18 Agustus 2025
Sepekan terakhir IHSG mengalami penguatan sebesar 3,85% didorong oleh sektor teknologi dan sektor industrial yang masing-masing menyumbang +15,41% dan +5,59% terhadap indeks. Investor asing juga melakukan aksi beli sebesar Rp6,73 triliun dalam sepekan terakhir.
Indonesia mencatat data penjualan ritel yang tumbuh lebih lambat dari ekspektasi. Meski begitu, pasar domestik tetap menunjukkan optimisme. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menembus level tertinggi baru di 8.017 sebelum terkoreksi menjelang libur panjang. Kenaikan ini ditopang oleh aliran dana asing yang perlahan masuk, serta prospek positif dari faktor domestik seperti potensi relokasi industri manufaktur ke Indonesia melalui kesepakatan dagang dengan AS.
Dari sisi moneter, ruang pelonggaran masih terbuka. Pasar memperkirakan Bank Indonesia akan melanjutkan penurunan suku bunga tahun ini. Imbal hasil obligasi terus menurun tajam, dengan hasil lelang SRBI tenor 12 bulan turun ke 5,34%. Yield SUN 10 tahun juga sudah di bawah 6,4%, sedangkan tenor 2 tahun berada di 5,62%. Dengan rencana penerbitan obligasi pemerintah yang lebih rendah di sisa tahun ini, tren penurunan yield diperkirakan berlanjut, terutama pada tenor panjang. Secara keseluruhan, prospek saham dan obligasi Indonesia masih positif, dengan preferensi pada durasi panjang untuk memaksimalkan potensi imbal hasil.
Data inflasi AS pekan ini menghadirkan kejutan. Inflasi tahunan (headline) tetap di level 2,7% sesuai ekspektasi, tidak berubah dari bulan sebelumnya. Namun, inflasi inti tahunan justru naik ke 3,1%, tertinggi sejak Februari, melampaui konsensus 3%. Kenaikan terbesar datang dari biaya hunian serta layanan kesehatan. Di sisi lain, data indeks harga produsen (PPI) bulanan melonjak 0,9%, jauh di atas perkiraan 0,2% dan menjadi kenaikan tertinggi sejak Juni 2022, terutama dipicu oleh biaya jasa.
Kondisi ini menambah ketidakpastian arah kebijakan moneter The Fed. Meskipun pasar hampir sepenuhnya masih memperkirakan pemangkasan suku bunga pada FOMC September, risiko kejutan inflasi tetap besar karena dampak tarif impor belum seluruhnya diteruskan ke harga konsumen. Dengan ekspektasi suku bunga akhir tahun turun ke sekitar 4% (dua kali pemangkasan 25 bps dari level saat ini), fokus pasar kini tertuju pada pertemuan Jackson Hole minggu depan untuk melihat sinyal dari Ketua Fed Jerome Powell, terutama karena data ekonomi mulai menunjukkan gejala stagflasi.
Data Tiongkok menunjukkan perlambatan lebih lanjut. Produksi industri dan penjualan ritel masih tumbuh, tetapi lajunya melambat dibanding periode sebelumnya. Hal ini menandakan perang dagang dengan AS mulai memberikan dampak nyata terhadap ekonomi Tiongkok.
Ekonomi Jepang tumbuh lebih kuat dari perkiraan, ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi bisnis yang tetap solid.
Sumber : Refinitiv
Data Makro
Data Makro | Sekarang | Sebelumnya |
---|---|---|
PDB ID | 5,12% | 4,87% |
Inflasi ID | 2,37 | 1,87% |
Suku Bunga ID | 5,25% | 5,50% |
Pengangguran ID | 4,76% | 4,91% |
Neraca Dagang ID | $4,11 Bio | $4,3Bio |
Kalender Ekonomi
Minggu Ini | |||
---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
20-Aug | CN – Interest Rate | 3,5% | 3,5% |
ID – Interest Rate | 5,25% | 5,25% | |
EU – Inflation Rate m/m | 0% | 0,3% | |
EU – Inflation Rate y/y | 2% | 2% | |
EU – Core Inflation Rate y/y | 2,3% | 2,3% | |
21-Aug | US – Initial Jobless Claim | 226k | 224k |
22-Aug | JP – Inflation Rate m/m | 0,2% | 0,1% |
JP – Inflation Rate y/y | 3,3% | 3,3% | |
JP – Core Inflation y/y | 3% | 3,3% | |
ID – Current Account | $0,5 Bio | -$0,2 Bio |
Minggu Sebelumnya | |||
---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
5-Aug | ID – GDP Growth Rate q/q | 3,7% | -0,98% |
ID – GDP Growth Rate y/y | 4,8% | 4,87% | |
7-Aug | CN – Trade Balance | $103,5 Bio | $114,77 Bio |
US – Initial Jobless Claim | 220k | 218k | |
8-Aug | ID - Consumer Confidence | 118,4 | 117,8 |
9-Aug | CN – Inflation Rate m/m | 0,3% | -0,1% |
CN – Inflation Rate y/y | -0,1% | 0,1% |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI USD | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Ashmore Dana USD Nusantara | -1,43% | 0,59% | 2,60% | 0,34% | 0,65% |
Fixed Income | BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 | 0,17% | 1,88% | 4,08% | 4,39% | 5,13% | |
Fixed Income | BRI Melati Premium Dollar | 0,21% | 2,25% | 4,28% | 4,49% | 3,39% | |
Fixed Income | Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A | 0,08% | 0,04% | 1,77% | 2,19% | 2,23% | |
Fixed Income | Schroder USD Bond | 0,23% | 1,79% | 3,90% | 4,59% | 5,08% | |
Medium to High | Develop Market Equity | Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar | 2,22% | 13,75% | 3,67% | 2,66% | 3,05% |
Technology Equity | Batavia Technology Sharia Equity | 3,13% | 22,84% | 1,11% | 5,08% | 12,50% | |
China Equity | BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD RK1 | 5,47% | 14,15% | 15,10% | 17,42% | 33,00% | |
Develop Market Equity | Schroder Global Sharia Equity | 3,48% | 11,07% | 1,30% | 4,05% | 5,50% | |
China Equity | Eastspring Syariah Greater China Equity USD A | 4,63% | 18,08% | 10,11% | 10,46% | 16,39% |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI RUPIAH | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Ashmore Dana Obligasi Unggulan Nusantara | 0,73% | 1,71% | 2,27% | 2,93% | 1,82% |
Fixed Income | Batavia Dana Obligasi Ultima | 0,50% | 1,54% | 2,20% | 2,52% | 2,53% | |
Fixed Income | BNP Paribas Prima II Kelas RK1 | 1,01% | 2,81% | 4,64% | 5,22% | 6,64% | |
Fixed Income | Maybank Dana Obligasi Negara | 0,57% | 1,72% | 2,10% | 2,31% | 1,59% | |
Fixed Income | Manulife Obligasi Unggulan Kelas A | 0,31% | 0,86% | 1,11% | 1,33% | 0,57% | |
Medium To High | Index Fund | Allianz SRI-KEHATI Index | 3,23% | 4,66% | 0,20% | 0,03% | -8,06% |
All Cap Equity | Batavia Dana Saham Optimal | 4,49% | 3,15% | -2,41% | -4,54% | -6,51% | |
Big Cap Equity | BNP Paribas Pesona Syariah | 5,86% | 10,51% | 6,49% | 2,85% | -0,07% | |
SMC | BRI Mawar Fokus 10 | 11,05% | 17,62% | 8,59% | 5,88% | -1,73% | |
All Cap Equity | Eastspring Investment Alpha Navigator Kelas A | 4,41% | 5,12% | -2,09% | -4,19% | -6,70% | |
Big Cap Equity | Maybank Dana Ekuitas | 1,31% | 1,65% | -7,77% | -10,15% | -12,47% | |
SMC | Schroder Dana Istimewa | 7,92% | 9,62% | 2,60% | 0,53% | -3,54% | |
Index | Index Harga Saham Gabungan | 10,40% | 13,27% | 6,26% | 7,56% | 4,48% |
*= NAV 28 Juli 2025
Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia.