28 Agustus 2023

Domestik

Sepekan terakhir IHSG mengalami penguatan sebesar 0,52% didorong oleh sektor industri dasar dan sektor transportasi yang masing-masing menyumbang 5,47% dan 3,34% terhadap indeks dan juga adanya aksi beli yang dilakukan investor asing sebesar Rp483.40 miliar yang didominasi oleh pembelian pada saham BMRI, BRMS, BUMI, BBNI dan TLKM. Bank Indonesia baru-baru ini mengumumkan peluncuran instrumen baru bernama SRBI (Bank Sekuritas Rupiah Indonesia), yang akan aktif mulai tanggal 15 September. SRBI merupakan instrumen utang dengan tenor pendek, berkisar antara 1 minggu hingga 12 bulan, dan menggunakan obligasi pemerintah yang dimiliki oleh Bank Indonesia sebagai aset mendasarinya. Dengan terbatasnya pasokan obligasi pemerintah Indonesia, terutama dalam lelang obligasi terbaru, SRBI diharapkan menjadi alternatif investasi bagi para investor yang ingin tetap berinvestasi dalam utang lokal Indonesia. Instrumen ini menawarkan risiko yang lebih rendah namun tetap memberikan imbal hasil yang menarik. Peluncuran instrumen SRBI oleh Bank Indonesia diharapkan dapat memberikan alternatif investasi yang menarik bagi para investor, serta berkontribusi pada stabilitas ekonomi dan mata uang Rupiah. Namun, penting untuk diingat bahwa ada risiko-risiko yang perlu diwaspadai, terutama mengingat kondisi pasar global dan kebijakan suku bunga Amerika Serikat yang dapat memengaruhi pasar keuangan Indonesia.

Amerika

Penurunan PMI komposit Amerika Serikat S&P pada Agustus 2023 menjadi 50,4, di bawah ekspektasi pasar, mencerminkan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini menunjukkan perlunya pemantauan lebih lanjut terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas ekonomi, serta potensi dampaknya terhadap kebijakan moneter dan stabilitas pasar. Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dalam pidatonya di pertemuan Bank Sentral Kansas City di Jackson Hole, Wyoming, tidak memberikan tanda-tanda yang kuat akan penurunan suku bunga pada tahun 2024. Meskipun membahas kebijakan moneter dan kekuatan ekonomi Amerika Serikat, Powell membuka kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut, menunjukkan kepercayaannya terhadap penguatan ekonomi.

Asia Pasifik

Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) telah mengambil tindakan untuk merespons situasi ekonomi dengan memangkas suku bunga dasar pinjaman (LPR) selama 1 tahun sebesar 10 basis poin (bps) menjadi rekor terendah 3,45%. Namun, suku bunga dasar pinjaman selama 5 tahun tetap stabil pada 4,2%, yang digunakan sebagai referensi untuk hipotek. Keputusan ini diumumkan pada hari Senin dan menjadi tindak lanjut dari penurunan suku bunga pinjaman jangka pendek dan kebijakan suku bunga jangka menengah yang tak terduga oleh bank sentral minggu sebelumnya. Langkah ini sejalan dengan upaya PBoC untuk mencapai keseimbangan antara mendukung perekonomian Tiongkok yang sedang goyah dan mencegah melemahnya nilai tukar yuan lebih lanjut.

Sumber : Refinitiv

Data Makro

  Data Makro

Sekarang

Sebelumnya

PDB ID

5,17 %

5,04 %

Inflasi ID

3,08 %

3,52%

Suku Bunga ID

5,75 %

5,75 %

Pengangguran ID

5,45 %

5,86 %

Neraca Dagang ID

$1,31 Bio

$3,45 Bio

 

Kalender Ekonomi

Minggu Ini

Tanggal

Indikator Ekonomi

Data Konsensus

Data Sebelumnya

31 Agustus

CN - Manufacturing PMI

49,1

49,3

US – Initial Jobless Claim

236k

230k

01-Sep

US - Unemployment Rate

3,5%

3,5%

 

Minggu Sebelumnya

Tanggal

Indikator Ekonomi

Data Aktual

Data Konsensus

Data Sebelumnya

24 Agustus

ID -  Interest Rate Decision

5,75%

5,75%

5,75%

US – Initial Jobless Claim

230k

241k

239k

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO

ASSET CLASS

PRODUK INVESTASI

KINERJA*

DENOMINASI USD

1 tahun

1 bulan

3 bulan

6 bulan

YTD

Low To Medium

Fixed Income

Ashmore Dana USD Nusantara

1,62%

-1,54%

-1,67%

-0,18%

1,81%

Fixed Income

BNP Paribas Prima USD Kelas RK1

1,04%

-0,01

-0,38%

0,24%

2,04%

Fixed Income

Danareksa Melati Premium Dollar

1,63%

-0,05

-0,20%

0,24%

2,06%

Medium to High

Local Equity

Ashmore Dana USD Equity Nusantara

-6,00%

-0,27%

0,52%

3,53%

9,45%

Global Equity

Batavia Global ESG Sharia Equity USD

12,32%

2,86%

5,73%

8,44%

14,14%

Develop Market Equity

BNP Paribas Cakra Syariah USD RK1

8,92%

2,56%

5,78%

10,06%

18,17%

G20 Equity

Danareksa G20 Sharia Equity Dollar

11%

3,84%

4,57%

4,44%

11,96%

Develop Market Equity

Manulife Saham Syariah Global Dividen Dolar AS

5,99%

1,76%

3,08%

6,09%

11,36%

 

PROFIL RISIKO

ASSET CLASS

PRODUK INVESTASI

KINERJA*

DENOMINASI RUPIAH

1 tahun

1 bulan

3 bulan

6 bulan

YTD

Low

Money Market

Maybank Dana Pasar Uang

3,46%

0,40%

1,08%

1,94%

2,24%

Money Market

Manulife Dana Kas II Kelas A

2,98%

0,35%

1,01%

1,78%

2,06%

Low To Medium

Fixed Income

Ashmore Dana Obligasi Nusantara

3,46%

-0,20%

0,16%

1,72%

0,62%

Fixed Income

Eastspring Investments IDR High Grade Kelas A

8,92%

0,32%

2,35%

3,83%

5,50%

Fixed Income

Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A

9,20%

0,51%

3,11%

4,43%

6,22%

Fixed Income

Maybank Dana Obligasi Negara

8,20%

0,13%

2,57%

3,87%

5,47%

Medium To High

Index Equity

Allianz SRI-Kehati Index

13,00%

0,84%

1,58%

9,66%

9,46%

Tematic Equity

Batavia Disruptive Equity

4,63%

0,61%

3,67%

5,04%

7,39%

Big Cap Equity

BNP Paribas Ekuitas

8,21%

1,05%

1,22%

5,41%

6,38%

All Cap Equity

Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A

6,09%

2,06%

3,37%

5,88%

5,63%

All Cap Equity

Schroder Dana Prestasi

13,02

1,31%

2,43%

4,55%

5,58%

Index

Index Harga Saham Gabungan

3,37%

-1,18%

-0,42%

0,35%

0,52%

*NAV 1 Agustus 2023

Disclaimer

Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.

PT Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)