20 November 2023

Domestik

Sepekan terakhir IHSG mengalami penguatan sebesar 2,47% didorong oleh sektor infrastruktur dan sektor teknologi yang masing-masing menyumbang 9,42% dan 2,74% terhadap indeks. Investor asing juga melakukan aksi beli sebesar Rp615,45 miliar yang didominasi oleh pembelian pada saham BBCA, AMMN, BMRI, BBRI dan AMRT.

Imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia juga mengalami penurunan dari puncaknya pada bulan Oktober, dimana saat ini imbal hasil obligasi 2 tahun dan 10 tahun masing-masing berada pada level 6,89% dan 6,95%. Namun, tingkat imbal hasil saat ini masih relatif menarik dan lebih tinggi dibandingkan tingkat rata-rata satu tahun masing-masing sebesar 6,24% dan 6,67%. Ekuitas tetap menarik karena kita mengantisipasi pendanaan politik dan belanja sosial sebelum akhir tahun. Rupiah pun kembali menguat ke kisaran level 15.500 dari hampir mencapai level 16.000 di akhir Oktober.

Surplus perdagangan Indonesia turun menjadi USD 3,48 miliar pada bulan Oktober 2023 dari USD 5,59 miliar pada bulan yang sama tahun 2022, dibandingkan dengan perkiraan surplus USD3 miliar, karena ekspor turun lebih besar dibandingkan impor.

Amerika

Sejak dirilisnya angka inflasi Amerika Serikat yang terus mengalami tren penurunan, pasar memperkirakan suku bunga Amerika Serikat telah mencapai puncaknya, sehingga meminimalkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut pada pertemuan FOMC mendatang. Faktanya, inflasi bulanan di bulan Oktober stagnan, terakhir terlihat pada Juli 2022. Akibatnya, imbal hasil treasury Amerika Serikat untuk tenor 2 tahun dan 10 tahun turun masing-masing menjadi 4,83% dan 4,43%. Pertanyaan yang tersisa adalah berapa lama suku bunga akan bertahan pada level saat ini sebelum akhirnya turun. Probabilitas suku bunga Fed terbaru menurut CME FedWatch Tool juga menunjukkan bahwa penurunan suku bunga mungkin terjadi lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, dengan penurunan suku bunga paling awal mungkin terjadi pada awal Mei 2024. Namun perlu diingat bahwa pasar telah salah dalam memperkirakan puncaknya. suku bunga di beberapa akun karena volatilitas dari peristiwa global.

Asia Pasifik

Penjualan ritel Tiongkok melonjak 7,6% tahun ke tahun pada Oktober 2023, naik dari kenaikan 5,5% pada bulan sebelumnya dan melampaui ekspektasi pasar sebesar 7%. Ini menandai bulan kesepuluh berturut-turut pertumbuhan omset ritel dan ekspansi tercepat sejak Mei, karena penjualan menunjukkan peningkatan signifikan di berbagai sektor. Untuk periode Januari hingga Oktober, penjualan ritel meningkat 6,9% dibandingkan periode yang sama tahun 2022

Tingkat pengangguran perkotaan Tiongkok yang disurvei adalah 5% pada Oktober 2023, sama seperti bulan sebelumnya. Tingkat pengangguran di 31 kota besar dan kota kecil turun tipis menjadi 5% pada Oktober dari 5,2% pada bulan sebelumnya. Melihat ke depan hingga 2023, pemerintah telah menetapkan target untuk tingkat pengangguran menjadi sekitar 5,5%, dengan tujuan menciptakan sekitar 12 juta pekerjaan perkotaan baru.

Sumber : Refinitiv

Data Makro

  Data Makro

Sekarang

Sebelumnya

PDB ID

4,94 %

5,17 %

Inflasi ID

2,56 %

2,28 %

Suku Bunga ID

6 %

5,75 %

Pengangguran ID

5,45 %

5,86 %

Neraca Dagang ID

$3,48 Bio

$3,42 Bio

 

Kalender Ekonomi

Minggu Ini

Tanggal

Indikator Ekonomi

Data Konsensus

Data Sebelumnya

Tanggal Indikator Ekonomi Data Konsensus Data Sebelumnya
20 November CN – Loan Prime Rate 4,2% 4,2$
21 November ID – Current Account -$1,7 Bio -$1,9 Bio
23 November ID – Interest Rate 6% 6%

 

Minggu Sebelumnya

Tanggal

Indikator Ekonomi

Data Aktual

Data Konsensus

Data Sebelumnya

14 November US – Inflation m/m 0% 0,1% 0,4%
US – Inflation y/y 3,2% 3,3% 3,7%
US – Core Inflation m/m 0,2% 0,3% 0,3%
US – Core Inflation y/y 4% 4,1% 4,1%
15 November ID -  Trade Balance $3,48 Bio $3,3 Bio $3,42 Bio
CN – Unemployment Rate 5% 5% 5%
16 November US – Initial Jobless Claim 231k 219k 217k

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO

ASSET CLASS

PRODUK INVESTASI

KINERJA*

DENOMINASI USD

1 tahun

1 bulan

3 bulan

6 bulan

YTD

Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana USD Nusantara 2,95% -1,70% -6,24% -7,94% -4,68%
Fixed Income BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 3,68% -0,83% -3,34% -3,73% -1,40%
Fixed Income Danareksa Melati Premium Dollar -1,06% -1,69% -6,00% -6,21% -4,08%
Fixed Income Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A 1,42% 0,23% 0,04% -0,75% 0,32%
Medium to High Local Equity Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar  12.8%** - - - -
Global Equity Batavia Global ESG Sharia Equity USD 8,39% -3,11% -7,53% -2,23% 5,55%
China Equity BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD RK1 13,17% -0,90% -11,26% -8,03% 11,15%
Technology Equity BNP Paribas DJIM Global Techno Titans 50 Syariah USD 34,47% -0,89% -7,22% 7,95% 35,02%
G20 Equity Danareksa G20 Sharia Equity Dollar 10,27% -3,77% -8,16% -3,96% 2,83%
Develop Market Equity Schroder Global Sharia Equity (USD) 5,08% -1,61% -6,28% -3,92% 1,85%

 

PROFIL RISIKO

ASSET CLASS

PRODUK INVESTASI

KINERJA*

DENOMINASI RUPIAH

1 tahun

1 bulan

3 bulan

6 bulan

YTD

Low Money Market Manulife Dana Kas II Kelas A 3,51% 0,31% 0,96% 1,97% 3,03%
Money Market Maybank Dana Pasar Uang 3,83% 0,37% 1,10% 2,17% 3,34%
Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana Obligasi Nusantara 0,18% -1,04% -4,12% -4,05% -3,61%
Fixed Income Eastspring Investments IDR High Grade Kelas A 6,85% -1,06% -3,50% -1,37% 1,67%
Fixed Income Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A 6,01% -1,48% -3,96% -1,07% 1,91%
Fixed Income Maybank Dana Obligasi Negara 5,71% -1,26% -3,72% -1,37% 1,42
Fixed Income Schroder Dana Mantap Plus II 0,73% -1,34% -5,99% -3,33% -2,76%
Medium To High Index Equity Allianz SRI-Kehati Index -5,52% -5,88% -6,36% -3,51% 0,01%
Tematic Equity Batavia Disruptive Equity -0,93% -4,07% -3,71% 0,20% 3,80%
Big Cap Equity BNP Paribas Ekuitas -2,82% -4,73% -5,46% -3,83% 1,08%
All Cap Equity Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A -2,06% -4,38% -3,92% -0,18% 2,00%
Big Cap Equity Maybank Dana Ekuitas -8,11% -5,78% -6,18% -1,50% 1,27%
All Cap Equity Schroder Dana Prestasi -2,33% -4,29% -6,36% -3,57% -0,61%
Index Index Harga Saham Gabungan -4,88% -2,70% -2,58% -2,36% -1,44%

*= NAV 31 Oktober 2023
** = CAGR

Disclaimer

Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.

PT Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)