan arus pendapatan kami. Kami tetap optimis terhadap peluang yang ada terutama yang muncul dari pelaksanaan berbagai proyek pemerintah yang akan memacu pertumbuhan di dalam negeri.”
Catatan:
Informasi berdasarkan Laporan Keuangan Publikasi per 31 Desember 2017
Catatan untuk editor
Tentang Maybank Indonesia
Maybank Indonesia merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dengan 407 kantor cabang termasuk cabang Syariah dan luar negeri), 1.606 ATM termasuk CDM (Cash Deposit Machine) di seluruh Indonesia, dan terkoneksi dengan lebih dari 20.000 ATM yang tergabung dalam jaringan ATM PRIMA, ATM BERSAMA, ALTO, CIRRUS, UP, APN dan jaringan MEPS di Malaysia, serta sekaligus terhubung dengan lebih dari 3.500 ATM Maybank di Malaysia dan Singapura dan Brunei Darussalam. Maybank Indonesia menyediakan serangkaian jasa keuangan melalui kantor cabang, jaringan ATM, phone banking, mobile banking, dan internet banking. Maybank Indonesia tercatat di Bursa Efek Indonesia (BNII) dan aktif di Community Financial Services (Perbankan Ritel dan Non Ritel) dan Perbankan Global.
Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi:
Esti Nugraheni, Kepala Divisi Corporate Communications & Branding,
Email. CCommunications@maybank.co.id, telp. +6221 2922-8888