16 Juni 2025

Domestik

Sepekan terakhir IHSG mengalami penguatan sebesar 1,37% didorong oleh sektor transportasi dan sektor basic industry yang masing-masing menyumbang +4,78% dan +2,75% terhadap indeks. Investor asing juga sudah melakukan aksi beli sebesar Rp262,18 miliar dalam sepekan terakhir.

Cadangan devisa Indonesia tetap stabil dan cukup untuk membiayai lebih dari enam bulan kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Meskipun Indeks keyakinan konsumen menurun dibanding bulan sebelumnya, angkanya masih lebih baik dari perkiraan.Data inflasi yang rendah membuat Indonesia tidak terlalu khawatir akan tekanan harga. Bahkan, meskipun BI telah lebih dahulu menurunkan suku bunga sebelum The Fed, nilai tukar rupiah tetap tangguh berkat pelemahan USD yang disebabkan oleh kondisi fiskal AS yang memburuk.
Bank Indonesia (BI) terus mengadopsi kebijakan yang fokus pada pertumbuhan guna mendukung perekonomian domestik. Oleh karena itu, ruang untuk penurunan suku bunga lanjutan masih terbuka, tanpa perlu mengikuti arah kebijakan The Fed.

Imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia (IndoGB) sudah turun sejak awal tahun, terutama pada obligasi tenor pendek. Namun, yield pada tenor panjang masih tertinggal. Seiring dengan kelanjutan pemangkasan suku bunga dan pertumbuhan domestik yang tetap kuat, obligasi tenor panjang akan menyusul penurunannya. Dalam kondisi ini, investor berpotensi memperoleh hasil optimal dengan mulai beralih ke instrumen berdurasi panjang.

Amerika

Data terbaru dari AS menunjukkan bahwa inflasi utama tahunan maupun inflasi inti melambat pada bulan Mei. Kenaikan harga sebagian besar disebabkan oleh sektor makanan dan jasa transportasi, sementara biaya energi mengalami penurunan.

Namun, ketegangan geopolitik kembali menjadi perhatian setelah Israel menyerang fasilitas nuklir di Iran. Padahal, sebelumnya Trump meyakini bahwa konflik dapat diselesaikan secara diplomatik. Serangan ini langsung memicu lonjakan harga minyak sekitar 13% sebelum akhirnya sedikit mereda.
Ketegangan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa lonjakan harga energi bisa kembali mendorong inflasi di AS. Ini menjadi tantangan tambahan bagi The Fed, yang masih belum yakin untuk memangkas suku bunga tanpa bukti penurunan inflasi yang berkelanjutan.

Saat ini, pasar memperkirakan bahwa suku bunga akan tetap dipertahankan dalam pertemuan FOMC mendatang. Investor juga mulai kembali ke aset safe haven seperti emas dan obligasi pemerintah AS (UST), meskipun rating kredit UST baru-baru ini diturunkan. Harga emas bahkan sempat menembus USD3.400 per troy ounce.

Secara umum, situasi saat ini belum menunjukkan pergeseran kebijakan yang signifikan, tetapi volatilitas meningkat karena reaksi spontan investor terhadap ketidakpastian. Pasar masih memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga akan terjadi pada 2025.

Asia Pasifik

Tiongkok masih menghadapi tekanan deflasi dan mencatatkan surplus perdagangan yang stabil. Ketegangan dengan AS juga masih berlanjut, memperburuk prospek hubungan dagang dan menambah tekanan eksternal bagi ekonomi domestik.

Ekonomi Jepang mengalami kontraksi pada kuartal I-2025, yang merupakan kontraksi pertama dalam setahun. Meskipun begitu, hasilnya masih lebih baik dari perkiraan. Sementara itu, neraca transaksi berjalan tetap menunjukkan surplus, menjadi salah satu indikator fundamental yang tetap kuat.

Sumber : Refinitiv

Data Makro

Data Makro Sekarang Sebelumnya
PDB ID 4,87% 5,02%
Inflasi ID 1,6% 1,95%
Suku Bunga ID 5,50% 5,75%
Pengangguran ID 4,82% 5,32%
Neraca Dagang ID $0,15 Bio $4,33 Bio

 

Kalender Ekonomi

Minggu Ini
Tanggal Indikator Ekonomi Data Konsensus Data Sebelumnya
17 Juni  JP – Interest Rate 0,5% 0,5%
 US – Retail Sales -0,5% 0,1%
18 Juni  ID -  Interest Rate  5,5% 5,5%
19 Juni  US - Interest Rate 4,5% 4,5%
20 Juni   JP – Inflation Rate m/m 0,1% 0,1%
 JP – Inflation Rate y/y 3,6% 3,6%
 JP – Core Inflation y/y 3,6% 3,5%
 CN – Interest Rate 3,5% 3,5%

 

Minggu Sebelumnya
Tanggal Indikator Ekonomi Data Aktual Data Konsensus Data Sebelumnya
11 Juni US – Inflation Rate m/m 0,1% 0,2% 0,2%
US – Inflation Rate y/y 2,4% 2,5% 2,3%
US – Core Inflation m/m 0,1% 0,3% 0,2%
US – Core Inflation y/y 2,8% 2,9% 2,8%
12 Juni US - Initial Jobless Claim 248k 240k 247k

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO ASSET CLASS PRODUK INVESTASI KINERJA*
DENOMINASI USD 1 tahun 1 bulan 3 bulan 6 bulan YTD
Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana USD Nusantara 1.37% 0.56% -1.53% 0.74% -0.73%
Fixed Income BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 1.18% 1.25% 1.73% 3.51% 4.48%
Fixed Income BRI Melati Premium Dollar 1.26% 0.50% 0.38% 3.12% 2.52%
Fixed Income Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A 0.74% 1.23% 1.98% 2.92% 3.60%
Fixed Income Schroder USD Bond 0.99% 1.64% 2.69% 3.76% 5.15%
Medium to High Develop Market Equity Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar 5.62% 1.90% -4.66% -2.94% -3.45%
Technology Equity Batavia Technology Sharia Equity 9.78% 5.49% -4.14% -2.29% 2.58%
China Equity BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD RK1 1.22% -2.06% 8.23% 8.36% 16.51%
Develop Market Equity Schroder Global Sharia Equity 4.11% 1.19% -2.46% -0.36% -0.29%
China Equity Eastspring Syariah Greater China Equity USD A 3.47% -4.50% 2.38% 1.58% 2.04%

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO ASSET CLASS PRODUK INVESTASI KINERJA*
DENOMINASI RUPIAH 1 tahun 1 bulan 3 bulan 6 bulan YTD
Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana Obligasi Nusantara 1.09% 1.61% 0.92% 1.09% 0.28%
Fixed Income Batavia Dana Obligasi Ultima 0.56% 0.65% 1.30% 1.77% 1.60%
Fixed Income BNP Paribas Prima II Kelas RK1 0.87% 1.50% 3.36% 3.57% 5.26%
Fixed Income Maybank Dana Obligasi Negara 0.66% 0.27% 0.83% 1.47% 0.69%
Fixed Income Schroder Dana Andalan II 0.12% 0.36% 0.76% 0.81% 1.13%
Medium To High Index Fund Allianz SRI-KEHATI Index 3.67% 11.64% -2.92% 1.31% -1.74%
All Cap Equity Batavia Dana Saham Optimal 0.17% 6.03% -6.94% -5.37% -2.81%
Big Cap Equity BNP Paribas Pesona Syariah 3.99% 11.35% -3.08% -0.53% -0.24%
SMC BRI Mawar Fokus 10 10.86% 17.59% -1.73% 1.38% -4.91%
All Cap Equity Eastspring Investment Alpha Navigator Kelas A 3.36% 8.90% -7.49% -4.59% -2.09%
Big Cap Equity Maybank Dana Ekuitas 2.27% 3.54% -10.11% -8.60% -6.29%
Balanced Fund Schroder Dana Istimewa 3.11% 8.22% -6.18% -3.90% -4.87%
Index Index Harga Saham Gabungan 4.12% 8.91% -2.73% -0.15% 2.39%

*= NAV 5 Juni 2025

Disclaimer

Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

PT Bank Maybank Indonesia Tbk adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.

PT Bank Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia.