1 April 2024

Domestik

Sepekan terakhir IHSG mengalami pelemahan sebesar 0,68% didorong oleh sektor transportasi dan logistik dan sektor industri yang masing-masing menyumbang -8,76% dan -2,38% terhadap indeks. Investor asing juga melakukan aksi jual sebesar Rp1,6 triliun yang didominasi oleh penjualan pada saham TLKM, BBCA, BMRI, MDKA, dan BBNI.

Inflasi di Indonesia diperkirakan akan meningkat pada bulan Maret 2024 karena meningkatnya permintaan selama bulan Ramadhan. Konsensus pasar memperkirakan inflasi bulan Maret sebesar 0,38% (mtm) dan 2,88% (yoy), dengan inflasi inti sebesar 1,71% (yoy). Lonjakan inflasi ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas domestik dan permintaan rumah tangga selama bulan Ramadhan. Harga komoditas pangan seperti telur, daging sapi, dan daging ayam naik karena permintaan yang meningkat menjelang Idul Fitri. Harga bahan makanan lainnya, seperti beras dan bawang putih, juga mengalami kenaikan yang signifikan, sementara harga bahan bakar minyak (BBM) tetap stabil. Secara historis, inflasi selama bulan Ramadhan cenderung meningkat, kecuali pada tahun 2020 karena dampak pandemi Covid-19.

Amerika

Ketahanan ekonomi AS juga menjadi sorotan. Pidato terbaru Gubernur Fed Waller menunjukkan bahwa The Fed tidak terburu-buru menurunkan suku bunga, mengingat data ekonomi terbaru menyarankan penundaan atau pengurangan jumlah penurunan suku bunga tahun ini. Data inflasi belakangan ini mengecewakan, dan Waller berharap untuk melihat perbaikan dalam beberapa bulan ke depan sebelum mempertimbangkan penurunan suku bunga. Meskipun sebagian besar pasar memperkirakan penurunan suku bunga pada bulan Juni, dengan tiga penurunan suku bunga pada tahun ini, sembilan dari 19 pejabat memperkirakan dua atau kurang penurunan suku bunga. Oleh karena itu, data inflasi dan pengangguran yang akan datang dalam beberapa bulan mendatang akan tetap menjadi perhatian utama bagi investor global.

Asia Pasifik

Pada bulan Maret 2024, indeks PMI Manufaktur NBS resmi di Tiongkok mengalami kenaikan signifikan, mencapai 50,8 dibandingkan dengan 49,1 pada bulan sebelumnya. Ini adalah pertumbuhan pertama dalam aktivitas pabrik dalam 6 bulan terakhir, menandai peningkatan yang tajam dalam laju pertumbuhan ekonomi pabrikan. Kenaikan ini terjadi karena upaya berkelanjutan dari pemerintah Tiongkok untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Output pabrik meningkat setelah mengalami penurunan pada bulan sebelumnya, sementara pesanan baru juga meningkat, mencatat tingkat pertumbuhan tercepat dalam setahun terakhir. Penjualan asing juga mengalami peningkatan setelah periode penurunan selama 11 bulan berturut-turut. Selain itu, level pembelian juga meningkat, setelah mengalami penurunan dalam 5 bulan sebelumnya. Meskipun ada penurunan dalam tingkat pekerjaan, penurunannya lebih rendah dari bulan sebelumnya. Waktu pengiriman barang juga memperpendek setelah periode perpanjangan pada bulan sebelumnya. Di sisi harga, inflasi biaya input mencapai puncak 3 bulan, sementara harga output mengalami penurunan yang lebih cepat. Akhirnya, sentimen juga menguat, mencapai puncak 3 bulan terakhir.

 

Sumber : Refinitiv

 

 

Data Makro

Data Makro Sekarang Sebelumnya
PDB ID 5,05% 4,94%
Inflasi ID 2,75% 2,57%
Suku Bunga ID 6% 6%
Pengangguran ID 5,45% 5,86%
Neraca Dagang ID $0,87Bio $2,01Bio

 

Kalender Ekonomi

Minggu Ini
Tanggal Indikator Ekonomi Data Konsensus Data Sebelumnya
1 April  CN - Caixin Manufacturing PMI 51 50,9
 ID - Inflation m/m 0,39% 0,37%
 ID - Inflation y/y 2,91% 2,75%
 ID - Core Inflation 1,7% 1,68%
 US – ISM Manufacturing PMI 48,4 47,8
4 April  US – Initial Jobless Claim 214k 210k
5 April  US – Non-Farm Payrolls 200k 275k
 US – Unemployment Rate 3,9% 3,9%

 

Minggu Sebelumnya
Tanggal Indikator Ekonomi Data Aktual Data Konsensus Data Sebelumnya
26 Maret US – CB Consumer Confidence 104,7 106,7 106,7
28 Maret US – GDP Growth Rate q/q 3,4% 3,2% 4,9%
US – Initial Jobless Claim 210k 215k 210k
31 Maret CN – NBS Manufacturing PMI 50,8 52 49,1

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO ASSET CLASS PRODUK INVESTASI KINERJA*
DENOMINASI USD 1 tahun 1 bulan 3 bulan 6 bulan YTD
Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana USD Nusantara -0,38% 1,32% -3,47% 4,93% -3,79%
Fixed Income BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 2,37% 0,76% -0,50% 4,50% -0,67%
Fixed Income BRI Melati Premium Dollar 0,81% 0,77% -2,53% 5,01% -2,84%
Fixed Income Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A 3,22% 0,84% -0,06% 3,75% -0,21%
Fixed Income Schroder USD Bond 1,51% 0,58% -0,69% 3,41% -0,91%
Medium to High Local Equity Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar  - 1,73% 5,94% - 5,96%
ESG Sharia Equity Batavia Global ESG Sharia Equity USD 15,39% 2,06% 2,67% 10,22% 2,83%
Technology Equity BNP Paribas DJIM Global Techno Titans 50 Syariah USD 40,18% 2,16% 9,92% 24,52% 9,96%
G20 Equity BRI G20 Sharia Equity Dollar 20,73% 2,35% 6,86% 16,30% 7,01%
Develop Market Equity Schroder Global Sharia Equity (USD) 17,25% 1,71% 7,18% 18,51% 6,75%

 

PROFIL RISIKO ASSET CLASS PRODUK INVESTASI KINERJA*
DENOMINASI RUPIAH 1 tahun  1 bulan 3 bulan 6 bulan YTD
Low To Medium Fixed Income Batavia Dana Obligasi Ultima 0,80% -0,27% 0,05% 0,61% -0,11%
Fixed Income BNP Paribas Prima II kelas RK1 4,18% -0,07% 0,77% 2,50% 0,59%
Fixed Income Eastspring Investments IDR High Grade Kelas A 3,58% -0,41% 0,00% 2,73% -0,18%
Fixed Income Maybank Dana Obligasi Negara 2,17% -0,55% -0,57% 1,23% -0,71%
Medium To High Index Equity Allianz Alpha Rotation 9,17% 2,02% 6,36% 2,75% 5,31%
Tematic Equity Batavia Disruptive Equity 11,79% 0,64% 3,48% 3,66% 2,46%
Big Cap Equity BNP Paribas Ekuitas 8,30% 0,85% 4,60% 3,20% 3,61%
Tematic Equity Eastspring Investment Alpha Navigator Kelas A 10,63% 1,56% 7,46% 2,86% 6,69%
Big Cap Equity Maybank Dana Ekuitas 15,24% 1,90% 9,12% 7,37% 7,73%
All Cap Equity Schroder Dana Prestasi 5,76% 1,21% 4,99% 2,99% 3,89%
Index Index Harga Saham Gabungan 8,96% 0,34% 0,89% 5,37% 0,51%

*= NAV 27 Maret 2024

Disclaimer

Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia, Tbk (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia.