14 April 2025
Sepekan terakhir IHSG mengalami pelemahan sebesar 3,25% didorong oleh sektor teknologi dan sektor konsumsi siklikal yang masing-masing menyumbang -7,08% dan -6,05% terhadap indeks. Perlu diwaspadai juga dikarenakan Investor asing masih melakukan aksi jual sebesar Rp2,49 triliun dalam sepekan terakhir.
Inflasi utama Indonesia sedikit di bawah ekspektasi, namun core inflation tetap tinggi di level tertinggi dalam 20 bulan. Indonesia terkena tarif 32% dari kebijakan terbaru AS, relatif lebih rendah dibandingkan China (34%) atau Vietnam, membuka peluang baru bagi sektor-sektor seperti tekstil dan garmen. Pemerintah dapat memanfaatkan ketegangan global ini untuk memperkuat ekspor melalui perjanjian bilateral baru. Di sisi pasar, JCI sempat mengalami trading halt akibat penurunan lebih dari 5% dalam satu hari. Meski demikian, valuasi saat ini yang sangat murah (P/E ~12.2x, termurah sejak 2009 dibanding EM peers) memberikan peluang jangka panjang menarik baik untuk saham maupun obligasi, terutama dengan emisi yang tetap terkendali sepanjang tahun.
Data inflasi tahunan AS minggu ini mencatat angka yang lebih rendah dari perkiraan, baik untuk headline maupun core inflation. Meski secara historis hal ini menjadi katalis positif bagi pasar, sentimen saat ini justru berhati-hati. Penyebabnya adalah potensi lonjakan harga ke depan akibat ketegangan dagang global yang kini makin intens. Khususnya, setelah Presiden Trump mendeklarasikan “Liberation Day” pada 2 April 2025, disusul oleh kebijakan tarif universal 10% dan tarif tambahan hingga 145% untuk produk China. Implikasi kebijakan ini sangat luas dan membawa ancaman stagflasi—perlambatan ekonomi yang disertai inflasi tinggi.
FOMC tetap mempertahankan suku bunga di 4.25%-4.50%, menunggu perkembangan lebih lanjut. Meski demikian, proyeksi inflasi yang naik dan pertumbuhan yang direvisi turun menambah kekhawatiran bahwa pemangkasan suku bunga akan lebih berhati-hati, dengan perkiraan saat ini menunjuk pada pemotongan mulai Juni sebanyak 3-4 kali tahun ini.
Tingkat kepercayaan Konsumen Jepang terus menurun sejak November 2024. Lemahnya indikator-indikator utama serta ketidakpastian global, terutama dampak perang dagang terhadap mitra dagang utama Jepang, menjadi perhatian.
Data inflasi menunjukkan tekanan deflasi berkelanjutan, dengan angka inflasi tahunan kembali mencatat negatif untuk bulan kedua berturut-turut. Selain itu, China merespons kebijakan tarif AS dengan meningkatkan bea masuk hingga 125% terhadap barang-barang AS dan menghentikan pembelian pertanian utama. Jika eskalasi berlanjut, China juga bisa memberlakukan hambatan non-tarif terhadap perusahaan-perusahaan AS.
Sumber : Refinitiv
Data Makro
Data Makro | Sekarang | Sebelumnya |
---|---|---|
PDB ID | 5,03% | 5,05% |
Inflasi ID | -0,09% | 0,76% |
Suku Bunga ID | 5,75% | 5,75% |
Pengangguran ID | 4,82% | 5,32% |
Neraca Dagang ID | $3,12 Bio | $3,45 Bio |
Kalender Ekonomi
Minggu Ini | |||
---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
16 April | CN – GDP Growth Rate q/q | 1,4% | 1,6% |
CN – GDP Growth Rate y/y | 5,1% | 5,4% | |
CN – Unemployment Rate | 5,3% | 5,4% | |
US – Retail Sales m/m | 1,3% | 0,2% | |
US – Retail Sales y/y | 2,6% | 3,1% | |
17 April | US - Initial Jobless Claim | 224k | 223k |
18 April | JP – Inflation Rate m/m | 0,2% | -0,1% |
JP – Inflation Rate y/y | 3,7% | 3,7% | |
JP – Core Inflation Rate y/y | 3,2% | 3% |
Minggu Sebelumnya | ||||
---|---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Aktual | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
25 Maret | US - Consumer Confidence | 92,9 | 94,00 | 98,3 |
27 Maret | US - GDP q/q Final | 2,3% | 2,3% | 3,1% |
US - Initial Jobless Claim | 224k | 225k | 223k | |
28 Maret | US - Core PCE Price Index m/m | 0,4% | 0,3% | 0,3% |
US - Core PCE Price Index y/y | 2,8% | 2,8% | 2,6% |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI USD | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Ashmore Dana USD Nusantara | -2,17% | 0,57% | -4,99% | -2,14% | -2,83% |
Fixed Income | BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 | -1,21% | 1,45% | -1,45% | 0,88% | 2,33% | |
Fixed Income | BRI Melati Premium Dollar | -2,28% | 0,63% | -3,65% | 0,09% | -0,42% | |
Fixed Income | Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A | -0,39% | 1,46% | -0,77% | 1,24% | 1,84% | |
Fixed Income | Schroder USD Bond | -0,48% | 1,65% | -0,42% | 1,55% | 3,09% | |
Medium to High | Develop Market Equity | Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar | -5,22% | -9,49% | -14,15% | -11,81% | -8,93% |
Technology Equity | Batavia Technology Sharia Equity | -2,30% | -15,67% | -15,60% | -16,32% | -10,04% | |
China Equity | BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD RK1 | -12,76% | -0,92% | -8,98% | -3,74% | 7,60% | |
Develop Market Equity | Schroder Global Sharia Equity | -5,48% | -9,14% | -10,78% | -9,55% | -3,72% | |
China Equity | Eastspring Syariah Greater China Equity USD A | -17,54% | -9,32% | -19,15% | -12,88% | -11,90% |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI RUPIAH | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Ashmore Dana Obligasi Unggulan Nusantara | -0,66% | 0,62% | -1,45% | 0,29% | -0,97% |
Fixed Income | Batavia Dana Obligasi Ultima | -0,23% | 0,95% | -0,40% | 0,57% | -0,10% | |
Fixed Income | BNP Paribas Prima II Kelas RK1 | -0,74% | 1,62% | 0,57% | 1,28% | 2,86% | |
Fixed Income | Maybank Dana Pasti 2 | -0,26% | 0,67% | 0,44% | 0,89% | 1,13% | |
Fixed Income | Schroder Dana Andalan II | -0,11% | 0,48% | 0,22% | 0,40% | 0,70% | |
Medium To High | All Cap Equity | Allianz SRI-KEHATI Index | -1,65% | -9,92% | -20,55% | -11,67% | -22,89% |
SMC | Batavia Dana Saham Optimal | -6,66% | -14,42% | -20,92% | -16,15% | -19,88% | |
Big Cap Equity | BNP Paribas Pesona Syariah | -5,61% | -12,56% | -20,49% | -15,44% | -16,92% | |
All Cap Equity | Eastspring Investment Alpha Navigator Kelas A | -5,15% | -15,41% | -23,22% | -17,09% | -21,00% | |
Index Fund Equity | Maybank Dana Ekuitas | -6,23% | -15,34% | -22,69% | -17,30% | -23,11% | |
Balanced Fund | Schroder Dana Kombinasi | -3,97% | -9,29% | -15,22% | -9,93% | -13,65% | |
Index | Index Harga Saham Gabungan | -5,22% | -11,78% | -16,39% | -11,67% | -14,17% |
*= NAV 10 April 2025
Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia.