Peningkatan Signifikan pada Kualitas Aset
Ikhtisar Keuangan Konsolidasian per 31 Maret 2018
Pertumbuhan secara tahunan (Y-o-Y)
- Kredit Perbankan Global tumbuh 6,2% menjadi Rp27,6 triliun
- Pembiayaan Unit Usaha Syariah naik 41,6% menjadi Rp20,2 triliun, dengan kontribusi sebesar 16,5% terhadap total kredit Bank
- Kualitas aset membaik signifikan dengan tingkat NPL 3,0% (gross) dari 3,7% tahun sebelumnya dan 1,9% (net) dari 2,4% tahun sebelumnya
- Rasio CASA membaik menjadi 39,7% dari 37,1%
- Pendapatan Non-Bunga (Fee Based Income) meningkat 18,0% menjadi Rp635,2 miliar
- Loan-to-Deposit Ratio (Bank saja, tidak termasuk anak perusahaan) terjaga dengan baik pada 85,6%
- Total Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat menjadi 17,6% dengan total modal sebesar Rp22,8 triliun
Jakarta, 26 April 2018
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia atau Bank) hari ini mengumumkan pendapatan operasional setelah provisi meningkat menjadi Rp682,0 miliar untuk kuartal pertama yang berakhir 31 Maret 2018 dibandingkan dengan Rp633,9 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, sedangkan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar Rp463,1 miliar pada kuartal pertama yang berakhir 31 Maret 2018, turun dari Rp490,1 miliar pada kuartal pertama yang berakhir 31 Maret 2017. Pendapatan operasional gross tumbuh 3,6% menjadi Rp2,5 triliun pada tiga bulan pertama yang berakhir 31 Maret 2018.
Pendapatan operasional setelah provisi meningkat 7,6% dan pendapatan Bank tumbuh 3,6% didukung peningkatan efisiensi operasional berkelanjutan selaras dengan Strategic Cost Management Program (SCMP), peningkatan pendapatan non-bunga, perbaikan pada tingkat provisi, pertumbuhan di Perbankan Syariah dan peningkatan kinerja anak perusahaan.
Unit Usaha Syariah (UUS) terus mencatat kinerja yang kuat pada tiga bulan pertama tahun 2018 dengan total aset UUS naik 25,7% menjadi Rp27,1 triliun, memberikan kontribusi 15,4% terhadap total aset Bank. Total pembiayaan tumbuh 41,6% dari Rp14,3 triliun per Maret 2017 menjadi Rp20,2 triliun per Maret 2018, sementara total simpanan tumbuh 44,1% menjadi Rp17,5 triliun dari Rp12,1 triliun. Non Performing Financing (NPF) membaik signifikan menjadi sebesar 3,2% per Maret 2018 dibandingkan dengan 4,6% pada tahun sebelumnya.
Bank mencatat pertumbuhan kredit yang moderat sebesar 2,2% menjadi Rp122,5 triliun per 31 Maret 2018 dari Rp119,9 triliun tahun lalu. Kredit Perbankan Global mencatat pertumbuhan sebesar 6,2% menjadi Rp27,6 triliun per Maret 2018 dari Rp26,0 triliun per Maret 2017 didukung oleh pembiayaan terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN); sementara kredit Community Financial Services (CFS) Non-Ritel, yang terdiri dari Usaha Mikro, Kecil & Menengah (UMKM) dan Perbankan Bisnis tumbuh 3,2% menjadi Rp52,1 triliun per Maret 2018 dari Rp50,5 triliun tahun lalu. Kredit CFS Ritel menurun 1,3% menjadi Rp42,8 triliun per Maret 2018.
Kualitas aset membaik secara signifikan yang tercermin dari tingkat NPL yang rendah, yakni 3,0% (gross) dan 1,9% (net) per 31 Maret 2018 dibandingkan 3,7% (gross) dan 2,4% (net) tahun lalu. Bank terus mengintensifkan perbaikan kualitas aset dan akan tetap mengelola seleksi kualitas aset secara konservatif.
Total simpanan nasabah tumbuh 2,7% Y-o-Y dengan Giro tumbuh dengan kuat sebesar 27,3% Y-o-Y sehingga rasio dana murah (CASA) mencapai 39,7%. Pada 15 Maret 2018, Bank juga telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Bank Maybank Indonesia Tahap II Tahun 2018 sebesar Rp645,5 miliar untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
Maybank Indonesia mengelola profil likuiditas yang kuat dengan Loan-to-Deposit Ratio (LDR-Bank saja) terjaga dengan sehat pada tingkat 85,6% dan Liquidity Coverage Ratio (LCR Bank) sebesar 176,4% per Maret 2018, jauh melampaui kewajiban minimum sebesar 90,0%.
Pendapatan non-bunga Bank tumbuh 18,0% mencapai Rp635,2 miliar pada kuartal pertama yang berakhir 31 Maret 2018 diperoleh dari fee bancassurance, administrasi ritel, administrasi kredit, recoverykredit, anak perusahaan, dan jasa layanan lain yang disediakan Bank. Sementara Pendapatan Bunga Bersih (NII) menurun tipis sebesar 0,5% menjadi Rp1,9 triliun pada kuartal pertama yang berakhir 31 Maret 2018 sehubungan meningkatnya persaingan di pasar. Marjin Bunga Bersih (NIM) terkoreksi menjadi 4,8% seiring tekanan pada imbal hasil kredit yang berlanjut. Bank terus menerapkan pricingkredit yang disiplin dan pengelolaan pendanaan secara aktif untuk mengurangi tekanan pada marjin.
Bank juga mampu meningkatkan rasio CAR menjadi 17,6% per 31 Maret 2018 dari 16,9% tahun sebelumnya. Untuk memperkuat permodalan di tengah kondisi yang menantang, penambahan modal akan dilaksanakan melalui mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD/rights issue) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 12.800.000.000 saham seri D dengan nilai nominal Rp22,50 sebagaimana disetujui pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 6 April 2018.
Anak Perusahaan
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM) mencatat perbaikan kinerja yang menyeluruh pada kuartal pertama 2018. Laba sebelum pajak meningkat tajam sebesar 102,5% menjadi Rp73 miliar pada tiga bulan pertama yang berakhir 31 Maret 2018 dari Rp36 miliar tahun lalunya. Total pembiayaan portofolio WOM (WOM saja) naik menjadi Rp7,6 triliun per 31 Maret 2018 dari Rp5,6 triliun per 31 Maret 2017. WOM juga tetap fokus pada penerapan kebijakan manajemen risiko yang prudent dan meningkatkan strategi collection untuk memastikan kualitas aset yang baik. Sebagai hasilnya, kualitas aset WOM membaik dengan NPL gross yang rendah sebesar 2,2% dan NPL net sebesar 1,1% per 31 Maret 2018 dari masing-masing 3,0% dan 1,2% per 31 Maret 2017.
PT Maybank Indonesia Finance (Maybank Finance) terus menunjukkan kinerja yang kuat dengan laba sebelum pajak meningkat menjadi Rp95 miliar di kuartal pertama tahun 2018 dari Rp87 miliar tahun lalunya. Total pembiayaan juga mencatat kenaikan 18,6% menjadi Rp7,5 triliun per 31 Maret 2018 dari Rp6,3 triliun per 31 Maret 2017 di tengah iklim yang penuh tantangan. Maybank Finance akan terus fokus untuk memastikan pengelolaan kualitas aset yang lebih baik. Tingkat NPL gross dan NPL netmasing-masing sebesar 0,38% dan 0,31% per 31 Maret 2018 dibandingkan dengan masing-masing 0,41% dan 0,33% pada periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, “Awal tahun 2018 sama menantangnya dengan tahun lalu. Meskipun terjadi perlambatan di beberapa area, bisnis dan fundamental inti kami tetap kuat. Kami akan terus mengembangkan aset kami secara selektif untuk memastikan kualitas aset yang baik ke depannya. Perbankan Global kami terus menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan aset kami. Strategi Syariah First yang Bank telah terapkan sejak 2014 terus membuahkan hasil yang mengesankan. Namun demikian, kami berharap portofolio CFS kami secara bertahap akan menguat di kuartal-kuartal mendatang seiring dengan peluang yang kami lihat pada sektor ritel dan UKM. Hal ini juga ditopang oleh inisiatif yang baru saja kami lakukan dalam mengubah model bisnis ritel kami.”
Presiden Komisaris Maybank Indonesia dan Group President & CEO Maybank, Datuk Abdul Farid Alias mengatakan, “Hasil kinerja kuartal pertama kami menunjukkan kemampuan Maybank Indonesia untuk meningkatkan pendapatannya di tengah pasar yang semakin kompetitif. Bank secara jelas telah menerapkan strategi pengembangan bisnis yang berkelanjutan yang mencakup transformasi ritel, pengembangan perbankan digital, tranformasi budaya serta pemilihan kualitas aset untuk memastikan nilai-nilai yang berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan. Prospek untuk jangka menengah akan tetap menantang; namun kami optimis dalam mengelola risiko secara hati-hati dan memastikan pertumbuhan bisnis yang stabil di kuartal-kuartal mendatang.”
Catatan:
Informasi berdasarkan Laporan Keuangan Publikasiper 31 Maret 2018
Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi:
Esti Nugraheni, Kepala Divisi Corporate Communications & Branding,