31 Juli 2023
Sepekan terakhir IHSG mengalami penguatan sebesar 0,28% didorong oleh sektor energi dan industri dasar yang masing-masing menyumbang 1,69% dan 2,35% terhadap indeks dan juga adanya aksi beli yang dilakukan investor asing sebesar Rp886,93 miliar yang didominasi oleh pembelian pada saham BBCA, BBRI, BMRI, FILM dan UNTR. Ditengah panasnya berita kenaikan suku bunga, Indonesia berada di kondisi yang berbeda dimana inflasi berada di dalam kisaran target BI dan BI tidak memiliki tekanan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut. Saham perbankan di Indonesia juga merilis laporan keuangan dengan laba yang baik menunjukkan hasil yang kuat dari bank-bank besar.
Pasar percaya bahwa kemungkinan 80% suku bunga Fed dipertahankan dalam pertemuan mendatang sebelum memulai penurunannya pada tahun 2024. Sementara itu, dot plot Fed menunjukkan perkiraan kenaikan suku bunga lainnya tahun ini ke level 5,5-5,75%, sebelum memulai penurunannya di tahun 2024. Bank Indonesia juga memperkirakan The Fed akan kembali menerapkan kenaikan suku bunga di bulan September. Data PDB terbaru dari Amerika Serikat tampaknya mendukung perkiraan ini, dengan ekonomi Amerika Serikat tumbuh 2,4% tahunan pada kuartal kedua dibandingkan dengan 2% pada kuartal sebelumnya serta di atas perkiraan 1,8%. Imbal hasil treasury Amerika Serikat 10 tahun naik di atas 4% minggu ini di belakang kemungkinan baru kenaikan suku bunga karena pertumbuhan ekonomi yang kuat.
Pasar Tiongkok saat ini tengah menantikan stimulus yang dijanjikan oleh pemerintah pusat. Adapun stimulus yang dijanjikan adalah untuk penangguhan pembayaran hutang untuk sektor properti sehingga mengakibatkan pasar sektor properti mengalami kenaikan signifikan. Penghematan juga dilakukan ditengah perlambatan ekonomi dengan menurunkan gaji pegawai negeri. Namun hal ini juga dapat mengakibatkan penurunan pada penjualan ritel.
Sumber : Refinitiv
Data Makro
Data Makro |
Sekarang |
Sebelumnya |
---|---|---|
PDB ID |
5,03 % |
5,01 % |
Inflasi ID |
3,52 % |
4% |
Suku Bunga ID |
5,75 % |
5,75 % |
Pengangguran ID |
5,45 % |
5,86 % |
Neraca Dagang ID |
$3,45 Bio |
$0,44 Bio |
Kalender Ekonomi
Minggu Ini |
|||
---|---|---|---|
Tanggal |
Indikator Ekonomi |
Data Konsensus |
Data Sebelumnya |
31 Juli |
CN - Manufacturing PMI |
48,9 |
49 |
1 Agustus |
US - Manufacturing PMI |
46,9 |
46 |
ID - Inflation Rate y/y |
3,2% |
3,52% |
|
ID - Inflation Rate m/m |
0,2% |
0,14% |
|
ID - Core Inflation y/y |
2,5% |
2,58% |
|
3 Agustus |
US - Initial Jobless Claim |
227k |
221k |
4 Agustus |
US - Unemployment Rate |
3,6% |
3,6% |
Minggu Sebelumnya |
||||
---|---|---|---|---|
Tanggal |
Indikator Ekonomi |
Data Aktual |
Data Konsensus |
Data Sebelumnya |
25 Juli |
US - Consumer Confidence |
117 |
112,1 |
109,7 |
ID - Interest Rate |
5,75% |
5,75% |
5,75% |
|
26 Juli |
US - Interest Rate |
5,50% |
5,50% |
5,25% |
27 Juli |
US - Initial Jobless Claim |
221k |
236K |
228K |
Produk Fokus
Profil Risiko |
Produk Investasi |
Kinerja (%)* |
|
---|---|---|---|
Denominasi USD |
1 tahun |
1 bulan |
|
Low to medium | Ashmore Dana USD Nusantara | 6,76 | 0,29 |
BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 | 3,75 | 0,02 | |
Danareksa Melati Premium Dollar | 2,83 | 0,19 | |
Medium to High | Ashmore Dana USD Equity Nusantara | -1,07 | 1,79 |
Batavia Global ESG Sharia Equity USD | 14,70 | 3,10 | |
BNP Paribas Cakra Syariah USD RK1 | 15,14 | 1,89 | |
Danareksa G20 Sharia Equity Dollar | 13,67 | 3,19 |
Profil Risiko |
Produk Investasi |
Kinerja (%)* |
|
---|---|---|---|
Denominasi IDR |
1 tahun |
1 bulan |
|
Low to medium | Ashmore Dana Obligasi Nusantara | 7,24 | 0,93 |
Eastspring Investments IDR High Grade Kelas A | 9,14 | 0,83 | |
Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A | 9,63 | 0,86 | |
Maybank Dana Obligasi Negara | 8,33 | 0,67 | |
Medium to High | Allianz SRI-Kehati Index | 9,99 | 0,76 |
Batavia Disruptive Equity | 7,72 | 1,91 | |
BNP Paribas Ekuitas | 9,80 | 1,34 | |
Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A | 6,55 | 0,83 | |
Schroder Dana Prestasi | 13,84 | 1,42 |
* = NAV 27 Juni 2023
Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.
PT Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)