30 Oktober 2023

Domestik

Sepekan terakhir IHSG mengalami pelemahan sebesar -1,32% didorong oleh sektor teknologi dan sektor kebutuhan dasar yang masing-masing menyumbang -3,53% dan -2,20% terhadap indeks. Investor asing melakukan aksi jual sebesar -Rp2,44 triliun yang didominasi oleh penjualan pada saham BBRI, BBCA, BMRI, TLKM, dan ASII.

Indonesia saat ini memiliki tiga pasangan calon presiden yang telah ditetapkan, dan kampanye politik diharapkan semakin intens menjelang pemilu Februari mendatang. Antisipasi peningkatan belanja dalam beberapa bulan mendatang, mengingat anggaran belanja sosial tahun 2023 yang sebelumnya sekitar Rp56 triliun telah meningkat menjadi sekitar Rp100 triliun pada Agustus, yang dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.

Meskipun situasi ekonomi global masih tidak stabil, imbal hasil saham di Indonesia, IHSG, masih cukup menarik dengan tingkat sekitar 7,3%, lebih tinggi dari imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun yang stabil sekitar 7,2% setelah kenaikan baru-baru ini. Oleh karena itu, disarankan untuk terus melakukan diversifikasi investasi di berbagai kelas aset.

Amerika

Perekonomian Amerika Serikat tumbuh sebesar 4,9% secara tahunan pada kuartal ketiga tahun 2023, terbesar sejak kuartal terakhir tahun 2021, di atas perkiraan pasar sebesar 4,3% dan ekspansi sebesar 2,1% pada kuartal kedua, menurut perkiraan awal.

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat saat ini didorong oleh beberapa faktor utama. Pertama, ada peningkatan belanja konsumen yang dipimpin oleh sektor perumahan dan utilitas. Investasi dalam sektor perumahan telah meningkat, dan belanja pemerintah juga mengalami kenaikan. Faktanya, defisit fiskal Amerika Serikat saat ini berpotensi menjadi dua kali lipat dari yang terjadi selama pandemi, mencapai USD 2,8 miliar pada tahun 2023, dibandingkan dengan USD 1,3 miliar pada tahun 2021.

Meskipun Federal Reserve (The Fed) awalnya berencana untuk membuat keputusan berdasarkan data ekonomi secara keseluruhan, angka-angka terbaru menunjukkan bahwa ekonomi Amerika Serikat cukup kuat. Hal ini mungkin mendorong The Fed untuk terus menaikkan suku bunga. Hari ini, hasil PCE Inti MoM (indeks harga pengeluaran pribadi yang tidak termasuk makanan dan energi) akan menjadi faktor penting dalam keputusan The Fed selanjutnya. Diperkirakan hasilnya akan sekitar 0,2 - 0,3%, yang akan memecah tren penurunan sejak Januari 2023 jika prediksi ini benar.

Berdasarkan data dari Chicago Mercantile Exchange/CME, pasar masih percaya bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga meskipun kondisi ekonomi kuat

Asia Pasifik

Pada kesembilan bulan pertama tahun 2023, laba perusahaan industri Tiongkok mengalami penurunan sebesar 9,0% secara tahun-ke-tahun, mencapai CNY 5.411,99 miliar. Namun, penurunan ini terjadi dengan kecepatan yang lebih lambat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mengalami penurunan sebesar 11,7%. Hal ini mengindikasikan tanda-tanda stabilisasi ekonomi dan tekanan margin yang mulai berkurang.

Sumber : Refinitiv

Data Makro

  Data Makro

Sekarang

Sebelumnya

PDB ID

5,17 %

5,04 %

Inflasi ID

2,28 %

3,27 %

Suku Bunga ID

6 %

5,75 %

Pengangguran ID

5,45 %

5,86 %

Neraca Dagang ID

$3,42 Bio

$3,12 Bio

 

Kalender Ekonomi

Minggu Ini

Tanggal

Indikator Ekonomi

Data Konsensus

Data Sebelumnya

31 Oktober US – Consumer Confidence 100 103
CN – NBS Manufacturing PMI 50,4 50,2
1 November CN - Caixin Manufacturing PMI 50,8 50,6
ID - Manufacturing PMI 52 52,3
ID - Inflation m/m 0,27% 0,19%
ID - Inflation y/y 2,6% 2,28%
ID -  Core Inflation y/y 2% 2%
US - ISM Manufacturing PMI 49 49
2 November US – Initial Jobless Claim 210k 210k
US - Fed Rate Decision 5,5% 5,5%
3 November US - Non Farm Payrolls 118k 336k
US - Unemployment Rate 3,8% 3,8%

 

Minggu Sebelumnya

Tanggal

Indikator Ekonomi

Data Aktual

Data Konsensus

Data Sebelumnya

26 Oktober US – GDP Growth Rate q/q 4,9% 4,2% 2,1%
US – Initial Jobless Claim 210k 209k 198k

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO

ASSET CLASS

PRODUK INVESTASI

KINERJA*

DENOMINASI USD

1 tahun

1 bulan

3 bulan

6 bulan

YTD

Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana USD Nusantara 3,10% -3,42% -6,37% -5,60% -3,18%
Fixed Income BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 3,89% -1,90% -2,63% -2,25% -0,63%
Fixed Income Danareksa Melati Premium Dollar 0,42% -3,09% -4,47% -4,07% -2,44%
Fixed Income Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A 0,85% -0,16% -0,37% -0,53% 0,09%
Medium to High Local Equity Ashmore Dana USD Equity Nusantara -1,21% 0,87% 0,76% 4,94% 10,57%
Global Equity Batavia Global ESG Sharia Equity USD 23,65% -3,16% -1,84% 1,90% 8,94%
Technology Equity BNP Paribas DJIM Global Techno Titans 50 Syariah USD 39,39% -4,96% -2,76% 9,28% 36,23%
G20 Equity Danareksa G20 Sharia Equity Dollar 23,41% -3,18% -0,90% 0,67% 6,85%
Develop Market Equity Schroder Global Sharia Equity (USD) 13,26% -3,79% -4,63% -2,76% 3,52%

 

PROFIL RISIKO

ASSET CLASS

PRODUK INVESTASI

KINERJA*

DENOMINASI RUPIAH

1 tahun

1 bulan

3 bulan

6 bulan

YTD

Low              
Money Market Maybank Dana Pasar Uang 3,70% 0,39% 1,15% 2,13% 3,00%
Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana Obligasi Nusantara 0,48% -3,43% -6,12% -2,58% -3,01%
Fixed Income Eastspring Investments IDR High Grade Kelas A 6,51% -2,66% -2,66% 0,19% 2,37%
Fixed Income Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A 6,69% -2,61% -2,41% 1,04% 3,13%
Fixed Income Maybank Dana Obligasi Negara 5,72% -2,57% -2,76% 0,37% 2,42%
Fixed Income Schroder Dana Mantap Plus II 1,31% -4,88% -4,58% -1,42% -1,63%
Medium To High Index Equity Allianz SRI-Kehati Index 5,66% -1,13% -0,28% 4,85% 8,25%
Tematic Equity Batavia Disruptive Equity 5,39% -1,36% 1,37% 6,22% 8,21%
Big Cap Equity BNP Paribas Ekuitas 5,24% -0,71% 1,04% 4,14% 6,37%
All Cap Equity Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A 5,41% -0,12% 3,65% 6,91% 7,28%
Big Cap Equity Maybank Dana Ekuitas -0,52% -0,60% 2,14% 6,79% 7,74%
All Cap Equity Schroder Dana Prestasi 7,14% -2,37% 0,13% 1,98% 4,35%
Index Index Harga Saham Gabungan -1,13% -0,23% 4,50% 2,30% 1,62%

*= NAV 2 Oktober 2023

Disclaimer

Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.

PT Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)