25 September 2023

Domestik

Sepekan terakhir IHSG mengalami penguatan sebesar 0,49% dan kembali memasuki angka psikologis 7.000 didorong oleh sektor consumer non-cyclicals dan sektor infrastruktur yang masing-masing menyumbang 1,42% dan 1,35% terhadap indeks namun kenaikan IHSG juga diikuti dengan aksi beli investor asing. Investor asing melakukan aksi beli sebesar Rp683,29 miliar yang didominasi oleh pembelia pada saham AMMN, TLKM, BBCA, BMRI, dan EXCL. Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakan sebesar 5,75% selama delapan bulan berturut-turut, sesuai dengan perkiraan yang luas. Keputusan ini diambil meskipun Federal Reserve (The Fed) telah memberikan sinyal pengetatan kebijakan moneter sebelumnya. Bank Indonesia terus menekankan pentingnya menjaga stabilitas nilai tukar sebagai upaya untuk mengatasi tekanan eksternal yang meningkat. Walaupun Bank Indonesia mengungkapkan kehati-hatian terhadap rencana The Fed untuk menjaga suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, Bank Indonesia sekarang memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin pada awal November. Ini berbeda dari perkiraan sebelumnya yang menyebutkan dua kenaikan. Bank Indonesia juga mempertahankan perkiraan saldo transaksi berjalan berkisar antara -0,4% dan 0,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2023.

Amerika

Minggu ini, kita menyaksikan keputusan Federal Reserve (The Fed) mengenai suku bunga, serta proyeksi dan pandangan mereka untuk beberapa tahun ke depan. Keputusan terbaru FOMC (Federal Open Market Committee) untuk mempertahankan suku bunga tidak mengejutkan pasar, mengingat tren disinflasi baru-baru ini di Amerika Serikat dan beberapa indikasi perlambatan di pasar tenaga kerja. Ini memberikan ruang bagi The Fed untuk menunda kenaikan suku bunga dan mempertahankannya pada tingkat yang sama untuk saat ini. Sementara itu, Bank Indonesia juga memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakan mereka di kisaran 5,50-5,75% dan memproyeksikan tingkat inflasi sekitar 3% pada akhir tahun 2023.

Proyeksi baru yang dikeluarkan oleh The Fed menunjukkan sikap yang lebih hawkish/agresif untuk meningkatkan suku bunga, terutama dalam hal pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, penurunan tingkat pengangguran, dan tingkat inflasi PCE yang lebih tinggi yang diperkirakan akan berlangsung dari tahun 2023 hingga 2025. Meskipun proyeksi jangka panjang tetap sama, proyeksi tingkat Federal Funds Rate untuk tahun 2024 dan 2025 telah direvisi ke atas. The Fed menyadari bahwa inflasi masih di atas target mereka dan mengindikasikan bahwa penurunan suku bunga baru akan mulai pada tahun 2024. Namun, mereka juga berhati-hati untuk tidak terlalu agresif dalam mengetatkan kebijakan moneter karena mereka ingin menghindari resiko "mengencangkan" perekonomian secara berlebihan. Kemungkinan terjadinya soft landing ekonomi Amerika Serikat semakin kecil.

Asia Pasifik

People's Bank of China (PBoC) mempertahankan suku bunga pinjaman pada penetapan September, karena pembuat kebijakan menilai dampak dari langkah-langkah pelonggaran sebelumnya, termasuk penurunan suku bunga pada bulan Agustus dan pengurangan baru-baru ini dalam rasio persyaratan cadangan untuk bank. Suku bunga dasar kredit (LPR) satu tahun, yang merupakan fasilitas pinjaman jangka menengah yang digunakan untuk kredit korporasi dan rumah tangga, tidak berubah pada rekor terendah sebesar 3,45% dan suku bunga lima tahun, referensi untuk hipotek, ditahan di 4,2% untuk bulan ketiga berturut-turut. Langkah Rabu sejalan dengan ekspektasi pasar, datang setelah bank sentral pekan lalu membiarkan suku bunga kebijakan jangka menengahnya tidak berubah. Ekonomi tingkok menunjukkan beberapa tanda perbaikan pada bulan Agustus, terutama dalam produksi industri dan penjualan ritel. Kondisi inflasi juga membaik setelah negara itu tergelincir ke dalam deflasi awal tahun ini. Namun, prospek ekonomi secara keseluruhan tetap tidak pasti, di tengah permintaan luar negeri yang lemah dan penurunan properti.

Sumber : Refinitiv

Data Makro

  Data Makro

Sekarang

Sebelumnya

PDB ID

5,17 %

5,04 %

Inflasi ID

3,27 %

3,08 %

Suku Bunga ID

5,75 %

5,75 %

Pengangguran ID

5,45 %

5,86 %

Neraca Dagang ID

$3,12 Bio

$1,31 Bio

 

Kalender Ekonomi

Minggu Ini

Tanggal

Indikator Ekonomi

Data Konsensus

Data Sebelumnya

28 September

US – Initial Jobless Claim

217k

201k

US – Final GDP q/q

2,2%

2%

 

Minggu Sebelumnya

Tanggal

Indikator Ekonomi

Data Aktual

Data Konsensus

Data Sebelumnya

21 September

US – Interest Rate

5,5%

5,5%

5,5%

ID – Interest Rate

5,75%

5,75%

5,75%

US – Initial Jobless Claim

201k

222k

220k

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO

ASSET CLASS

PRODUK INVESTASI

KINERJA*

DENOMINASI USD

1 tahun

1 bulan

3 bulan

6 bulan

YTD

Low To Medium

Fixed Income

Ashmore Dana USD Nusantara

1,87%

-0,11%

-2,78%

0,76%

0,25%

Fixed Income

BNP Paribas Prima USD Kelas RK1

1,55%

0,02%

-0,72%

1,93%

1,29%

Fixed Income

Danareksa Melati Premium Dollar

0,75%

0,22%

-1,23%

1,55%

0,67%

Medium to High

Local Equity

Ashmore Dana USD Equity Nusantara

-6,63%

0,71%

1,68%

5,45%

9,62%

Global Equity

Batavia Global ESG Sharia Equity USD

15,92%

-0,36%

5,01%

7,26%

11,79%

Develop Market Equity

BNP Paribas Cakra Syariah USD RK1

15,32%

0,66%

3,98%

10,46%

16,77%

G20 Equity

Danareksa G20 Sharia Equity Dollar

16,36%

-0,48%

5,86%

4,74%

9,46%

Develop Market Equity

Manulife Saham Syariah Global Dividen Dolar AS

6,84%

-2,90%

-0,15%

2,76%

6,34%

 

PROFIL RISIKO

ASSET CLASS

PRODUK INVESTASI

KINERJA*

DENOMINASI RUPIAH

1 tahun

1 bulan

3 bulan

6 bulan

YTD

Low

Money Market

Maybank Dana Pasar Uang

3,54%

0,33%

1,07%

2,00%

2,60%

Money Market

Manulife Dana Kas II Kelas A

3,12%

0,29%

0,96%

1,83%

2,37%

Low To Medium

Fixed Income

Ashmore Dana Obligasi Nusantara

2,65%

0,08%

-1,89%

2,20%

0,43%

Fixed Income

Eastspring Investments IDR High Grade Kelas A

8,72%

-0,07

0,83%

4,37%

5,16%

Fixed Income

Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A

8,11%

-0,15%

1,07%

4,85%

5,90%

Fixed Income

Maybank Dana Obligasi Negara

7,82%

-0,19%

0,47%

4,53%

5,12%

Medium To High

Index Equity

Allianz SRI-Kehati Index

7,20%

-0,89%

2,27%

9,50%

9,48%

Tematic Equity

Batavia Disruptive Equity

6,07%

1,20%

4,73%

7,83%

9,69%

Big Cap Equity

BNP Paribas Ekuitas

5,25%

-0,04%

3,13%

6,15%

7,14%

All Cap Equity

Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A

4,82%

1,00%

4,63%

8,11%

7,40%

All Cap Equity

Schroder Dana Prestasi

10,29%

0,50%

4,02%

5,08%

6,88%

Index

Index Harga Saham Gabungan

-2,45%

1,32%

5,19%

1,94%

1,85%

*= NAV 1 September 2023

Disclaimer

Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.

PT Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)